Konon, ada banyak sekali kejadian yang tidak diinginkan terjadi disini. Saat sudah ingin menyerah tidak jarang pengunjung akan melihat aksi dari kuli pikul memikul batang kayu menuruni tanjakan yang membuat semangat kembali membara.
Jika para pemikul kayu dengan beban di pundaknya saja bisa, kenapa kita harus menyerah.
Saat sudah melewati tanjakan yang juga merupakan sebuah bukit yang menguji mental, alam seakan tau apa yang di butuhkan pengunjung.
Pemandangan luas sejauh mata memandang membentang, Bangunan-bangunan terlihat sangat kecil seperti batu.
Disini pengunjung akan terseyum senang bahkan berteriak keras seolah melepas penatsetelah melewati tantangan demi tantangan dan jalan panjang.
Setelah cukup puas dengan pemandangan dari atas bukit, pengunjung masih harus menuruni bukit dengan ratusan anak tangga yang cukup menguras tenaga.
Sekali lagi pengunjug akan melihat aksi pemikul kayu yang kali ini menaiki anak tangga dengan kayu yang ada di pundak nya.
Pemandangan ini tentunya kembali melecut motivasi pengunjung juga untuk melanjutkan perjalanan.
Selanjutnya jalan menurun. Saat itu kita juga sudah bisa mendengar percikan air sungai yang mengalir.
Sesampainya di sungai yang diapit oleh tebing yang tinggi, pengunjung akan sedikit di hujani dengan tetesan air yang menetes dari sela-sela tebing.
Sepanjang melintasi tebing, pengunjung juga akan mendengarkan sambutan hangat dari siamang yang merupakan binatang endemik di kawasan ini.
Sesekali suara siamang itu seakan menyapa kedatangan kami, ke tempat Wisata Aek Martua. Hingga, secara tidak sadar kita sudah sampai di lokasi.
Alam menyapa memalui deburan air yang jatuh dari puncak Wisata Aek Martua dan menyambut dengan hembusan embun dari air terjun yang membelai. Hingga rasa lelah selama perjalanan hilang seketika.
Air terjun ini memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri, yakni memiliki tiga tingkatan.
Setiap tingkatan memiliki ukuran dan ketinggian yang berbeda-beda.