DENGARKAN...Jeritan Pilu Guru Madrasah di Bengkalis 6 bulan Tak Terima Honor

DENGARKAN...Jeritan Pilu Guru Madrasah di Bengkalis 6 bulan Tak Terima Honor
Ilustrasi guru honor
BENGKALIS (RIAUSKY.COM)- Kisah pilu gagalnya ribuan guru menerima honor jelang Idul Fitri dan masuk sekolah bagi siswa baru awal Juli ini menjadi tranding topic di media sosial Facebook dan media sosial lainnya. Sebagian menyampaikan ikut prihatin dan mendoakan agar guru madrasah sabar, sebagian lagi menyalahkan Pemerintah Daerah dan Kemenag yang dianggap kurang peka terhadap persoalan guru madrasah. 
 
Yang berkomentar di sosmed juga bukan hanya para guru honor, tapi hampir semua lapisan masyarakat, termasuk PNS, masarakat awam dan juga pimpinan organisasi serta mantan angota DPRD dan pejabat penting di Bengkalis. 
 
Ada yang menuding tanpa tendeng aling mengatakan si anu yang bersalah dan bersikap zhalim kepada guru madrasah, tapi ada pula yang menulis sikap Pemda mengalokasikan anggaran untuk guru honor madrasah sudah tepat hanya tidak dibarengi dengan aturan normatif yang ada. 
 
"Dana siluman untuk honor guru madrasah kab bengkalis 2016, tanpa proposal di APBD, dari mana dan siapa memsukkannya. JIKA ALASAN katanya bisa dibayarkan atau dianggaran setelah ada proposal" tulis pemilik akun dengan nama Hamidi Em. 
 
Pada komentar yang lain, akun milik Hamidi Em ini menulis, "Sangat prihatin,, mrk para guru madrasah diabaikan dan dizolimi saat mereka berharap". Hamidi juga menulis pada kolom komentar berikutnya, "orang buta membimbing orang buta, begitulah kata yang tepat utk karut marut masalahnya (guru madrasah). 
 
Status yang ditulis Hamidi menjadi viral dan banyak mendapat tanggapan. Akun atas nama Zumy Jimy misalnya, dia menulis, "Tersentuh dan sangat sedih mendengar berita ini (guru madrasah) ya Allah, mudah-mudahan ada solusinya," tulis Zumy. 
 
Pada kolom-kolom komentar berikutnya, akun atas nama Riza Pahlefi Thohir menulis banyak komentar tentang persoalan honor guru madrasah. "Maksud mereka baik, karena klu tak dianggarkan malah Pemda yg akan jadi sasaran kemarahan. Hanya saja kebijakan ini tdk ditindaklanjuti dgn pemenuhan syarat sbg mana diatur dlm permendagri" tulis Riza. 
 
Komentar Riza tersebut jawapan atas komentar yang sebelumnya ditulis oleh akun bernama Marasutan Hutasuhut,"masalahnya ketua tim anggaran ekskutif  tak dapat ditanya bagaimana prses penganggarannya," tulis Marasutan. 
 
Pada kolom berikutnya, Riza kembali menulis, "Masalah ini sebetulnya dpt diselesaikan apabila ada komunikasi yg baik antara kemenag dgn pemda sehingga ada kebijakan yg diambil untuk mengatasinya. Namun sy rasa sdh susah karena telah terekspos sehingga terbelenggu dgn aturan normatif," komen Riza lagi.     
 
Riza juga menulis, bahwa dirinya sudah mengikuti permasalahan guru madrasah ini sekitar sebulan yang lalu. "Sy mengikuti permasalahan ini sejak lebih dr sebulan yg lalu. Ketika ada pernyataan dr Kemenag bahwa proposal tak dikirim ke Pemda, sy sudah perkirakan hal ini akan terjadi," tulis Riza lagi. 
 
Pada kolom komentar terakhir Riza kembali menulis, "Sekitar 11 thn lalu sudah pernah kita diskusikan bersama kawan2 di dewan ttg kemungkinan masalah yang akan timbul, tp di luar malah berkembang isu bahwa sy tak setuju  dgn kebijakan ini. Hrs dirumuskan peran kongkrit antara Kemenag dan Pemda serta pengguna hibah khususnya hak dan tanggung jawab masing2 agar semua selamat dunia dan akhirat," tutup Riza. 
 
Tidak hanya pada kolom status akun atas nama Hamidi Em saja yang menjadi viral,  pada status pengguna Facebook lainnya juga ramai dan banjir beragam komentar. 
 
Salah satunya adalah pemilik akun atas nama Masdaruddin Ahmad. Masdarudin menulis panjang lebar tentang persoalan guru honor madrasah di Bengkalis. tulisan yang diberi judul, "Nasibmu: Guru Honorer Madrasah di Bengkalis" itu, begini petikan lengkapnya; 
 
"Dengan gaji yang tidak seberapa itulah mereka menggantungkan hidup. Sementara di belakang mereka ada ribuan anak-anak yang sudah sekian lama menunggu janji-janji. Sampai akhirnya janji itupun tidak bisa diharap lagi. Ya, untuk sekedar membelikan anak-anak syrup berbuka sudah tidak mungkin. Apalagi membelikan buku baru sebagai bahan bacaan saat libur, atau memberi baju dan sepatu untuk hari raya. 
 
Tetapi, anak-anak tidak mengerti apa-apa. Mereka belum bisa memahami arti kata maaf dari orang tua. Linangan air mata mereka karena tangis penantian juga sudah habis. Begitupun pekik marah orang tua yang tidak sanggup mendengar jerit permintaan anak yang terus menuntut sudah pula kehilangan suara. 
 
Terlalu mewah untuk membiarkan, apalagi membenarkan kesalahan para pejabat terhadap nasib guru honorer ini. Bukankan semua ini terjadi karena keteledoran dan ketidakpedulian para pejabat? Jika para guru honorer harus diam dan menerima begitu saja kata maaf para pejabat, sungguh terlalu! 
 
Andaipun hari ini para guru honorer tidak berteriak dan tidak bersuara karena dizhalimi, itu lebih karena suara mereka sudah habis tercecer di sepanjang perjalanan hidup selama setengah tahun tanpa gaji. Sudah tidak tertanggungkan rasa malu dan penderitaan mereka. Ya, hutang untuk makan sudah menumpuk, tangisan anak minta jajan sudah terdengar menyayat ulu hati. Sementara lebaran sudah di depan mata, sedangkan persiapan untuk menyambutnya sudah tidak bisa lagi diharapkan. 
 
Kezhaliman itu benar-benar nyata, jika beban penderitaan dan rasa malu tersebab keteledoran dan ketidakpedulian para pejabat hanya dilipur dengan permohonan maaf. Alangkah tidak berperikemanusiaan para pejabat itu dengan guru honorer kemenag. Semoga Tuhan mendengar do'a para guru honorer di bulan yang mulia ini. Amin". 
 
Status Masdar mendapat banyak tanggapan diataranya dari akun Ny Kelly, "Sangat miris mmg jika mengenangkan nasib honor ini.tergenang air mata bila saya membaca status dan komentar para guru yg nasib nya sampai skrg tdkjelas.tp apa boleh buat kita hanya org kecil yg hanya bisa menunggu dan menunggu.semoga kita semua di beri kesabaran yg lebih.Amiiiin 
 
"Innalillahi wainnailaihi rojiun,BENGKALIS BERDUKA" semoga dlm waktu dekat ini secepatnya KEMENAG menemukan solusi," tulis pemilik aku bernama Budi Syauqi.(R01/bo)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index