PILU...RSUD Arifin Achmad Penuh, tak Punya Uang, Bocah Usus di Luar Perut Batal ke Pekanbaru

PILU...RSUD Arifin Achmad Penuh, tak Punya Uang,  Bocah Usus di Luar Perut Batal ke Pekanbaru
Fajar Saputra, bayi dengan usus di luar tubuh dalam penanganan RSUD Kepulauan Meranti.
SELATPANJANG (RIAUSKY.COM) - Kondisi Fajar Saputra, bayi yang lahir dengan usus terburai, di luar perut, saat ini mulai mengkhawatirkan. Dia batal dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dengan alasan rumah sakit pemerintah itu penuh pasien.
 
Kondisi ini bukan saja membuat para dokter di RSUD Kepulauan Meranti bingung, juga keluarga, khususnya orang tua sang bayi malang.  Satu-satunya solusi saat ini hanya mengarahkan Fajar untuk dirawat melalui rumah sakit swasta. Namun, kedua orang tua bayi ini mengaku tak kuasa, karena tidak memiliki biaya untuk perobatan.
 
Jika harus dioperasi di Rumah Sakit Swasta, pihak keluarga tidak memiliki biaya. Apalagi disebutkan bahwa biaya untuk melakukan operasi berkisar antara Rp74 juta.
 
"Tidak jadi dirujuk ke RSUD karena RSUD Pekanbaru penuh. Kami juga sangat khawatir bagaimana bisa mengatasi ini. Sebab, jika harus ke RS Swasta, kami tidak memiliki biaya sebanyak itu. Katanya sampai Rp74 juta untuk melakukan operasi saja," kata Sukaria, selaku ayah Fajar Saputra, Kamis, 21 Juli 2016 siang.
 
Hingga kini, anak pertamanya itu masih dirawat di RSUD Selatpanjang untuk mendapatkan perawatan. Padahal, dia sudah sangat berharap jika pada hari Kamis siang tadi sudah dibawa ke RSUD Arifin Achmad.
 
"Saya adalah orang susah. Bagaimana kami harus membawanya ke RS Swasta. Jadi, saat ini, kami menunggu saja bagaimana jalan terbaiknya nanti," keluhnya.
 
Upaya untuk meminta bantuan tersebut, diakui Sukaria, telah dilakukan ke berbagai pihak, mulai dari Pemkab Meranti sampai dengan pihak DPRD.
 
"Memang ada bantuan dari Pemkab, Baznas, dan DPRD. Tetapi tetap saja kurang jika harus diobati di RS Swasta. Jadi, saat ini, kami tetap menunggu keputusan RSUD Selatpanjang," tuturnya.
 
Dia mengharapkan bahwa bayinya yang baru berumur tiga hari tersebut bisa diobati secepatnya. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa.
 
"Jadi, kami menunggu RSUD Arifin Achmad kosong saja. Tak ada jalan lain," katanya.
 
Sementara itu, Direktur RSUD Selatpanjang, drg Ruswita melalui Kasubag TU, Miftah, yang dikonfirmasi, membenarkan hal tersebut. Dia menyebutkan bahwa dari koordinasi antara RSUD Selatpanjang dengan RSUD Arifin Achmad bahwa ruangan NICU untuk perawatan anak penuh.
 
"Jadi, kalau kosong nanti, kami akan langsung rujuk si anak sehingga bisa ditangani segera," ujarnya.
 
Saat ini, kondisi sang bayi masih baik dan masih berada di dalam inkubator.
 
"Si anak masih kami rawat. Memang harus secepatnya dioperasi. Tetapi RSUS ARifin Achmad yang menjadi tempat rujukan masih penuh. Jadi, kami masih menunggu. Jika kosong, maka akan langsung kami bawa si anak untuk segera dioperasi," sebut Miftah.(R01/rp/amy)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index