Jika Ditutup, Bagaimana Nasib Guru Sekolah Marijinal di Pekanbaru?

Jika Ditutup, Bagaimana Nasib Guru Sekolah Marijinal di Pekanbaru?

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)  - Berkembangnya wacana mengenai penutupan sekolah marjinal yang ada di Pekanbaru membuat sejumlah guru yang sudah bertahun-tahun mengajar di sana khawatir.

 
Penutupan sekolah tersebut justru berbuntut membuat guru-guru yang selama ini mengajar di sekolah itu terancam tidak bisa mengajar lagi. Sebanyak 23 guru yang mengajar sekolah marjinal di Pekanbaru selama ini digaji oleh pemerintah provinsi Riau.
 
"Kalau siswanya dipindahkan ke sekolah negeri lalu nasib kami guru-guru ini seperti apa. Apa mau sekolah negeri yang menampung siswa kami itu menerima kami juga sebagai guru disana," kata Rendi Aresta, Rabu, 6 April 2016.
 
Pihaknya berharap kepada pemerintah, baik kota maupun provinsi untuk memperhatikan nasib guru-guru sekolah marjinal setelah sekolah yang biasa dijadikan tempat mengajarnya ditutup.
 
"Kalau pun dipindahkan ke sekolah yang baru kami siap. Tapi kalau bisa gaji kami jangan dikurangi dari yang kami terima sekarang," kata Rendi yang mengaku setiap bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 1.900.000.
 
Seperti diketahui, sebanyak empat sekolah marjinal berdiri di Pekanbaru. Tiga diantaranya berada di Kecamatan Tenayan Raya. Salah satunya di Jalan Badak Ujung, kemudian satu lagi berada di wilayah Kecamatan Tampan. 
 
Menurut keterangan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal mengungkapkan di Pekanbaru setidaknya ada 283 siswa yang sekolah di sekolah marjinal. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index