PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Mengacu pada data terbaru Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau, diperkirakan di tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi Riau diprediksi masih akan mampu tumbuh secara positif tahun ini.
Sementara pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I 2016 berpotensi terus membaik, terutama didukung oleh adanya akselerasi stimulus fiskal, seperti meningkatnya investasi pemerintah didorong oleh akselerasi belanja modal pemerintah.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup kuat, tercermin dari daya beli yang terjaga, penjualan eceran yang meningkat, dan kepercayaan konsumen yang cukup baik.
Saat ini pemulihan ekonomi belum kuat di sejumlah negara maju dan ekonomi di negara berkembang mengalami perlambatan, seperti AS yang belum solid, sementara prospek perekonomian di Eropa dan Jepang masih lemah.
Disisi lain perekonomian Tiongkok terus melambat. di tengah berbagai upaya stimulus, baik melalui kebijakan moneter dan fiskal, serta reformasi di sisi penawaran.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi RIau Ismet Inono pada triwulan I-2016 secara umum diperkirakan pertumbuhan yang positif, berada pada kisaran 1,2-2,2% (yoy) dengan tendensi ke arah batas bawah.
Dia menilai, perlambatan tersebut utamanya bersumber dari perlambatan konsumsi, investasi dan ekspor.
"Ini dikonfirmasi oleh hasil liaison yang menunjukkan bahwa perlambatan tersebut disebabkan menurunnya permintaan ekspor, kapasitas utilisasi dan harga sehingga menyebabkan sejumlah perusahaan menahan investasi," ujarnya.
Ditambahkannya, dari sisi sektoral penurunan sektor pertambangan dan penggalian relatif melanjutkan tren penurunan, sedangkan sektor pertanian dan industri pengolahan relatif mengalami perlambatan.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Riau pada triwulan IV 2015 mengalami pertumbuhan positif, yaitu sebesar 4,45% (yoy).
"Membaiknya perekonomian Provinsi Riau pada triwulan IV 2015 utamanya disebabkan oleh peningkatan kinerja sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta kontraksi yang semakin melandai di sektor pertambangan dan penggalian," jelasnya.
Sementara dari sisi penggunaan, perbaikan kinerja ekonomi utamanya disebabkan oleh peningkatan investasi, perbaikan kinerja ekspor luar negeri, serta perbaikan konsumsi pemerintah. (R02)
Listrik Indonesia
