Merasa Ditekan Warga Soal Pembayaran Tanah, Kades Rambaian Tendang Kursi

Merasa Ditekan Warga Soal Pembayaran Tanah, Kades Rambaian Tendang Kursi

TEMBILAHAN (RIAUSKY.COM)- Bukannya mendapatkan solusi atas permasalahan pembayaran tanah mereka yang sudah diambil perusahaan, warga ini malah dapat sikap tidak simpati dari Kades Rambaian, Gaung Anak Serka.

 
Mereka datang guna menuntut pembayaran 3 Hektare tanah warga telah disepakati untuk dijual dan bahkan telah digarap untuk dijadikan areal perkebunan sawit, namun pembayarannya tak kunjung direalisasikan oleh pihak perusahaan, yakni PT. Citra Palma Kencana (CPK) selaku pembeli.
 
Beberapa orang warga yang tanahnya dijual pun berinisiatif untuk mendatangi kediaman Kepala Desa (Kades) Rambaian ini yang berlokasi di Jalan Ipeda, Tembilahan, Rabu (16/3) siang, guna menanyakan status pembayaran tanah yang telah dijual.
 
Saat dirumah Kades, terjadi percekcokan antara juru bicara warga, Herman dengan Kepala Desa Rambaian.
 
"Maksud kedatangan kami kesini, ingin mempertanyakan komitmen pembayaran tanah oleh pihak perusahaan kepada Bapak (Kades, red) selaku pemimpin desa kami. Ini kan sudah 3 tahun kami menunggu Pak," ujar Herman mengawali percakapan.
 
"Ngapa pula nanya ke Aku masalah ni?, kemarin kan kalian (Warga yang tanahnya dijual, red) sudah setuju untuk menjual tanah tu, sudah tanda tangan," ketus Si Kades dengan nada tinggi.
 
"Tentu kami tanya dengan Bapak, Karena kan Bapak yang kasi izin selaku Kades. Jadi Bapak mau lepas tangan dengan masalah ini?," tanya Herman dengan ekspresi bingung.
 
"Iya, Aku lepas tangan. Aku sudah tanda tangan sampai ke pihak direksi perusahaan (PT. CPK, red). Kenapa pula Aku yang harus bertanggung Jawab?," tukas Kades dengan wajah memerah.
 
"Tak bisa seperti itu Pak, Bapak mau lepas tangan. Tak mungkin perusahaan itu datang, kalau tanpa izin Bapak selaku aparatur desa. Tapi, oke pak, kalau Bapak tetap mau lepas tangan, tak bertanggung jawab atas masalah ni, kami tak masalah. Tapi, lihat aja nanti," tegas Herman dengan nada yang juga mulai tinggi.
 
"Kau mau menekan Aku?. Kalau kau mau nanya realisasi pembayaran tu, ya Kau pergi lah kesana (PT. CPK, red), jangan aku yang kau tekan. Atau Aku temani kesana?. Mau ribut, ribut sekalian disana," ucap Kades seraya menawarkan diri untuk bersama menghadap pihak PT. CPK.
 
"Oke," sambut Herman sembari berdiri menuju keluar rumah Kades.
 
"Jangan lah hari ini. Aku udah telepon pak Tono (Direksi PT. CPK, red), tapi Dia tak mau ngangkat," sambung Kades menolak diajak menemui pihak perusahaan saat itu.
 
"Kenapa tak jadi?, kalau kayak gitu anak kecil pun bisa ngomong," celetuk Herman mengawali babak baru percekcokan.
 
"Sama lah kayak kau kayak anak kecil. Kemaren sudah setuju, sudah tanda tangan. Sekarang kau mau macam-macam menekan aku. Aku sudah pernah berapa kali nemui pihak perusahaan. Aku tanya bagaimana kelanjutan pembayaran tanah ini, minta tolong pihak perusahaan menyelesaikan permasalahan ini. Bagaimana mereka dapat mencari cara terbaik. Yang menggarap tanah itu bukan suruhan aku, itu kontraktor. Aku udah sampaikan biar perusahaan yang menekan kontraktor," terang Kades dengan sedikit memelas.
 
"Pak, saya juga sudah tanya dengan kontraktor. Mereka bilang, garapan (tanah, red) itu menurut peta, peta itu didapat dari pihak Desa. Jadi, siapa yang benar ini?. Tak mungkin perusahaan itu datang sendiri seperti "Jailangkung" kalau tak diundang, tak diberitahukan," ujar Herman.
 
Suasana di ruang tamu rumah Kades Rambaian itu pun kian memanas. Puncaknya, Kades Rambaian menendang kursi yang kala itu diduduki oleh Herman, juru bicara warga yang sejak awal kedatangannya telah berdebat dengan Si Kades.
 
"Bising kau, enak betul kau mau ngancam aku. Jangan macam-macam kau dengan aku," ucap Kades dengan muka merah usai menendang kursi.
 
"Bapak hati-hati sedikit, mau maen kekerasan ya Bapak disini?. Wajar saya datang kesini menanyakan hal ini, karena Bapak Kadesnya," tukas Herman yang sempat meloncat kaget karena tendangan Kades.
 
Akhirnya, Warga lain yang juga turut hadir di rumah kediaman Kades tersebut pun berupaya mendinginkan situasi. Dan mengajak Herman, pergi dari rumah Kades untuk menuju ke Kantor Perusahaan.
 
"Sudahlah, sudah. Ayo kita pergi Man, langsung ke perusahaan aja," ujar salah seorang Warga sambil berdiri dang mengajak Herman meninggalkan rumah Kades.
 
Herman dan beberapa orang warga tersebut pun akhirnya pergi meninggalkan rumah kades tersebut menuju ke kantor perusahaan PT. CPK.(R17)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index