Pengelola dan Donatur Pesantren Ini Dikaitkan dengan Sabu 46 Kg dan 200.000 Butir Ekstasi, Loh Kok..

Pengelola dan Donatur Pesantren Ini Dikaitkan dengan Sabu 46 Kg dan 200.000 Butir Ekstasi, Loh Kok..
PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Andris tak Hanya Pendiri dan Donatur Yayasan, Juga Pemilik Usaha Perkapalan di Selatpanjang
 
PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Nama An alias H Andris, beberapa jam terakhir menjadi beken pasca meloloskan diri dari kepungan belasan anggota kepolisian dari Direktorat Narkotika Mabes Polri saat penggerebekan di SMP Islam Plus Jannatul Firdaus di Jalan Limbungan, Kecamatan Rumbai.
 
H Andris disebutkan sangat jauh dari dugaan praktik peredaran narkoba, sebagaimana yang hubungkan dengan operasi penangkapannya yang diduga berkaitan dengan jaringan narkotika internasional yang berhasil di bekuk aparat kepolisian dengan barang bukti sebanyak 46 kilogram sabu dan 200.000 butir pil ekstasi di Cirebon. 
 
Dalam kasus ini, H Andris disebutkan sebagai salah satu anggota jaringan yang bertugas sebagai pengendali transportasi.
 
Dari penjelasan pengelola yayasan, Irwen Nasril, sebagaimana dilansir dari faktariau, H Andris dikatakan  mempunyai beberapa kapal di Selat Panjang dan mendirikan bahkan menjadi donatur tunggal di  pesantren di Jalan Limbungan Ujung tersebut.
 
"Dia donatur tunggalnya. Memang dia ini pengusaha kapal. Satu kapal setiap bulan bisa menghasilkan Rp 200 juta," kata pengelola pesantren dan ketua yayasan, Irwen Nasrul pada Selasa, 22 Maret 2016 dini hari.
 
Menurut Irwen, dirinyalah yang mengajak Andris mendirikan pesantren beberapa tahun lalu. Karena Andris juga ingin mendirikan sekolah buat sang anak, maka ajakan Irwen itu terealisasi.
 
"Saya yang mengajak dia untuk mendirikan sekolah dan H Andris menjadi donatur tunggal," sebut Irwen.
 
Menurut Irwen, H Andris merupakan orang dermawan. Bahkan dia juga menjadi donatur bagi masyarakat yang mengeluhkan biaya berobat hingga sembuh.
 
"Bahkan dulu ada pasien kanker di RSUD Arifin Ahmad, dia (Andris) donaturnya," sebut Irwen.
 
Selain sekolah, Andris disebut Irwen juga membangun kolam yang lokasinya tak jauh dari sekolah tersebut. Kolam ini diperuntukkan sebagai unit usaha pesantren.
 
"Juga ada lokasi outbond yang dibuat, mana tau ada anak sekolah ada pegawai lain yang butuh. Ini sebagai unit usaha," kata Irwen.
 
Irwen menyebutkan, gelagat Andris selama ini tidak ada yang aneh. Dia selalu ke sekolah untuk memantau pembangunan yang belum tuntas.
 
"Bisa tanya ke tukang bangunan sini, dia orangnya ramah dan dermawan. Tanya jugalah ke masyarakat, pasti jawabannya tidak aneh. Karena orangnya baik," tegas Irwen.
 
Hingga kini, Irwen belum percaya Andris disebut terlibat jaringan tersebut. Salah satu alasannya gaya hidup dari Andris yang dermawan dan rajin beribadah.
 
"Kan disini tidak ditemukan barang bukti. Kalau memang seandainya dia disebut terlibat jaringan, kan tidak ada barang bukti disini," tegas Irwen.
 
Kasat Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Iwan Lesmana Riza dikonfirmasi membenarkan adanya penggrebekan tersebut.
 
"Saya dan anggota Satuan Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru hanya mendampingi Bareskrim. Target atas nama H Andris kabur," kata Iwan, Selasa dini hari.
 
Menurut Iwan, penggrebekan di lokasi tersebut masih ada kaitannya dengan jaringan narkotika internasional dari Malaysia ke Cirebon melalui kapal di Selat Panjang.
 
"Pengembangan kasus di Cirebon," ucap Iwan.
 
Dalam kasus ini, sudah diamankan Muhammad Rizki sebagai penjemput barang dari kapal di Pelabuhan Cirebon, Fajar Priyo Susilo dengan peran yang sama, Wulan Lestari dan Ricky Kurniawan sebagai pengendali peredaran.
 
Turut pula diamankan pria bernama Jusman, warga Selat Panjang dengan peran sebagai transporter yang mengendalikan transportasi narkotika dari Selat Panjang ke Cirebon dengan menggunakan Kapal laut, dan Khoirul Alfan dengan peran yang sama.(R01/frc)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index