Ditendang, Dipukul, Seperti Binatang, Nenek 74 Tahun Ini Minta Polisi Tangkap Anaknya

Ditendang, Dipukul, Seperti Binatang, Nenek 74 Tahun Ini Minta Polisi Tangkap Anaknya
Nenek Soni saat melapor ke Polresta Medan. Foto: tobasatu.com

MEDAN (RIAUSKY.COM) - Seorang wanita renta bernama Soni Boru Siregar (74) mendatangi Polresta Medan, Senin, 14 Maret 2016 sore. Dia melaporkan, dirinya tidak ditahan karena kerap disiksa dan diancam bunuh oleh anaknya yang kecanduan narkoba.

 
"Saya mau melaporkan anak saya. Selama ini anak saya bernama Bp (48), sering menggunakan sabu-sabu di rumah. Dia juga sering menghancurkan rumah dengan batu kalau mengamuk," kata Soni dengan berurai air mata seperti dilansir dari Fokus Medan.
 
Nenek yang tinggal di Jalan Pelita IV, Gang Sejahtera itu mengaku kerap dimaki-maki oleh anak ketiganya itu. Selain itu dia juga kerap diperlakukan kasar layaknya seekor hewan.
 
"Sudah seperti binatang saya dibuatnya. Kalau enggak dikasih uang, dia melempari rumah pakai batu. Sudah enggak tau lagi saya harus mengadu ke mana," katanya.
 
Selama putranya itu menggunakan narkoba, Soni hanya bisa berdiam diri di dalam kamar. Jika dia melarang anaknya agar tidak menggunakan sabu, anak itu lalu berlaku kasar, bahkan nyaris memukul wajah wanita renta tersebut.
 
"Bantulah opung (nenek). Enggak tau lagi lah opung gimana menghadapi anak opung ini. Mungkin dia berharap opung cepat mati," lirihnya.
 
Wakasat Res Narkoba Polresta Medan, AKP Wira Prayatna, mengatakan, pihaknya setelah mendapat laporan dari warga langsung meminta Soni untuk datang ke Sat Res Narkoba Polresta Medan. Di kantor polisi, Wira langsung mencatat dan mendengar keluhan wanita tua tersebut.
 
Laporan nek Soni bukan tak beralasan, hal itu terpaksa ia lakukan lantaran kerap diancam bunuh oleh anak kandungnya yang pecandu berat sabu-sabu. Selain penganiayaan, nek Soni juga mengatakan kalau anaknya suka menghancurkan rumah jika permintaannya tidak dituruti.
 
Dia juga sering disiksa. Akibat siksaan yang dialaminya, nek Soni harus mendapat perawatan di RS Haji Medan lantaran mengalami patah tulang dan bengkak di perut. “Dia menendang saya hingga saya harus kemo di Rumah Sakit Haji nak,” katanya lirih.
 
“Saya tidak punya uang nak, saya berharap agar dia (Bp,red) ditangkap polisi, saya takut dibunuhnya,” katanya dengan napas tersengal.(R01/i)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index