Saiman Pakpahan: Incumbent dan Nama Baru, Peluangnya Sama dalam Pilwako Pekanbaru 2017

Saiman Pakpahan: Incumbent dan Nama Baru, Peluangnya Sama dalam Pilwako Pekanbaru 2017
Saiman Pakpahan

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) -  Menjelang pelaksanaan pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru, kekuatan politik yang akan bersaing sering lupa kalau penduduk Pekanbaru mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. 

Variabel pendidikan ini akan berperan besar dalam mempengaruhi pilihan publik untuk memilih siapa calon wali kota dan wakil wali kota yang terbaik menurut kaca mata mereka. 
 
Karena itu juga, peluang antara incumbent dan pendatang baru, akan sama untuk bisa memenangkan pertarungan memimpinj Kota Pekanbaru.
 
Demikian disampaikan Saiman Pakpahan Pengamat Politik Riau yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Riau kepada www.riausky.com, pada Kamis, 17 Maret 2016.
 
"Perlu dicatat tingkat pendidikan itu sangat berpengaruh kepada incumbent. Kalau daerah yang tingkat pendidikan masih rendah peluang incumbent untuk diuntungkan masih sangat tinggi," ujarnya.
 
Dipaparkannya ketika di kota Pekanbaru yang dipermudah dengan tingkat akses informasi yang mudah serta didukung masyarakat yang tingkat pendidikan tinggi. Hal ini jelas   tidak menguntungkan bagi incumbent.
 
"Dari informasi baik dari media atau hasil diskusi, masyarakat yang pendidikannya tinggi akan coba mengkritisi kebijakan incumbent. Incumbent hanya diuntungkan tingkat popularitas, tapi belum tentu akan dipilih," katanya.
 
Dicontohkannya, kebijakan tak populer dilakukan orang nomor satu Pekanbaru terus berkembang di masyarakat. Mulai dari komplek Perkantoran Tenayan Raya, Perda Parkir serta banyaknya lahan pasar yang tidak dikelola dan banyak lagi.
 
"Kebijakan incumbent banyak dikritisi masyarakat, ini bisa menurunkan elektabilitas incumbent. Nah tahun ini saya lihat, incumbent coba mulai kembali bersosialisasi dengan masyarakat. Itu justru kontra produktif di kalangan masyarakat perkotaan," ujarnya.
 
"Kenapa demikian? hal ini karena masyarakat sudah jera dan tahu bahwa tahun politik, para incumbent mulai bersosiaslisasi. Semua sudah tahu hal itu, jadi muncul pertanyaan empat tahun ini kemana saja,"? imbuhnya.
 
Sementara itu, menanggapi kemunculan tokoh muda seperti Heri Susanto, Zulfan Hafiz dan Irvan Herman, Saiman mengaku beberapa calon tersebut punya peluang, namun minim akan  pengalaman.
 
"Masyarakat kurang tahu pengalaman mereka, apalagi popularitas mereka juga kurang. Tapi perlu diingat peluang mereka sama dengan incumbent. Hal ini karena calon muda tersebut akan menjadi pusat perhatian bagi masyarakat yang kecewa dengan kebijakan incumbent yang tidak populer," ujarnya.
 
Dikatakannya keuntungan lain calon muda baru ini juga terlihat dengan misalnya Heri Susanto yang notabenenya mantan orang kepercayaan  Dr Firdaus ST MT sebagai Dirut PD Pembangunan. Dr Irvan Herman, putra Herman Abdullah yang merupakan wali kota pada periode lalu adalah pengusung Dr Firdaus ST MT.
 
"Masyarakat yang kritis akan menangkap kekecewaan dari para mantan pengusung Dr Firdaus ini," tambahnya.
 
Sementara Zulfan Hafizh, yang dikenal bersuara lantang dan vokal selama menjadi anggota DPRD kota Pekanbaru. akan menuai perhatian dari masyarakat.
 
"Lantas bagaimana peluang Septina? Mantan rival Firdaus pada pilwako periode lalu ini juga memiliki peluang yang sama. Dahulu ia diuntungkan dengan pengaruh politik Rusli Zainal. Tapi sekarang bagaimana? saya belum melihat popularitas beliau di tengah masyarakat," tutupnya. (R05)

Listrik Indonesia

#pilwako 2017

Index

Berita Lainnya

Index