18 Desa Sepakat Bergabung dalam Program Desa Bebas Api

18 Desa Sepakat Bergabung dalam Program Desa Bebas Api
Penandatanganan MoU Kepala desa untuk Desa bebas Api.
PANGKALANKERINCI (RIAUSKY.COM)- Periode Rawan Kebakaran pada yang diprediksi akan terjadi pada bulan Juli hingga Oktober membuat seluruh pihak bergerak bersama untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan ( karhutla).
 
PT Riau Andalan Pulp and Paper ( RAPP), sebagai salah satu perusahaan pioner program pengendalian api, tahun ini kembali mengajak 18 Desa untuk berpartisipasi dalam program Fire Free Village / Desa Bebas Api yang dimulai dengan mengajak 18 Kepala Desa bersilaturahmi sekaligus menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Desa Bebas Api 2016, Hotel Unigraha, Rabu, 29 Juni 2016.
 
Acara yang dihadiri oleh 18 Kepala Desa dan Kepala Camat, Kadishut Kepulauan Meranti, Mamun Murod, Wakapolres Siak, Wakapolres Kabupaten Siak, Kabid Pemadaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) Siak, Irwan Priyatna, serta Manajemen RAPP.
 
Manajer Fire Free Village Program, Sailal Arimi menjelaskan bahwa Desa Bebas Api saat ini tidak hanya sebatas lima program yang telah dilakukan seperti tahun sebelumnya, namun juga kali ini diperkenalkan program Fire Community Awareness (FAC).
 
"Saat ini kami memiliki program Desa Bebas Api dengan lima program yang telah kami lakukan seperti tahun sebelumnya yaitu penghargaan Desa yang tidak terjadi kebakaran (No Burn Village Award), Crew Leader, Bantuan Persiapan Lahan Pertanian Tanpa Bakar/Agrikultur, Sosialisasi Dampak Membakar  dan Pemantauan Kualitas Udara. Kami juga memperkenalkan program Fire Awareness Community (FAC) merupakan program sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya kebakaran sejak dini, salah satunya dengan mengadakan sosialisasi di 50 sekolah di 50 Desa," tutur Sailal.
 
Kadishut Kepulauan Meranti, Mamun Murot mengapresiasi program RAPP dalam menghadapi kebakaran lahan dan hutan.
 
Apresiasi setinggi tingginya kepada RAPP karena hampir 70 persen lahan yang ada di Kepulauan Meranti berupa gambut dan rentan kebakaran. Semoga Program FAC dan Desa Bebas Api mampu mengantisipasi api sekaligus mendorong perusahaan lain ikut memiliki program serupa. Kami sudah melihat peran RAPP. Mudah-mudahan upaya RAPP menjadi berkah bagi semua,"ujar Murot.
 
Hal senada juga disampaikan Kabid Pemadaman BPBD Siak, Irwan Priyatna yang menyampaikan terimakasih atas program RAPP sekaligus mengajak masyarakat untuk membuka lahan tanpa membakar.
 
"Budaya membakar lahan memang menjadi masalah kita bersama karena cenderung murah. Melalui program Desa Bebas Api, permasalahan bakar lahan dapat dicapai solusinya," ungkapnya.
 
Direktur RAPP menyampaikan bahwa program Desa Bebas Api perlu dukungan oleh berbagai pihak.
 
"Kami perlu dukungan dari seluruh pihak untuk dilaksanakan bersama sama dengan pemerintah, TNI, POLRI, dan masyarakat. Kita setuju bahwa kebakaran lahan merupakan musuh bersama. Dan kita perlu mengkombinasikan dan bersinergi dengan ide ide dari masing-masing daerah untuk membuat program ini lebih baik lagi," terang Rudi.
 
Dengan ditandatanganinya MoU ini, sebanyak 18 Desa sepakat untuk mengikuti Program Desa Bebas Api akan dimulai dari 1 Juli 2016 dan  berakhir pada 30 Oktober 2016. Program yang telah dilaksanakan sejak 2013 ini sebagainsalah satu upaya mewujudkan Zero Fire di wilayah provinsi Riau.(R03/r)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index