Alhamdulillah...Sudah Dibebaskan dan Sehat, 10 WNI yang Disandera Abu Sayyaf Dibawa ke Manila

Alhamdulillah...Sudah Dibebaskan dan Sehat, 10 WNI yang Disandera Abu Sayyaf Dibawa ke Manila
Ilustrasi Militan Abu Sayyaf
JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Sepuluh WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf sudah dilepaskan. WNI yang berprofesi sebagai ABK itu diketahui dalam kondisi sehat dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju Manila.
 
"Kondisinya sehat semua, ada yang mengalami hiportermia. Tapi itu wajar karena jarak dari lokasi penyanderaan menuju ke rumah Gubernur Sulu (lokasi pelepasan) butuh waktu 1 malam," ujarnya salah seorang sumber, Ahad 1 Mei 2016.
 
Dia mengatakan, tadi pagi WNI tersebut di-drop ke rumah Gubernur Sulu oleh para penyandera. Sekitar pukul 15.00 WIB, WNI itu sudah diterbangkan ke Manila dengan helikopter.
 
"Sekarang sedang dalam perjalanan ke Filipina untuk dipertemukan dengan pihak Kedubes," ujar sumber itu.
 
Sedangkan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat disinggung soal kesehatan para sandera memberikan jawaban diplomatis. "Kita berharapnya mereka sehat dan selamat. Untuk keterangan selanjutnya silakan ke Pak Menko Polhukam," ujar Badrodin kepada detikcom.
 
10 WNI itu disandera sejak 26 Maret 2016. Penyanderanya yang berafiliasi dengan Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara dengan Rp 14,2 miliar. Para WNI tersebut adalah ABK dari kapal Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi 7.000 ton batubara. 
 
apolri dan Kepala BIN Membenarkan
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan kabar tersebut. "Iya, saya sudah mengetahuinya," ujar Kapolri.
 
Namun mengenai detail pembebasan maupun kondisi 10 WNI itu saat ini, Kapolri menyarankan detikcom bertanya ke Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. 
 
"Silakan ke Pak Menko Polhukam untuk keterangannya," ucapnya.
 
Kepala BIN Sutiyoso, juga membenarkan kabar tersebut. "Iya betul (dibebaskan)," ucap Sutiyoso.
 
Sedangkan Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir mengatakan, pihaknya belum bisa mengkonfirmasi hal tersebut. Menurut Tata, Kemlu RI dan Kemlu Filipina masih terus kordinasi.
 
"Sejak pagi Menlu RI terus koordinasi dengan Menlu Filipina dan kita terus koordinasi dengan tim di lapangan. Kita masih upayakan konfirmasi tapi kita belum bisa berikan konfirmasi," ucap Tata saat dikonfirmasi terpisah.
 
10 Sandera tersebut merupakan kru kapal Brahma 12 yang menarik kapal tunda Anand 12 berisi batubara. Mereka disandera sejak 26 Maret 2016. Penyanderanya yang berafiliasi dengan Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara dengan Rp 14,2 miliar. (R02/DTC)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index