Hadapi MEA, IWARA Gelar Pelatihan Decoupage

Hadapi MEA, IWARA Gelar Pelatihan Decoupage
Ketua PKK Kabupaten Pelalawan , Hj Ratna Mainar Harris didampingi Penasehat IWARA Azrina Rudi Fajar tengah memantau pelatihan pembuatan decoupage yang diikuti oleh anggota IWARA dan masyarakat Pangkalan Kerinci

PANGKALAN KERINCI (RIAUSKY.COM) – Memasuki sistem Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),  Ikatan Wanita Riau Andalan (IWARA) bersama Community Development Departement PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menggelar pelatihan decoupage, sebuah seni dekorasi menggunakan bahan kertas, di Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu (BPPUT), Town Site 2 Pangkalan Kerinci, Senin lalu.

 
Pembukaan acara ini dihadiri oleh Ketua PKK Kabupaten Pelalawan, Hj Ratna Mainar Harris, Penasehat IWARA, Azrina Rudi Fajar, Ketua IWARA, Yanti Pramono, Community Development (CD) Officer, Gading  Syahyoga  dan  30 peserta yang berasal dari IWARA dan masyarakat umum.  
 
Salah satu perserta pelatihan, Kartini mengaku sangat bersemangat dengan  adanya pelatihan ini. Wanita yang memakai seragam IWARA bermotif  Batik Bono tersebut mengatakan, pelatihan ini akan menambah kemampuannya untuk membuat kerajinan tangan modern. Selain itu, pelatihan ini juga menjadi ajang silaturahmi dengan anggota IWARA.
 
“Kami sangat tertarik dengan adanya pelatihan ini. Ini salah satu bentuk kekompakan Ibu IWARA. Kami sangat tertarik dengan seni memotong kertas. Apalagi, bahan-bahannya dari bahan bekas. Mendukung gerakan go green juga,” ujar Kartini yang berdomisili di Town Side 1, Pangkalan Kerinci ini. 
 
Azrina Rudi Fajar mengatakan kegiatan ini merupakan ide dirinya bersama anggota IWARA, bagaimana barang bekas seperti botol, kertas bekas dapat menjadi benda yang berguna dan mempunyai nilai jual.
 
“Pemateri Decoupage lansung kami datangkan dari Bandung, ia telah membuat kerajinan tangan ini kurang lebih setahun belakangan. Ini merupakan bukti PT RAPP turut membantu perkembangan masyarakat di Kabupaten Pelalawan,” ungkap Azrina.
 
Ditemui ditempat yang sama, pemateri decoupage, Gita Alfatini menjelaskan decoupage merupakan seni menempelkan potongan-potongan kertas tisu pada suatu wadah, seperti botol, papan, kotak, dompet dan lainnya. Setelah itu, potongan kertas tersebut ditempelkan dengan lem , lalu di varnish agar potongan kertas benar-benar menyatu. 
 
“Keterampilan decoupage berasal dari Perancis.  Saya biasanya memakai kertas tisu yang memiliki banyak motif, seperti motif bunga. Motif tersebut digunting, kemudian direkatkan ke sebuah wadah, kemudian divarnish. Biasanya saya membeli kertas tisu tebut secara online, karena kertas ini merupakan barang impor dari luar negeri. Satu paket harganya Rp 40 ribu dengan isi 20 kertas tisu. Tapi untuk membuat decoupage, tidak hanya kertas tisu yang bermotif,  kertas kado juga dapat dipakai pengganti tisu,” jelasnya.
 
Acara yang ditaja  dari tanggal 14 hingga 15 Maret 2016 dibuka  oleh 
Hj Ratna Mainar Harris. Ia mengapresiasi dan mendukung pelatihan decoupage ini. Tidak hanya itu, ia berharap, agar setelah pelatihan Decoupage ini, para peserta mempraktekkan ilmu yang diberikan oleh pemateri.
 
“Program ini dapat mendukung MEA juga. Karena saat ini saya merasa produk kita ketinggalan. Dengan adanya pelatihan ini produk Indonesia khususnya kabupaten Pelalawan dapat bersaing di mancanegara. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PT RAPP yang selalu mengajak warga di kabupaten Pelawawan untuk mengikuti berbagai macam pelatihan,” terang Ratna.
 
Gading Sahyoga mengatakan kegiatan ini merupakan satu dari banyak kegiatan pendapingan PT RAPP kepada masyarakat. Ia mengatakan semua peserta pelatihan berasal dari kabupaten Pelalawan khususnya Pangkalan Kerinci. Karena PT RAPP ingin berkembang bersama masyarakat sekitarnya.
 
“Bulan Februari 2016 lalu, kami mengadakan pelatihan batik tahap dua. Untuk bulan Maret ini, kami juga ada pelatihan tata boga. Semua kegiatan pelatihan ini dipusatkan di BPPUT,” tutur Gading. (RLS)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index