RAPP Siap Putus Kontrak Pemasok Kayu Nakal

RAPP Siap Putus Kontrak Pemasok Kayu Nakal
Ilustrasi
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Perusahaan perkebunan sedang mendapatkan citra buruk. Ini menyusul kasus dugaan pembakaran hutan untuk keperluan alih fungsi perkebunan. 
 
Tak mau namanya ikut terseret, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mengklaim memperketat pasokan kayu dari pemasok.
 
Jika terbukti mitra pemasok mendapatkan kayu dari hasil membakar hutan, Riau Andalan Pulp akan mengambil tindakan mulai dari memberikan peringatan awal. 
Perusahaan yang menjadi bagian dari April Group tersebut berharap, mitra pemasok segera memperbaiki kinerja mereka.
 
Jika para mitra pemasok tak mau berubah, Riau Andalan Pulp memastikan akan mengambil tindakan lebih berat. "Kami akan mengambil tindakan dengan cara mengakhiri hubungan bisnis dengan mereka," tandas Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Tony Wenas Wenas, Jumat (25/9) seperti dimuat Kontan.
 
Manajemen Riau Andalan Pulp mengklaim telah menerapkan program penanganan kebakaran. Semisal program Desa Bebas Api atau Free Fire Village (FFV) serta menggelar pelatihan bagi masyarakat melalui program Masyarakat Peduli Api (MPA). Program tersebut, diterapkan di sembilan desa dalam wilayah operasional perusahaan.
 
Dengan cara menerapkan program itu, Riau Andalan Pulp mengklaim, kesembilan desa dalam wilayah operasional mereka bebas dari kebakaran. "Berdasarkan pantauan kami, sampai sekarang, tidak satu pun konsesi kami yang terbakar," ujar Tony.
 
Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tofan Mahdi bilang, GAPKI sudah menerapkan aturan larangan membakar hutan bagi anggota. Namun, dia mengaku aturan internal saja tidak cukup.
 
GAPKI menilai perlu dukungan pemerintah dalam hal merevisi sejumlah aturan, seperti UU 32/2009 serta ketentuan hukum di bawahnya. "Seperti perda yang masih membolehkan masyarakat untuk membuka lahan dengan cara membakar," ujar Tofan.
 
Informasi saja, ke depan kebutuhan kayu Riau Andalan Pulp akan makin banyak. Sebab, perusahaan itu akan berinvestasi Rp 4 triliun untuk membangun pabrik paper mill anyar. Jika tak ada aral melintang, pembangunan pabrik anyar akan rampung September 2016.
 
Pabrik kertas anyar tersebut kelak berkapasitas produksi 250.000 ton kertas per tahun. Lokasinya di Riau. (R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index