Hanya Makan Gula Aren Selama di Hutan, Ini Pengakuan Pentolan The Bandits

Hanya Makan Gula Aren Selama di Hutan, Ini Pengakuan Pentolan The Bandits
Icap Maek, pentolan The Bandits.
SARILAMAK (RIAUSKY.COM)– Otak Komplotan rampok di Mangilang, Limapuluh Kota atau yang dikenal dengan The Bandits, Syafrizal alis Icap Maek (30)menyerahkan diri ke polisi. Banyak pengalaman yang dialami pentolan penjahat di lintas Sumbar-Riau ini yang ternyata membuatnya jadi ketakutan sendiri.
 
Tersangka mengaku selama melakukan persembunyian di hutan, dia hanya menginap di gua, gubuk petani, dan di bawah pohon. Selama berada di hutan itu ia hanya mengomsumsi gula aren.
 
Salah satu faktor yang menyebabkan ia menyerahkan diri karena sering dihantui perasaan takut jadi buronan. Sementara, beberapa rekannya sudah ditangkap oleh polisi dan satu meninggal akibat melakukan perlawanan kepada petugas.
 
Menurut catatan polisi, selain perampokan Icap Maek dan komplotannya diduga terlibat permerkosaan di bawah umur.
 
Sebelumnya, komplotannya Anggil ditangkap polisi di Ligako Kecamatan Tampan, Riau. Sementara Rafi tewas tertembak petugas dalam penyergapan di Desa Tambak Kecamatan Langgam, Pelalawan, Provinsi Riau. 
 
Perjalanan panjang the bandits, kelompok penjahat di jalur Sumbar-Riau asal Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, dihabisi oleh Polisi setempat bukan saja membuatnyaman para pengguna kendaraan yang rutin melintas di jalur Riau-Sumbar, namun juga para sopir pengangkut telur dan beras asal Sumbarmenuju Pekanbaru, Riau. 
 
Mereka menagku senang kalau anggota kawanan ini seluruhnya berhasil ditumpas, termasuk terakhir, sang pentolan, Icap Maek.
 
“Ya, saya puas. Atas nama kawan-kawan sesama sopir beras Sumbar-Riau, asal seluruh daerah di Sumatera Barat, kami mengucapkan terimakasih kepada pak Kapolres Limapuluh Kota,” kata Piyo, pengurus komunitas sopir pengangkut beras asal Sumbar yang rutin melewati kampung Manggilang seperti dilansir dari sumbarhebat.
 
Selama ini menurut Piyo, sindikat the bandits selalu membuat kegaduhan di jalan Sumbar-Riau. “Mereka, sering menumbangkan pohon dan memeras sopir. Kalau kami tidak memberi uang, kaca mobil mereka amuk bersama-sama,” sambungnya.
 
Tidak mengherankan, kejahatan the bandits yang dipentoli oleh Icap Maek dan kawan-kawanya, membuat sopir truk maupun L-300 yang rutin melewati jalan negara tersebut was-was. “Mendengar kabar kelompok penjahat itu sudah dihabisi polisi, kami puas,” sambungnya.
 
Semenjak kampung Manggilang digeladah Polres Limapuluh Kota, hingga ditangkapnya satu persatu pimpinan sindikat tersebut, seorang diantaranya tewas, jalan Sumbar-Riau sudah aman. Tidak ada lagi tukang palak. Apalagi bajing loncat.
 
“Kami rutin melewati jalan Sumbar-Riau. Daerah yang paling tak aman itu, yakni perbatasan Koto Alam dan Manggilang, Pangkalan Koto Baru. Banyak pemeras. Penjahat. Sekarang, sejak the bandits disikat polisi, itu tidak ada lagi. Salut untuk pak Kapolres,” tutur Iwan, sopir beras asal Mudiak. (R01/HSC/SHC)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index