Penertiban Pedagang Pasar Kaget Jalan Sultan Kasim

"Berjualan Salah, Mencuri Salah, Mengemis Salah, Apalagi Jual Diri, Kami Pasti Ditangkap"

Pedagang melempar telur ke Satpol PP

 

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Puluhan pedagang pasar kaget Jalan Sultan Kasim Perkasa menolak ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru. Hal itu karena mereka mempertanyakan pelarangan berjualan di lokasi tersebut.
 
"Kami mempertanyakan Satpol PP Kota Pekanbaru melakukan penertiban kami berjualan di sini karena kami berjualan di lahan pribadi," ujar Dyana, Rabu, 13 Maret 2016 sore.
 
Disampaikannya, dirinya tidak tahu harus berbuat apalagi di Kota Pekanbaru karena menurutnya masyarakat lemah selalu ditindas dan diperlakukan semena-mena.
 
"Kami di sini berjualan hanya mencari makan. Jangan mentang-mentang masyarakat lemah, kami selalu ditindas. Berjualan salah, mencuri salah, mengemis salah, apalagi jual diri kami pasti ditangkap," kesalnya.
 
Sekitar pukul 16.00 WIB Kericuhan antara Satpol PP Pekanbaru dengan pedagang mulai pecah,  Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru menunjukkan sikap arogansinya saat melakukan penertiban di Pasar Kaget Jalan Sultan Kasim Perkasa dengan menarik paksa dagangan para pedagang yang diambilsecara paksa dari salah satu lapak.
 
Ditambah lagi, sikap arogansi itu ditunjukan salah satu personel Satpol PP yang bernama Wiko. Ia membanting-banting barang jualan pedagang saat hendak menurunkan dari sepeda motor. Sontak saja, kejadian itu diprotes pedagang dengan mendorong personel Satpol PP.
 
"Ngapa kau banting? Aku tidak berjualan, hanya menurunkan barang," ujar pedagang.
 
Merasa tak terima, Wiko balik memarahi pedagang sehingga aksi dorong dengan para pedagang tidak terelakkan.
 
"Mau apa, kau tandai ini nama aku," kata Wiko sambil menunjukkan seragam Satpol PP.
 
Mendengar perkataan Wiko seperti itu, Nadia pedagang pasar kaget lainnya mengatakan jangan sombong baru jadi anggota Satpol PP sudah belagak.
 
"Biasa aja, jangan sombong kau, berapa harga baju kau itu biar aku beli. Kau masuk Satpol PP bayar pun. Berapa kau bayar masuk Satpol PP? Rp50 juta? Aku bayar sekarang," kesalnya.
 
Setengah jam kemudian pedagang meminta dagangannya yang dibawa Satpol PP dikembalikan. "Balikan ikan ku, itu aku masih utang," teriak para pedagang.
 
Sempat terjadi kericuhan saling dorong hingga, salah satu oknum yang belum diketahui namanya melemparkan beberapa butir telur ke arah Satpol PP yang sedang membuat pagar betis.
 
Kericuhan pun kembali terjadi, namun Kapolsek RUmbai, Hendrik sigap menyiagakan anggotanya sehingga tak sampai terjadi baku pukul kedua belahpihak.
 
Saat dikonfirmasi Camat Rumbai, Zulhelmi menyebutkan ia sudah lebih lima kali melakukan cara persuasif. "Namun pedagang ini tak bisa kompromi kami sudah mengalah ini. Mereka (pedagang, pasar kaget,red) bukan orang asli warga sini, mereka dari luar. Kurang baik apalagi kami pemerintah juga menyarikan solusi untuk pindah berjualan," ujar Ami.
 
Namun para pedagang pasar kaget tersulut emosi melihat sosok camat. "Itu Camat kurang ajar, kami warga saja di kotak - kotakan. Kami mau diusir pakai preman. Itu zalim sekali," ujar Atik salah seorang pedagang dengan kawan - kawannya mengejar camat yang langsung dihalangi Satpol PP Pekanbaru.
 
Namun camat membantah ia melibatkan preman dalam penertiban PKL. "Tidak benar ini warga asli sini yang marah," ujarnya membantah.
 
Kericuhan mulai mereda ketika pihak Satpol PP Pekanbaru dengan pedagang pasar berdialog. "Mereka kami minta untuk membuat surat pernyataan tidak berdagang disini. Barulah kami kembalikan dagangan mereka," ujar Zulfahmi Adrian selaku Kepala Satpol PP Pekanbaru.
 
Namun Atik menilai penertiban kali ini sangat tidak wajar. "Kami seperti terris ada TNI, POlri, Satpol PP dan preman camat yang ada, mereka tega sekali ribut dengan ibu - ibu macam kami," keluhnya.
 
Sementara baik pihak Kecamatan dan Satpol PP Pekanbaru terus akan memantau kegiatan disitu sampai benar - benar tertib. "Kita harus mengacu kepada perda nomor 9 tahun 2014 tentang pasar kaget, kita sterilkan terus tempat ini," tutupnya. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index