AMMPER Seruduk Kejati Riau, Tuding 'Trio Rahman' Monopoli Proyek

AMMPER Seruduk Kejati Riau, Tuding 'Trio Rahman' Monopoli Proyek

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Aliansi Mahasiwa Masyarakat dan Pemuda Riau (AMMPER), Senin (22/02/) siang sekitar pukul 11.00 wib di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, kembali berunjukrasa.

Kedatangan mahasiswa tersebut, untuk mempertanyakan aparat penegak hukum dalam penanganan mengusut dugaan korupsi di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, yang diduga dimotori oleh Trio Rahman.

“Jangankan Trio Rahman, Penjajah pun bisa kita usir dari negara ini,” ucap Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi AMMPER, Erlangga di depan Kantor Kejati Riau.

Dia menyebutkan, ada dugaan indikasi Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) dan ‎monopoli proyek di tubuh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, yang diduga melibatkan tiga kakak beradik yang mereka sebut sebagai Trio Rahman yakni Plt Gubri Arsyad Juliandi Rahman, Anto Rahman dan Juni Rahman.

‎Selain itu, mereka juga menuding nama-nama seperti Irma Rahman, Ari Nugroho, Ornalis, Yul Tarigan, Hamid Indra dan Edwar, diduga terlibat juga dalam praktik tersebut.

“Kasus ini sudah diperingatkan oleh Mendagri‎. Tapi kok diacuhkan. Kami dengar KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi, red) sedang di Pekanbaru. Jadi, tolong dengar suara kami,” ujar Erlangga.

Sejumlah proyek dan pratik ilegal di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menggunakan APBD Riau 2015 sebesar Rp2 Trilyun. Sayangnya, dalam aksi ini pendemo tidak menyertakan data-data pendukung.‎

Selain tuntutan kasus dugaan korupsi, dalam aksinya, AMMPER meminta Kepolisian Resor (Polres) menghentikan pemeriksaan terhadap sejumlah mahasiswa antara lain Dodi Sugiarto, Erlangga dan lainnya, yang dilaporkan oleh Arsyadianto Rahman alias Anto Rahman atas tuduhan pencemaran nama baik atas aksi serupa yang dilakukan sebelumnya.

‎Pantauan dilokasi aksi, sebelum tiba dari longmarch di depan kantor Kejati Riau, massa AMMPER berkumpul di samping kantor Gubernur Riau dan Pustaka Wilayah (Puswil) Soeman HS.

‎Saat di titik kumpul itu, puluhan massa Pemuda Pancasila (PP) berseragam lengkap menghadang para pendemo. Mereka meminta spanduk para pendemo. Namun, sebelum situasi berujung bentrok, beberapa petugas polisi berpakaian preman langsung menengarai kedua belah pihak.

Akhirnya, massa AMMPER tetap beraksi sementara Pemuda Pancasila terpaksa harus ‎menerima saran kepolisian lantaran tak menyampaikan surat pemberitahuan. (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index