Kunjungi Eks Gafatar di Jakarta, Dewan Duga Anggota Gafatar Sudah Dicuci Otak

Kunjungi Eks Gafatar di Jakarta, Dewan Duga Anggota Gafatar Sudah Dicuci Otak

 

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Hasil kunjungan Komisi E DPRD Riau ke penampungan Eks anggota Gafatar di Jakarta mengungkap hal yang mengejutkan.  Dimana ternyata pengikut aliran sesat itu diduga sudah dicuci otaknya. Hal inilah yang membuat para pengikut Gafatar mengikuti apa yang diperintahkan oleh petinggi organisasi ini.
 
Dari hasil kunjungan tersebut, dewan mendapati para calon anggota ini dijanjikan kesejahteraan ekono, jika mau iku dengan pemahaman Gafatar, dimana salah satu tempat untuk memperbaiki perekonomian mereka adalah di Kalimantan.
 
"Bagi keluarga yang terpedaya bujuk rayu, maka banyak yang sudah menjual rumah, tanah dan ladang untuk pergi memulai hidup baru ke Kalimantan. Namun kenyataan, warga setempat mengusir kelompok eks Gafatar, karena pemahaman yang dibawa sesat dari ajaran Islam," kata Sekretaris Komisi E DPRD Riau, Markarius Anwar, Kamis (4/2).
 
Saat ini ratusan eks Gafatar yang berasal dari Riau tinggal di mess Kementrian Sosial (Kemensos) Jakarta, kondisi mereka saat ini sangat memprihatikan dimana kebanyakan pengungsi adalah anak-anak, salah satunya ada bayi yang berusia 4 bulan, dimana anak tersebut dan ibunya sedang sakit dan dititip kepada pengungsi perempuan yang lainnya.
 
Markurius berpendapat, pemerintah bisa memindahkan pengungsi ke mess Riau yang berada di Slipi Jakarta, dimana gedung Forki Riau dan gedung lainnya milik pemprov ada disana. 
 
Hal ini dilakukan supaya para pengungsi eks Gafatar ini bisa diberlakukan secara manusiawi, pasalnya digedung milik Riau ini ada kamar dan tempat tidurnya sementara di mess Kemensos hanya berupa aula besar.
 
Dari informasi dari hasil rapat bersama Gubernur kemarin, eks Gafatar akan dipulangkan melalui jalur darat menggunakan bus yang direncanakan pada Sabtu besok. Tujuan menggunakan bus untuk penghematan biaya. Sehingga anggaran APBN Rp84 miliar ditambah dana taktis Gubernur mampu membiayai operasional perjalanan.
 
"Disini Dinsos akan menjadi leading sektor untuk keselamatan pengungsi. Diantaranya, bagaimana mereka bisa diterima masyarakat, memberi kehidupan baru karena aset sudah dijual dan memberikan pemahaman menuju jalan kebenaran. Selain itu fungsi tokoh agama juga sangat berperan aktif mengajak eks gafatar untuk bertaubat," jelas Markarius.
 
Hal senada juga dikatakan Wakil ketua DPRD Riau, Noviwaldi Jusman. Berdasarkan data terakhir dalam rapat koordinasi Pemerintah Provinsi Riau bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di Kantor Gubernur ternyata jumlah anggota eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) bukan 259 tapi, 135 orang.
 
Dari 135 orang, terbanyak warga Pekanbaru 121 orang, kemudian Kampar 18, Dumai 7 orang dan Indragiri Hulu 6 orang. Oleh sebab itu eks anggota Gafatar harus ditanggapi dengan serius dan harus diberikan perhatian khusus. Terlebih Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa sesat dan menyesatkan bagi Gafatar.
 
"Sebetulnya kita harapkan inikan warga Provinsi Riau yang harus kita berikan perhatian khusus, bukan kita mau mengucilkan.Tapi, perhatian supaya hal yang sama tidak terulang lagi," kata Noviwaldi.
 
Terkait pemulangan juga memang harus segera dilakukan dan dicarikan solusi terbaik dalam penangananya nanti.  Sebab mereka adalah warga Riau. Makabagaimanapun kondisi mereka seperti ini atau kemudian berada diluar negeri, ini merupakan kewajiban pemerintah mengembalikannya.
 
Dirinya juga menyampaikan bahwa dari data yang ada juga harus dipastikan kembali. Apakah eks anggota Gafatar tersebut memang betul-betul warga Riau. Langkah selanjutnya harus diberikan pembinaan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan tokoh agama, untuk kembali meluruskan hal-hal yang sudah dianggap menyimpang.
 
"Kita cek dulu yang ada. Jangan-jangan tidak warga Riau, jangan sampai nanti bukan warga Riau. Pertama kita sudah tau dalam tanda petik tobat. Ini juga harus tetap menjadi pengawasan bagi Dinsos dan Kesbangpol. Jangan sampai nanti hal serupa terulang lagi," ujarnya. (R06)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index