Hingga Juni, Serapan PAD Pekanbaru dari Sektor Pajak Hanya Rp160 Miliar

Hingga Juni, Serapan PAD Pekanbaru dari Sektor Pajak Hanya Rp160 Miliar
Yuliasman
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Wali kota Pekanbaru menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pekanbaru dari sektor pajak di kota Pekanbaru mencapai Rp 1 triliun per tahunnya. Namun Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Pekanbaru hanya sanggup Rp 600 miiar saja.
 
Namun dipenghunjung semester I PAD yang masuk dari sektor pajak tersebut terhitung masih rendah. Dispenda Pekanbaru mencatat baru Rp 160 miliar yang terserap dari seluruh potensi pajak.
 
"Hingga pertengahan Juni, PAD yang diperoleh dari pajak sudah Rp 160 miliar atau 19 persen dari target Rp 600 miliar yang kita tetapkan," beber Yuiasman seaku Kepala Dispenda Pekanbaru.
 
Dari total semua pendapatan pajak tersebut masih paling besar disumbang Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang mencapai Rp 49 miliar. Ditambahkannya, jika masuk Pajak Penerangan Jalan (PPJ), serapan PAD di instansinya bisa mencapai 20 persen. Untuk reklame serapan sebesar Rp 7 miliar kemudian PPJ sebesar Rp 40 miliar.
 
Yuliasman beralasan mengenai masih jauhnya pencapaian pendapatan dari target karena adanya pajak yang menunggak dan resesi atau pelemahan ekonomi global. 
 
"Menunggak pasti ada pengaruhnya, itu yang kita kejar terus. Lesunya ekonomi dunia juga berpengaruh juga," katanya.
 
Saat ditanya soal pencapaian target yang masih jauh, Yuliasman masih optimis serapan PAD masih akan terus bergerak hingga akhir tahun mendatang. Salah satu sektor penunjang perolehan PAD nantinya seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Hal itu dikarenakan tren bayar PBB pada akhir tahun saat mendekatI jatuh tempo. 
 
"Ada beberapa sektor bergerak, seperti PBB di bulan September nanti biasanya," katanya.
 
Namun, dia tidak menampik, sektor PBB ini juga sedikit berpengaruh lantaran ada beberapa wajib pajak yang pengenaan pajaknya di bawah Rp 100 ribu diberi pengurangan 100 persen. "Ya memang diberikan pengurangan 100 persen bagi pengenaan pajaknya di bawah Rp100 ribu. Mengurangi pendapatan tetapi sedikit," tutupnya. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index