Kekeringan, Pertanian di Sabak Auh Terancam Gagal Tanam

Kekeringan, Pertanian di Sabak Auh Terancam Gagal Tanam
Kondisi lahan pertanian yang tandus akibat kekeringan dalam beberapa waktu terakhir.

SABAK AUH (RIAUSKY.COM)- Persawahan milik petani Kecamatan Sabak Auh khususnya petani Kampung Belading dan sekitarnya saat ini mengalami kekeringan. 

 
Bukan saja sawah yang kering, namun irigasi atau parit di persawahan juga kering tak ada air sedikitpun untuk mengairi persawahaan. Parit yang kering tersebut bukan hanya saja bisa dilewati oleh manusia, namun jika mobil sekali lewatpun tak masalah.
 
“Untuk bulan ini sepertinya belum ada gambaran kita untuk menabur benih padi apa lagi menanam padi, karena sawah kami kekeringan. Saking keringnya parit-parit yang ada disawah kami juga ikut kering dan dapat dilewati dengan mengunakan mobil di parit-parit tersebut,” ungkap Supriadi, warga Kampung Belading kepada InfoSiak.Com, Selasa (10/5/16) di samping parit yang kering.
 
Supriadi juga mengatakan sawah para petani sebagian banyak yang retak-retak, jadi jangakan ditanami padi, ditanami sayur-sayuran atau sejenisnya juga belum tentu bisa tumbuh.
 
Dengan dibuatkannya pompa Air di Sabak Auh, pemerintah tentunya mengharapkan para petani dapat mencoba melakukan penanaman padi dengan sistem IP 200 (satu tahun dua kali).
 
Namun karena petani padi beberapa bulan yang lalu banyak yang gagal, dan padi banyak yang Gabuk (padi tidak ada isinya, red) akibat kekeringan, tentunya membuat petani berfikir dua kali untuk menanam padi kembali.
 
“Untuk itu kita berharap mudah-mudahan pompa air yang ada di daerah kita dapat memenuhi kebutuhan petani, bukan hanya hujan yang turun dari langit yang dapat kita harapkan,”ungkapnya.
 
Hal senada juga diungkapkan Sadikin, Krani Kampung Belading bahwa petani di Kampungnya waktu tanam Rendeng (panen kemarin) banyak sekali yang gagal akibat hama, dan kususnya akibat kekeringan.
 
“Padi milik petani kita kemarin banyak yang gagal alias banyak yang tidak ada isinya (Gabuk). Yang biasanya dalam 1 hetar para petani mendapat 5 sampai 6 ton, kemarin hanya dapat 2,5 ton, bahkan ada juga yang tidak dipanen karena padi mereka tidak ada isinya,” ungkapnya.
 
Ketika ditanya, kira- kira berapa persen keberhasilan petani padi dikampungnya, ia menjawab ada yang 20 persen, ada juga yang 50 persen.
 
“Yang jelas perkiraan 20% yang berhasil, dan 80% yang gagal akibat kekeringan dan hama,”ujar Sadikin di ruangan kantor Kampung Belading.
 
Hal itu dibenarkan Penghulu Kampung Belading Muhammad Idris, memang benar petani Belading ketika panen kemarin mengalami kemerosotan akibat kekeringan dan serangan hama.
 
“Kalau waktu pertumbuhan padi sangat bagus sekali, namun ketika padi sudah mulai mengeluarkan isi (berbuah) sawah petani kekeringan, sehingga padinya tidak ada isinya alias Gabuk,”jelasnya.
 
Penghulu berharap kepada pemerintah bagaimanapun carannya, karena petani di kampungnya memiliki lahan di dua tempat, yang pertama di sebelah Utara sekitar 300 hektar dan kedua di sebelah Selatan 200 hektar, agar dapat sama-sama dialiri air dari pompa air yang sudah ada, karena selama ini, hanya sawah yang disebelah selatan yang bisa dialiri dari pompa air yang sudah dibangun di kampungnya.
 
“Untuk itu kalau bisa kami minta satu pipa aliran air dari pompa air yang sudah dibangun dikampung ini untuk disalurkan ke perasawahan di sebelah utara, kerena sawah yang berada disebelah utara juga sangat membutuhkan air tersebut, apa lagi musim kemarau seperti saat ini, agar tidak terjadi kecemburuan sosial antar petani selatan dan utara,”harapnya. (R01)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index