Festival Bekudo Bono di Pelalawan Resmi Ditutup, HM Harris: Jadikan Event Ini Agenda Tahunan

Festival Bekudo Bono di Pelalawan Resmi Ditutup, HM Harris: Jadikan Event Ini Agenda Tahunan
Penutupan kegiatan Festival Bekudo Bono di Pelalawan

TELUK MERANTI (RIAUSKY.COM) - Bupati Pelalawan HM Harris minta Kemeterian Pariwisata Ekonomi Kreatif agar menjadikan event Festival Bekudo Bono menjadi agenda tahunan Kemenparekraf.

Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya saat penutupan Festival Bekudo Bono- Surfing Internasional (11-14 November 2019) di Pantai Ogis Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Kamis (14 November 2019).

"Saya pesan sama ibu Hesty Reko Astuti Kepala Calender Of Event (COE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) RI untuk menyampaikan ke bapak menteri, agar menjadikan iven Festival Bekudo Bono- Surfing Internasional menjadi agenda tahunan Kemenparekraf," pesan bupati.

Harapanya, tentu  masuknya event Festival Bekudo Bono- Surfing Internasional tahunan Kemenparekraf sudah barang tentu  akan ada suntikan anggaran dari pemerintah pusat melalui dana APBN.

"Kemapuan anggaran sangat terbatas. Jadi satu-satu  solusi yang tepat saat ini adalah anggaran dari pusat. Dengan menjadikan Festival Bekudo Bono- Surfing Internasional menjadi agenda tahunan Kemenparekraf," ujarnya.

Kemudian Bupati juga menyebutkan,wisata bono masuk dalam kawasan terintegrasi yakni teknopolitan, Bono dan Kuala Kampar dengan padinya.

"Kita berharap dengan terintegrasinya pembangunan di Kabupaten Pelalawan dapat mensejahterakan masyarakat tempatan dan  mempercepat pembanginan yang bermanfaat bagi masyarakat,” paparnya.

Masih di tempat yang sama Hesty Reko Astuti Kepala Calender Of Event (COE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) RI yang didaulat menutup event mengatakan menyampaikan bahwa untuk Propinso Riau ada 3 event wisata yang masuk dalam kalender pariwisata nasional 2020 yakni Bono Pelalawan, Bakar tongkang dan pacu jalur.

"Masing–masing daerah punya potensi wisata alam dan budaya. Tentunya bagian dari promosi yang dilakukan adalah dengan menggabungkan wisata dan budaya,sehingga tidak hanya wisatanya saja namun juga budayanya sehingga menjadi paket atau kemasan wisata yang menarik minat khalayak baik nasional maupun internasional,” ujarnya.


Hesty juga mengingatkan kepada Pemerintah Kabupaten Pelalawan untuk fokus dan berkomitmen untuk mengembangkan dinasti wisata yang ada.

"Bupatinya, Pejabatnya, forkopimdanya dan aparatur pemerintahan beserta masyarakat harus punya komitmen jelas dalam pengembangan wisata. Termasuk dalam penganggaran guna memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam pengembangan wisata tersebut," paparnya.

Kemenparekraf RI, sambung Hesty tentunnya memberikan dukungan penuh hingga penganggaran dalam promosi dan pengembangan wisata yang ada di Indonesia.

"Kita butuh sinergitas antara pusat dan daerah dalam pengembangan dan pelestarian wisata sehingga dapat mendorong percepatan pengembangan dan pembangunan dinasti wisata potensial di nusantara," ungkapnya.

Sementara itu, Andi Yuliandri, S.Kom Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pelalawan dalam sambutanntya menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan Pelalawan Bono Surfing Internasional 2019 atau tradisi bekudo bono telah dimulai pada Senin (11-14/11/2019) lalu dengan pagelaran seni dan budaya yang berlangsung di Ruang Publik Kreatif (RPK) Pangkalan Kerinci.

"Hari ini kompetisi Pelalawan Bono Surfing Internasional 2019 digelar yang diikuti para surfer lokal dan 8 surfer mancanegara diantaranya berasal dari Perancis, Afrika Selatan, New Zealand, England dan China. Kita berharap dengan kompetisi ini akan leboh mempromosikan Bono Pelalawan di mata dunia," pungkasnya. (R09)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index