PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Bagi para pelajar di Kota Pekanbaru, melakukan literatour, atau yang dalam istilah aslinya merupakan gabungan dari literasi dan tour tentunya bukan hal yang asing lagi.
Apalagi bila aktivitas tersebut dilaksanakan di Perpustakaan Tenas Effendy Pekanbaru.
Pustakawan Syahyarwan Zam saat memimpin Litera Toer
Bahkan, kini, melakukan aktivitas literatour ternyata memberikan keasyikan tersendiri bagi para siswa yang datang berkunjung, sembari mendapatkan bonus tambahan ilmu pengetahuan yang prosesnya dilakukan secara santai dan menyenangkan.
Itu juga yang dilakukan para pelajar SMP IT Az Zuhra Panam saat berkunjung ke Perpustakaan Tenas Effendy Pekanbaru di Jalan Sutomo Pekanbaru.
Kegiatan belajar santai di perpustakaan ini tidak hanya berlangsung satu arah, namun juga dua arah melalui proses diskusi.
Dalam kunjungan LiteraTour ini para , siswa SMP IT Az Zuhra Panam berkesempatan mendapatkan pengetahuan baru yang mungkin jarang didangarkan dalam pembelajaran umum di sekolah, yakni tentang sejarah Masjid Raya Pekanbaru.
Apresiasi juga diberikan pada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan, membuat suasana lebih memotivasi.
Aktivitas LiteraTour ini dipandu langsung oleh Pustakawan Syahyarwan Zam yang juga merupakan Pustakawan Madya pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru.
Penyerahan buku kepada perwakilan sekolah.
Perpustakaan Tenas Effendy Kota Pekanbaru yang selama ini dikenal sebagai pusat pengetahuan. Pada kesempatan ini menjadi saksi bisu pertemuan generasi muda dengan sejarah kota mereka.
Melalui buku “Sejarah Masjid Raya Pekanbaru”, Syahyarwan Zam mengajak siswa untuk melakukan perjalanan waktu dan menyaksikan bagaimana masjid yang awalnya berukuran sangat sederhana, hanya 9×10 meter dapat tumbuh menjadi bangunan megah seperti sekarang.
“Dari buku ini, kita bisa belajar banyak tentang sejarah dan budaya yang ada pada Kota kita ini,” ungkap pria yang akrab disapa Bang Yas ini.
Dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan dipadukan dengan visualisasi yang menarik, Syahyarwan berhasil memikat perhatian siswa.
Ia menjelaskan secara detail tentang proses pembangunan masjid, mulai dari pemilihan lokasi hingga arsitektur bangunan sampai kisah-kisah menarik tentang tokoh-tokoh yang berperan penting dalam sejarah masjid ini.
“Rancangan anggaran pembangunan masjid raya dulu 18.700 golden, kurang lebih setara dengan 1.2 miliar rupiah saat ini. Ternyata kita dulu pernah menggunakan mata uang Belanda. Bagaimana bisa tahu, yaitu dari membaca informasi yang ada dibuku,” jelasnya.
Kegiatan literasi ini tidak hanya sekedar membaca buku, namun juga diisi dengan diskusi interaktif yang bertujuan untuk mengajak siswa berfikir kritis dan mencari tahu fakta-fakta menarik tentang masjid.
“Kegiatan seperti ini tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan baru tentang sejarah Masjid Raya Pekanbaru, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya kota mereka,” ujarnnya.
Selain mengenal sejarah, siswa juga berkesempatan untuk mengetahui berbagai layanan yang disediakan oleh perpustakaan. Mulai dari koleksi buku yang lengkap, fasilitas komputer, hingga ruang belajar yang nyaman, semua tersedia untuk mendukung kegiatan belajar siswa. Sebagai penutup, siswa diajak untuk menonton film pendek di ruang mini studio lantai 2.(Adv)
Listrik Indonesia