2016, Tahun Apes Pekerja Migas di Riau

2016, Tahun Apes Pekerja Migas di Riau

 

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Tahun 2016 ini diprediksi akan menjadi tahun apes bagi pekerja sektor migas (minyak dan gas) di Riau. Pasalnya, banyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) merumahkan pekerjanya. Akibat longsornya harga minyak dunia.
 
"Kontraktor mengurangi kegiatan baru, ini tentu mengurangi kesempatan sub-kontraktor. Secara tidak langsung juga akan mengurangi peluang kerja. Kita berharap sektor ini tidak menimbulkan pengangguran baru," kata Arsyadjuliandi.
 
Untuk sektor migas, kata Arsyadjuliandi, harga terus merosot, sehingga berdampak kepada penerimaan bagi hasil di APBD Riau. Pada 2015, asumsi makro harga minyak dunia dipatok US$ 105 per barel. Nyatanya, harga minyak dunia rontok ke level US$ 40 per barel. Bahkan, penghujung 2015, melorot lagi menjadi US$ 36 per barel.
 
Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau, Rasidin mengakui, banyak kontrak yang berakhir antara K3S dengan kontraktor penunjang atau sub kontraktor. Selain itu, pemerintah pusat memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak-kontrak tertentu yang masuk cost recovery.
 
"Yang tidak diperpanjang itu kontraktor penunjang seperti penyedia air, listrik, jasa seperti perbaikan pintu, sampai menyediakan sepatu itu dibayar negara yang masuk dalam cost recovery. Sekarang sudah tanggungan masing-masing K3S," jelas Rasidin.
 
Sampai saat ini, lanjut Rasidin, masih sedikit kontrak sub-kontraktor yang berakhir. Namun akan berlipat pada 2016. Artinya, angka pengangguran bakal melonjak sampai ribuan tenaga kerja.
 
"Kalau sekarang masih sedikit, ada 150 orang yang kontraknya habis. Itu menganggur sekarang. Tapi ini akan berlanjut karena tidak akan ada lagi perpanjangan kontrak. Padahal dalam sektor migas itu bekerja hampir 100 ribu orang termasuk sub-kontraktor," ungkapnya. (INI/R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index