Banjir di Sumbar, Sudah 2.000 Rumah Hanyut, 6 Orang Tertimbun, Begini Rupanya...

Banjir di Sumbar, Sudah 2.000 Rumah Hanyut, 6 Orang Tertimbun, Begini Rupanya...
Kondisi banjir di Limapuluh koto.
PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hujan yang berlangsung terus-menerus sejak 5 Februari lalu mengakibatkan banjir dan longsor melanda beberapa kabupaten di Sumatera Barat. Setidaknya ada 2.000 rumah hanyut disapu air, 6 orang dilaporkan sempat tertimbun longsoran.
 
Daerah yang dilanda bencana antara lain Kabupaten Agam, Solok Selatan, dan Limapuluh Kota. Di Kabupaten Solok Selatan, banjir dan longsor terjadi di tiga kecamatan, yaitu Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir. "Banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Bangko, Sungai Batang Suliti, dan Sungai Batang Lolo," kata Sutopo melalui keterangan tertulisnya pada Senin, 8 Februari 2016.
 
Banjir dan longsor menyebabkan jalan Muaralabuh-Padang Aro Kerinci putus total. Longsoran tanah yang terjadi pada Sabtu lalu pukul 20.00 WIB menimpa rumah warga dan menyebabkan enam orang tertimbun.
 
Dari enam orang yang tertimbun, dua di antaranya telah dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Sedangkan empat lain masih dalam proses pencarian.
 
Banjir juga menyebabkan 2.000 rumah terendam dengan ketinggian air hingga 1,5 meter. Sawah 100 hektare juga terendam banjir setinggi 1 meter. Dua jembatan kabupaten putus, sehingga lalu lintas Payakumbuh-Pekanbaru lumpuh total. "Saat ini kondisi masih hujan," ujar Sutopo seperti dirilis dari Tempo.
 
Luapan Sungai Batang Lembang juga menyebabkan banjir di Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Tanjung Harapan, dan Kelurahan Kampai Tabu Karambia, Kota Solok. Sebanyak 36 rumah terendam banjir. Sedangkan di Kabupaten Agam, longsor terjadi pada Minggu lalu pukul 02.00 WIB.
 
Menurut Sutopo, material longsor sepanjang 15 meter dengan tinggi 2,5 meter sempat menutup akses jalan yang menghubungkan Bukittinggi dengan Lubuk Sikaping. Namun saat ini jalan tersebut telah dapat dilalui kendaraan.
 
Selain itu, banjir terjadi di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota. Seratus rumah terendam banjir hingga 1 meter. Satu orang bernama Padri, 16 tahun, dikabarkan hanyut dan ditemukan tewas.
 
Saat ini, tutur Sutopo, BPBD bersama TNI, Polri, PMI, Basarnas, SKPD, dan masyarakat telah melakukan pendataan dan penanganan darurat. Beberapa posko didirikan untuk membagikan makanan siap saji. Hujan yang masih berlangsung diakui Sutopo menyulitkan penanganan di lokasi.(R01/i)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index