MANTAP! Harga Minyak Sawit Kembali Melonjak, Melesat 2%, Nyaris ke RM 3.749/ton

MANTAP! Harga Minyak Sawit Kembali Melonjak, Melesat 2%, Nyaris ke RM 3.749/ton
Ilustrasi minyak CPO yang diolah di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)./ Sumber Foto: kontan.co.id

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) meroket lagi pada perdagangan hari ini, Kamis (4/3/2021). 

Harga kontrak futures (berjangka) yang aktif diperjualbelikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange tersebut menguat hampir 2%. 

Hingga sesi istirahat siang, harga kontrak CPO pengiriman Mei naik 1,93% atau menguat RM 71 ringgit ke RM 3.749/ton. Harga CPO kembali tembus ke RM 3.700/ton setelah kemarin ambles ke RM 3.642/ton.

Sentimen penggerak harga CPO masih sama seperti sebelumnya yaitu kenaikan minyak nabati lainnya. Di Bursa Komoditas Dalian China, harga kontrak minyak kedelai dan minyak sawitnya masing-masing menguat 2% dan 1,4%.

Harga CPO cenderung bergerak dengan volatilitas tinggi mengikuti harga komoditas lain serta fluktuasi pasar keuangan global. Di sisi lain pelaku pasar terutama trader mulai mengantisipasi ekspor yang rendah dan produksi yang naik sehingga membuat stok berpotensi terkerek naik.

Melansir Reuters, riset CGS-CIMB menyebutkan stok minyak sawit Malaysia akhir bulan Februari lalu diperkirakan naik 7,6% (mom) dibanding akhir Januari ke level 1,43 juta ton.

Data ekspor Malaysia yang mengecewakan juga menjadi salah satu pemicu tertekannya harga CPO. Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk Februari turun 4,6% menjadi 1.052.779 ton dari Januari. 

Menurut surveyor kargo Societe Generale de Surveillance Amerika Serikat & China mulai mengurangi pembelian.

Impor minyak sawit Benua Biru pun juga ikut turun. Melansir Reuters, impor minyak sawit Uni Eropa pada musim 2020/21 adalah 3,69 juta ton. Lebih rendah dibandingkan dengan 3,78 juta tahun lalu.

Perusahan surveyor Intertek Testing Services melaporkan ekspor minyak sawit Negeri Jiran bulan Februari drop 5,5%(mom) menjadi 1 juta ton dari bulan Januari sebesar 1,06 juta ton.

Kemudian perusahaan surveyor lainnya yaitu AmSpec Agri melaporkan ekspor Malaysia drop 8,15% (mom) menjadi 1 juta ton. Padahal ekspor bulan Januari sempat mencapai 1,09 juta ton.

Menurut Refinitiv Commodity Research cuaca yang beragam membuat perkiraan produksi minyak sawit Malaysia pada 2020/21 tidak berubah pada 19,1 juta ton. Perlambatan curah hujan membuat perkiraan produksi Indonesia pada tahun 2020/21 mencapai 46,0 juta ton. 

Hal tersebut berbanding terbalik dengan perkiraan Dewan Minyak Sawit Malaysia yang memperkirakan produksi bakal naik 19,6 juta ton tahun ini. 

Sementara perkiraan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meramal produksi CPO di tahun 2021 naik 3,5% (yoy) menjadi 49 juta ton dari realisasi tahun lalu yang hanya sebanyak 47,4 juta ton.(R03)

Sumber Berita: cnbcindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index