Asap, Daya Beli Masyarakat Menurun

September 2015, Riau Alami Deflasi 0,38 Persen

September 2015, Riau Alami Deflasi 0,38 Persen
Ilustrasi

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Berkurangnya daya beli masyarakat selama terjadinya kabut asap di Riau membuat beberapa harga makanan dan kebutuhan pokok menjadi menurun.

Makanya, sepanjang September 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat kalau Riau mengalami deflasi sebesar 0,38 persen.

Kepala BPS Riau, Mawardi Arsyad, mengatakan kabut asap membuat daya beli masyarakat Riau berkurang higga membuat harga makanan jadi turun. Bahan pokok juga turun. "Daya beli masyarakat Riau menurun. Banyak warga yang ogah berbelanja karena kabut asap," kata Mawardi, Kamis (1/10).

Karena terus berkurangnya permintaan turun, para pedagang makanan jadi dan bahan pokok terpaksa menurunkan harga dan tidak bisa melakukan spekulasi.

Ditambahkannya, selain itu terganggunya penerbangan karena kabut asap juga membuat daya beli masyarakat menurun. Mawardi menjelaskan, banyak produk yang tidak didistribusikan karena terganggunya penerbangan.

Sementara itu secara nasional, BPS melaporkan realisasi deflasi 0,05 persen untuk periode September 2015. Realisasi ini berbeda dengan posisi September 2014 yang mencatatkan inflasi sebesar 0,27 persen.

JIka dibandingkan Agustus 2015, angka realisasi September kemarin juga lebih rendah karena pada bulan lalu tercatat inflasi 0,39 persen.

Kepala BPS Pusat, Suryamin menuturkan inflasi terkendali di angka 6,83 persen secara tahun ke tahun (Year on Year). Kalau secara tahun kalender (year to date) tercatat 2,24 persen. Komponen inti pada September 2015 tercatat 0,44 persen, sedangkan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun mencapai 5,07 persen.

"Setelah melewati puasa dan Lebaran, kontrol pemerintah dalam mengendalikan harga bagus," jelas Suryamin saat Konferensi Pers Inflasi September 2015 di kantornya, Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Suryamin membandingkan, angka realisasi deflasi ini cukup bagus jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2014, tercatat inflasi September di 0,27 persen. Pada 2013, tercatat deflasi September di level 0,35 perse dan di 2012 tercatat inflasi sebesar 0,01 persen.

Deflasi pada September 2015 ini disumbang oleh sektor bahan makanan yang mengalami deflasi 1,07 persen. Selain itu, sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,40 persen.

Daging dan hasilnya mengalami deflasi hampir 5,12 persen. "Daging ayam paling besar setelah lewat Lebaran. Telur ayam, susu dan hasil-hasilnya juga deflasi," tambahnya. (R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index