Lahan Perusahaan Dijarah

Rimba Lazuardi Bantah Serang Warga

Rimba Lazuardi Bantah Serang Warga

PANGKALANKERINCI (RIAUSKY.COM) - Terkait bentrok yang terjadi antara masyarakat dengan sekuriti PT Rimba Lazuardi (RL), di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau, Senin (14/9/2015) lalu. PT RL akhirnya memberikan penjelaskan agar peristiwa tersebut tidak menjadi simpang siur.

"Kita mengklarifikasi, karena issu ini sudah mulai dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Humas PT Rimba Lazuardi, Ahyar, Jumat (18/9/2015) sebagaimana dihimpun dari goriau.com.
 
Dikatakannya, pihaknya perlu mengklarifikasi terkait kejadian penyerangan sekuriti dan pembakaran lahan oleh masyarakat korban jual beli lahan dalam konsesi PT RL.
 
Diungkapkan Ahyar, bahwa sejak bulan Januari lalu, lebih kurang 400 hektare lahan konsesi PT RL dibakar terang-terangan oleh kelompok masyarakat yang datang secara berkelompok ke dalam konsesi perusahaan.
 
"Kolompok warga ini, kemudian membuat pondok-pondok di sekitar areal yang mereka bakar yang sudah ditanami Akasia dari berbagai usia," ungkapnya.
 
Diterangkannya, saat tim pemadam Karhutla dari PT RL hendak melakukan pemadaman, dihadang oleh masyarakat tersebut dengan cara membuat portal di tengah jalan akses menuju lokasi serta menghadang secara bersama-sama menggunakan senjata tajam dan memakai atribut ormas tertentu.
 
"Tak hanya itu, mereka bahkan mengaku bahwa lahan itu mereka beli dari oknum-oknum tertentu yang mengaku sebagai pemangku adat dan pengusaha yang datang dari daerah luar Riau," terang Ahyar.
 
Lanjut Ahyar, saat itulah karyawan tanam dari PT RL kembali melakukan penanaman ulang di lokasi yang dibakar oleh masyarakat tersebut.
 
"Saat karyawan sedang melakukan penanaman, tiba-tiba dua unit mobil patroli sekuriti beserta para tim yang sedang melakukan patrol antisipasi kebakaran diserang oleh masyarakat dan sejumlah orang yang menggunakan atribut ormas tertentu," tuturnya.
 
Menurut Ahyar, kondisi inilah yang menyulut bentrok, apalagi penyerangan yang dilakukan masyarakat dengan menggunakan senjata tajam, seperti sangkur, parang dan tombak yang ujungnya dipasang pecahan botol.
 
"Jumlah massa waktu itu lebih kurang sekitar 150 orang, yang diusir keluar oleh sekuriti berjumlah sekitar 30 orang," sebutnya.
 
Ahyar menegaskan, bahwa sekitar dusun yang oleh masyarakat disebut sebagai Dusun Sako Godang dan RT tertentu yang mereka klaim sebagai perkampungan mereka yang berada dalam kawasan konsesi PT RL tersebut, sebenarnya tidak ada satu pun rumah melainkan hanya pondok-pondok kecil yang sudah tidak berpenghuni dan dibiarkan rusak.
 
"Akibat penyerangan tersebut, dua orang sekurity mengalami luka dikepala karena lemparan batu, sedangkan puluhan karyawan mengalami luka ringan," tandasnya. (R01/GR)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index