Komunitas Literasi SCW Gelar Pelatihan Menulis bersama Bambang Kariyawan

Komunitas Literasi SCW Gelar Pelatihan Menulis bersama Bambang Kariyawan
Foto bersama usai pelatihan

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Komunitas Literasi Salmah Creative Writing (SCW) menggelar kegiatan Pelatihan Menulis dengan menghadirkan pembicara Dr. Bambang Kariyawan Ys, M.Pd, Sabtu (13/8/2022) di rumah baca SCW Pekanbaru.

Belasan peserta yang hadir yang umumnya dari kalangan pendidik dan mahasiswa baik yang berasal dari Pekanbaru maupun luar Pekanbaru, sangat antusias dengan kegiatan tersebut. 

Founder SCW, Siti Salmah menjelaskan kalau kegiatan ini adalah bagian dari upaya komunitas literasi SCW untuk turut berperan dalam menggalakkan 
literasi di Riau tentunya.

"Pelatihan ini satu dari sekian kegiatan yang sudah rutin kita lakukan di rumah baca SCW. Ini juga upaya mendorong kawan-kawan pemula khususnya untuk menulis dan menghasilkan karya," ujarnya.

Siti menekankan kalau usai pelatihan ini akan dilanjutkan dengan bimbingan, sehingga peserta bisa terus belajar secara berkesinambungan sehingga tujuan akhir dari kegiatan ini yaitu melahirkan penulis-penulis baru bisa tercapai.

Tak lupa, Siti mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bambang Kariyawan yang merupakan kepala sekolah, sastrawan dan juga menulis yang telah bersedia memberikan materi dan juga melakukan bimbingan lanjutan kepada para peserta.

Sementara itu, Bambang Kariyawan menilai pelatihan menulis yang ditaja oleh SCW memberikan sebuah pemahaman kepada kita semua bahwa di antara keterpurukan kita dalam minat membaca dan menulis masih ada orang-orang yang peduli dan ingin memperbaiki itu.

"Terima kasih kepada SCW yang sudah melaksanakan kegiatan ini, saya melihat antusiasme dari peserta sangat tinggi dan ingit dilanjutkan dengan bimbingan yang lebih jauh usai pelatihan ini," ujar Bambang.

Pada prosesnya, Bambang meminta peserta 'mengalir' saja dengan masing-masing tulisannya seperti cerpen, puisi, novel, esai dan lainnya. Dan karya-karya yang dihasilkan nantinya bisa dibincangkan, dibukukan dan bisa memberikan keuntungan secara ekonomi.

"Saya terima kasih kepada SCW yang sudah menaja kegiatan ini, kita rindu dengan kegiatan seperti ini, acara bincang-bincang sastra, diskusi-diskusi seperti ini," tambahnya.

Lebih jauh, kepada media ini, Bambang mengatakan kalau banyak pelatihan serupa yang digelar selama ini, sayangnya memang tak semua yang berlanjut, kata dia kunci utamanya adalah keberlanjutan.

"Makanya untuk pelatihan hari ini, kita akan lanjutkan bimbingannya bisa lewat WA grup ataupun zoom meeting," ujarnya.

Dan pada akhir menurut Bambang, ada yang dinamakan dengan proses alam, di sini lah nanti akan terlihat siapa yang mampu bertahan ataupun patah di tengah jalan. Dan mereka-mereka yang tetap bertahan harus dirangkul agar mampu terus berkarya.

Khusus di Riau, Bambang melihat kalau setiap tahunnya selalu lahir penulis-penulis baru dengan masing-masing genre penulisannya. Namun kalau bicara tren pasar, katanya saat ini yang banyak muncul adalah penulis kisah-kisah inspiratif.

"Bukan berarti yang lain tidak, ini tren pasar, namun percayalah setiap genre itu ada pembacanya masing-masing," sebutnya. 

Dia pun memberikan motivasi kalau menulis itu adalah proses intelektual. Perlu latihan dan belajar tidak bisa instan dan juga butuh ketekunan dan instiqomah.

Sementara itu salah seorang peserta yang juga penulis buku, Freddy Faldi Syukur mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Meski sudah sering menghasilkan buku, namun selama ini karya-karyanya belum mendapatkan sentuhan sastra.

"Makanya saya tertarik, karena dengan sastra sesuatu bisa menjadi menarik dan indah, bahkan hanya dengan cara yang sangat sederhana seperti yang diajarkan oleh Pak Bambang tadi, kata-kata yang awalnya biasa saja bisa menjadi menarik," ujarnya.

Pria yang sehari-hari juga sebagai kepala sekolah di Dumai ini juga mengaku juga aktif berkegiatan bersama Komunitas Jago Menulis di mana anggotanya adalah guru-guru dari berbagai daerah di Indonesia.

Dia berharap kegiatan seperti ini bisa memberikan manfaat besar bagi peserta terutama bagi dirinya karena dalam waktu dekat dia juga berencana untuk menerbitkan buku lagi.

Seperti peserta lainnya, dua guru dari SMPN 4 Tambang, Kampar, Susi Marlina dan Hanani juga merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan pelatihan menulis ini.

"Kalau saya ini pertama kali mengikuti pelatihan menulis ini, saya senang bisa ikut belajar, apalagi kemaren dengarnya ini komunitas puisi juga, makanya memutuskan untuk ikut," ujar Susi Marlina.

Diakuinya, meski dia adalah guru Bahasa Indonesia, namun dia tak mahir dalam menulis terutama hal-hal yang bersifat sastra, kalau pun ada itu lebih pada sebatas menjalankan tugas saja. 

Dia berharap selepas pelatihan ini dan dilanjutkan dengan bimbingan, dia bisa lebih mengasah kemampuannya dalam menulis.

Sementara bagi Hanani, ini memang bukan pertama kali, dia cukup sering mengikuti kegiatan seperti ini, meski sudah mengaku punya naskah, namun hingga kini belum juga dibukukan.

"Karya saya sudah ada, tapi memang belum dibukukan, mudah-mudahan setelah ini, apalagi saya tak lama lagi juga akan pensiun, saya berharap bisalah naskah-naskah tersebut diterbitkan menjadi sebuah buku," harapnya. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index