Catatan Redaksi

Jondul: Fenomena Prostitusi Teleju Jilid II di Kota Pekanbaru Madani (Bukan Mada-ni)

Jondul: Fenomena Prostitusi Teleju Jilid II di Kota Pekanbaru Madani (Bukan Mada-ni)
PSK di Jondul saat ditangkap dalam sebuah operasi beberapa waktu lalu.
RIAUSKY.COM- Menggunakan rok pendek tidak lebih dari sepangkal paha, baju yang juga minim hanya sekedar menutupi payudara dan asap rokok yang menyembul dari hisapan demi hisapan belum cukup untuk menggambarkan keberadaan mereka. 
 
Sembari duduk di bangku-bangku yang sengaja dijejerkan di depan rumah yang mereka tempati, tangan mereka pun melambai memanggil. ''Sini bang...sini bang, turun saja, untuk apa jauh-jauh...disini siplah...'' rayu mereka dengan suara mendayu-dayu. 
 
Ada yang bertubuh bongsor, banyak juga yang bertubuh sintal dan berparas aduhai. Tak pandang usia, bahkan banyak diantaranya yang juga anak-anak usia pelajar. Kami hanya bisa terkesiap tanda terkejut saat melakukan investigasi di kawasan Jondul, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya tersebut. 
 
Di setiap persimpangan jalan menuju kawasan perumahan kos-kosan berkedok prostitusi tersebut, sejumlah pos berdiri seolah memberi tanda, kalau mereka ada untuk memberikan pengawalan kepada aktivitas yang terjadi di kawasan itu. Setidaknya ada dua pos besar yang umumnya diisi oleh para kaum lelaki dengan tampang dan wajah sangar melakukan penjagaan di perumahan yang dulunya disebutkan banyak pihak sebagai tempat om-om punya simpanan itu. 
 
Bila saja bisa memacu kendaraan, mungkin saya akan secepatnya memacu gas kendaraan yang saya gunakan supaya bisa keluar dari kawasan yang saya sendiri sempat tak percaya pernah ada di Pekanbaru itu. 
 
Hanya saja, karena kondisi ruas jalan yang sudah rusak parah dan kondisi kendaraan yang sedikit lebih rendah menyebabkan saya hanya bisa menatapi dengan wajah deg-degan. Sementara, di luar mobil, ada puluhan bahkan ratusan wanita yang sudah siap untuk 'diangkat' dari peraduannya. 
 
Bagi saya, yang menjadi persoalan tentu saja bukan tentang seperti apa mereka. Bagaimana mungkin, sebuah kawasan pemukiman bisa dihuni oleh para wanita-wanita malam dengan dandanannya yang menor dan kain penutup aurat yang hmm...Masya Allah...super minim dan tanpa rasa malu melambai-lambaikan auratnya kepada setiap lelaki yang melintas. 
 
Beberapa rekan jurnalis yang ikut menemani saya pun menjelaskan kalau di kawasan ini, memang sudah jauh berubah. Setiap blok kawasan prostitusi Jondul mempunyai penguasa sendiri. 
 
Ada si A, ada di B, ada si X, bla..bla...bla...Namun, jangan pula merasa terheran-heran bila di tempat ini, ada sejumlah nama aparat beken yang dikatakan sebagai 'pelindung' ketika ada razia ataupun operasi penertiban. 
 
Kawasan yang lebih mirip lokalisasi ini mengingatkan saya dengan situasi prostitusi yang dulu pernah ada masih di kawasan Tenayan Raya, Teleju. Hanya saja, ketika Herman Abdullah menjadi Wali kota nya, Teleju yang sudah mempunyai umat mencapai 1.000 an orang bahkan beranak pinak tersebut ditutup. Kawasan Teleju disulap menjadi kawasan perkampungan Melayu. 
 
Sayangnya, dalam waktu berjalan, ternyata Pemko Pekanbaru tak berhasil mengawal keberadaan para penjaja seks yang awalnya sudah tercerai berai hingga kembali bersatu menyusun kekuatan di kawasan Jondul tersebut. 
 
Awalnya hanya ada satu atau dua rumah di Jondul yang diindikasikan sebagai tempat tinggal bagi para pekerja seks komersial yang dibungkus dengan nama pijat tradisional. Namun, kemudian menjamur sehingga nyaris membuat rata kawasan tersebut sebagai lokalisasi baru di Pekanbaru. 
 
Sebut saja data yang berhasil dihimpun oleh www.riausky.com, prostitusi berkedok Panti Pijat di Perumahan Jondul Jalan Bambu Kuning RW 10 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya ini terbagi dalam dua wilayah yakni di RT 01 dan RT 05. 
 
Di kawasan RT 01 terdapat 19 pintu Panti yang dihimpun berdasarkan inisial pemilik yakni ; Panti Milik IDR di Blok II 1, Panti ATK Blok II 2, Panti RM Blok II 3 dan Blok JJ 5, Panti NV Blok JJ 4, Panti EDG/HRT Blok LL 3, Panti NVL Blok KK 3, Panti TBG Blok KK 12B, Panti WD KK 11, Panti MLN KK 10, Panti AMD / TTK Blok LL 19, Panti M R / TTK Blok LL 21, Panti NVL Blok LL 22 dan Blok II 17, Panti LND Blok II 23, Panti YNT Blok KK 8, Panti MD Blok LL 10 dan Panti RN Blok ii 7.
 
Sedangkan di kawasan RT 05 beroperasi 10 Panti antara lain : Panti LBY / LN Blok CC 14, Panti PTR Blok CC 7, Panti LA BLok CC 5, Panti DJ / PJ Blok EE 15, Panti RM / YN Blok FF 22, Panti NGS / SPD Blok FF 10, Panti ARB / YN Blok HH 2, Panti MNC / LS Blok HH 6, Panti NND / NV Blok HH 7 dan Panti SR / MND Blok GG 11. 
 
Banyak yang bertanya kepada saya, bagaimana bisa mendapatkan data tersebut. Tentu saja, bisa karena, memang ada pihak yang mengorganisir keberadaan praktik prostitusi di kawasan tersebut.Bisa berasal dari oknum aparat kepolisian, TNI bahkan juga dari kalangan Satpol Pamong Praja. 
 
''Wah, kalau tak percaya, silahkan ditunggu saja Bang, pasti nanti malam ada yang mondar mandir pakai mobil di sini. Tiap malam kok bang, begitu,'' ungkap sumber kami kala itu.
 
Namun, kembali lagi, bukan itu yang menjadi persoalan. Keterlibatan semua unsur untuk menghentikan praktik prostitusi di Jondul ini menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan. 
 
Apalagi dengan tagline Pekanbaru sebagai Kota Madani, Bukan Mada-ni (Bengal dan binal, red), tentunya tidak layak bila praktik prostitusi menjadi satu pilihan yang dibiarkan dan dipertahankan oleh Pemerintah Kota. 
 
Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyebutkan, jumlah warga Pekanbaru yang terjangkit penyakit HIV/AIDS terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 
 
Data kumulatif pada triwulan pertama rentang Januari-Maret 2015 saja terdata sebanyak 1.391 kasus HIV/AIDS.
 
"Di Kota Pekanbaru data kumulatif HIV 717 kasus meninggal dunia 10 orang. Sedangkan AIDS ada 674 kasus dan yang meninggal dunia 158 orang
 
Dihitung berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV/AIDS tahun 2015 ini saja kaum hawa mendominasi dengan persentase 55 persen atau 409 kasus dan laki-laki dengan persentase 45 persen atau 309 kasus.
 
Kini, tinggal menunggu sikap pemerintah Kota. Bila pun tak hendak untuk memberangusnya, berati benarlah bila Pekanbaru bukanlah Kota Madani, tapi kota Mada-ni atau Mada-ini.(***)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Jondul: Fenomena Prostitusi Teleju Jilid II di Kota Madani
 
 
Menggunakan rok pendek tidak lebih dari sepangkal paha, baju yang juga minim hanya sekedar menutupi payudara dan asap rokok yang menyembul dari hisapan demi hisapan belum cukup untuk menggambarkan keberadaan mereka. 
 
Sembari duduk di bangku-bangku yang sengaja dijejerkan di depan rumah yang mereka tempati, tangan mereka pun melambai memanggil. ''Sini bang...sini bang, turun saja, untuk apa jauh-jauh...disini siplah...'' rayu mereka dengan suara mendayu-dayu. 
 
Ada yang bertubuh bongsor, banyak juga yang bertubuh sintal dan berparas aduhai. Tak pandang usia, bahkan banyak diantaranya yang juga anak-anak usia pelajar. Kami hanya bisa terkesiap tanda terkejut saat melakukan investigasi di kawasan Jondul, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya tersebut. 
 
Di setiap persimpangan jalan menuju kawasan perumahan kos-kosan berkedok prostitusi tersebut, sejumlah pos berdiri seolah memberi tanda, kalau mereka ada untuk memberikan pengawalan kepada aktivitas yang terjadi di kawasan itu. Setidaknya ada dua pos besar yang umumnya diisi oleh para kaum lelaki dengan tampang dan wajah sangar melakukan penjagaan di perumahan yang dulunya disebutkan banyak pihak sebagai tempat om-om punya simpanan itu. 
 
Bila saja bisa memacu kendaraan, mungkin saya akan secepatnya memacu gas kendaraan yang saya gunakan supaya bisa keluar dari kawasan yang saya sendiri sempat tak percaya pernah ada di Pekanbaru itu. 
 
Hanya saja, karena kondisi ruas jalan yang sudah rusak parah dan kondisi kendaraan yang sedikit lebih rendah menyebabkan saya hanya bisa menatapi dengan wajah deg-degan. Sementara, di luar mobil, ada puluhan bahkan ratusan wanita yang sudah siap untuk 'diangkat' dari peraduannya. 
 
Bagi saya, yang menjadi persoalan tentu saja bukan tentang seperti apa mereka. Bagaimana mungkin, sebuah kawasan pemukiman bisa dihuni oleh para wanita-wanita malam dengan dandanannya yang menor dan kain penutup aurat yang hmm...Masya Allah...super minim dan tanpa rasa malu melambai-lambaikan auratnya kepada setiap lelaki yang melintas. 
 
Beberapa rekan jurnalis yang ikut menemani saya pun menjelaskan kalau di kawasan ini, memang sudah jauh berubah. Setiap blok kawasan prostitusi Jondul mempunyai penguasa sendiri. 
 
Ada si A, ada di B, ada si X, bla..bla...bla...Namun, jangan pula merasa terheran-heran bila di tempat ini, ada sejumlah nama aparat beken yang dikatakan sebagai 'pelindung' ketika ada razia ataupun operasi penertiban. 
 
Kawasan yang lebih mirip lokalisasi ini mengingatkan saya dengan situasi prostitusi yang dulu pernah ada masih di kawasan Tenayan Raya, Teleju. Hanya saja, ketika Herman Abdullah menjadi Wali kota nya, Teleju yang sudah mempunyai umat mencapai 1.000 an orang bahkan beranak pinak tersebut ditutup. Kawasan Teleju disulap menjadi kawasan perkampungan Melayu. 
 
Sayangnya, dalam waktu berjalan, ternyata Pemko Pekanbaru tak berhasil mengawal keberadaan para penjaja seks yang awalnya sudah tercerai berai hingga kembali bersatu menyusun kekuatan di kawasan Jondul tersebut. 
 
Awalnya hanya ada satu atau dua rumah di Jondul yang diindikasikan sebagai tempat tinggal bagi para pekerja seks komersial yang dibungkus dengan nama pijat tradisional. Namun, kemudian menjamur sehingga nyaris membuat rata kawasan tersebut sebagai lokalisasi baru di Pekanbaru. 
 
Sebut saja data yang berhasil dihimpun oleh www.riausky.com, prostitusi berkedok Panti Pijat di Perumahan Jondul Jalan Bambu Kuning RW 10 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya ini terbagi dalam dua wilayah yakni di RT 01 dan RT 05. 
 
Di kawasan RT 01 terdapat 19 pintu Panti yang dihimpun berdasarkan inisial pemilik yakni ; Panti Milik IDR di Blok II 1, Panti ATK Blok II 2, Panti RM Blok II 3 dan Blok JJ 5, Panti NV Blok JJ 4, Panti EDG/HRT Blok LL 3, Panti NVL Blok KK 3, Panti TBG Blok KK 12B, Panti WD KK 11, Panti MLN KK 10, Panti AMD / TTK Blok LL 19, Panti M R / TTK Blok LL 21, Panti NVL Blok LL 22 dan Blok II 17, Panti LND Blok II 23, Panti YNT Blok KK 8, Panti MD Blok LL 10 dan Panti RN Blok ii 7.
 
Sedangkan di kawasan RT 05 beroperasi 10 Panti antara lain : Panti LBY / LN Blok CC 14, Panti PTR Blok CC 7, Panti LA BLok CC 5, Panti DJ / PJ Blok EE 15, Panti RM / YN Blok FF 22, Panti NGS / SPD Blok FF 10, Panti ARB / YN Blok HH 2, Panti MNC / LS Blok HH 6, Panti NND / NV Blok HH 7 dan Panti SR / MND Blok GG 11. 
 
Banyak yang bertanya kepada saya, bagaimana bisa mendapatkan data tersebut. Tentu saja, bisa karena, memang ada pihak yang mengorganisir keberadaan praktik prostitusi di kawasan tersebut.Bisa berasal dari oknum aparat kepolisian, TNI bahkan juga dari kalangan Satpol Pamong Praja. 
 
''Wah, kalau tak percaya, silahkan ditunggu saja Bang, pasti nanti malam ada yang mondar mandir pakai mobil di sini. Tiap malam kok bang, begitu,'' ungkap sumber kami kala itu.
 
Namun, kembali lagi, bukan itu yang menjadi persoalan. Keterlibatan semua unsur untuk menghentikan praktik prostitusi di Jondul ini menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan. 
 
Apalagi dengan tagline Pekanbaru sebagai Kota Madani, Bukan Mada-ni (Bengal dan binal, red), tentunya tidak layak bila praktik prostitusi menjadi satu pilihan yang dibiarkan dan dipertahankan oleh Pemerintah Kota. 
 
Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyebutkan, jumlah warga Pekanbaru yang terjangkit penyakit HIV/AIDS terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 
 
Data kumulatif pada triwulan pertama rentang Januari-Maret 2015 saja terdata sebanyak 1.391 kasus HIV/AIDS.
 
"Di Kota Pekanbaru data kumulatif HIV 717 kasus meninggal dunia 10 orang. Sedangkan AIDS ada 674 kasus dan yang meninggal dunia 158 orang
 
Dihitung berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV/AIDS tahun 2015 ini saja kaum hawa mendominasi dengan persentase 55 persen atau 409 kasus dan laki-laki dengan persentase 45 persen atau 309 kasus.
 
Kini, tinggal menunggu sikap pemerintah Kota. Bila pun tak hendak untuk memberangusnya, berati benarlah bila Pekanbaru bukanlah Kota Madani, tapi kota Mada-ni atau Mada-ini.(***)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

Listrik Indonesia

#Jondul Prostitusi

Index

Berita Lainnya

Index