Dikeluarkan dari Sekolah, Bocah Ini Jual Kerupuk untuk Biayai Adik dan Ibunya yang Sedang Hamil

Selasa, 05 Desember 2017 | 10:29:14 WIB
Fadli saat berjualan menggunakan penenteng kerupuk.

GARUT (RIAUSKY.COM)-  Sutrisno alias Fadil (13) mendadak ramai diperbincangkan warganet lantaran berjualan kerupuk keliling demi membiayai satu adik dan ibunya yang tengah hamil. 

Foto Fadil jual kerupuk diunggah oleh seorang warganet di media sosial (medsos) Instagram.

Fadil bersama adik, Nurlaela Jamilah (3), dan ibunya, Heni Rojhaeni (36), selama ini menghuni gubuk berukuran 1x2 meter persegi di Kampung Sinyar, Desa Kadungora, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Saat ini Heni hamil lima bulan.

detikcom berbincang dengan Fadil di tempat tinggalnya tersebut, Senin (4/12/2017) siang. Dia berkisah soal kiprah berjualan kerupuk.

"Setiap hari keliling. Biasanya bawa 30 bungkus (kerupuk), dijual pakai tanggungan. Harganya lima ribu (rupiah)," kata Fadil.

Berperwakan kecil, Fadil berjualan kerupuk keliling sejak satu tahun lalu. Sebelumnya, Fadil pernah bersekolah di SDN Karangtengah 2 Kadungora.

Selagi jualan kerupuk kepada warga, dia mengaku tak koar-koar seperti kebanyakan pedagang. "Enggak bilang 'kerupuk...kerupuk...' juga sudah pada tahu jadwal jualan saya. Kalau enggak pagi, ya siang jam dua belas. Enggak ngomong juga, warga pada nyamperin untuk beli kerupuk," tuturnya.

Fadil menjual kerupuk hasil produksi saudaranya. Sebelum mengedarkan kerupuk itu, dia terlebih dahulu berjalan sekitar dua kilometer untuk mengambil kerupuk di kediaman saudara.

Dalam sehari Fadil mendapat keuntungan sebesar Rp 15 ribu. Hanya Rp 500 laba yang ia ambil dari setiap bungkus kerupuk yang dibeli konsumen. Uang itu dia berikan kepada Heni untuk keperluan sehari-hari.

Fadli berjualan dari ruas jalan ke ruas jalan lainnya demi mengharapkan uang Rp15.000 per hari untuk membiayai adik dan ibunya.

 

"Biasa buat risiko dan dapur. Buat jajan mah gampang," tutur Fadil.

Tidak banyak yang Fadil inginkan saat ini. Ia tetap berniat terus mencari uang demi ibu dan adiknya. Namun, Fadil merindukan sosok ayah kandung, Udin, yang meninggal saat ia berusia dua tahun. Sedangkan ayah tirinya, Asep Kurnia (50), merantau ke Jambi sejak sebulan lalu.

"Kangen bapak (Udin)," ucapnya.

Cerita Fadil berjualan kerupuk membuat warganet trenyuh. Beragam komentar positif juga dilontarkan warga di sekitar tempat tinggal Fadil. Warga mengenal Fadil sebagai bocah yang ramah.

"Sangat terharu. Pertama dia masih kecil sudah mau berjualan. Kedua dia kalau bertemu saya tidak pernah mengeluh dan selalu menyapa. Dia anak yang tahu sopan santun," ujar Gandi (52), ketua RW di lingkungan Fadil tinggal. 

Tinggal di Gubuk Ukuran 1x2

Gubuk reyot di tengah-tengah sawah berukuran 1x2 meter persegi ini adalah tempat tinggal Sutrisno (13), bocah penjual kerupuk keliling di Garut yang akrab disapa Fadil.

Gubuk yang ditempati Fadli, ibu dan adiknya. Bila hujan, mereka basah kuyup.

Di gubuk yang terletak di Kampung Sinyar, Desa/Kecamatan Kadungora, Garut ini Fadil tinggal bersama ibunya Heni Rohaeni (36) yang tengah mengandung 5 bulan, dan seorang adiknya Nurlaela Jamilah (3).

"Kalau tidur tiap malam juga di sini aja, karena enggak ada tempat lain," ungkap Heni kepada detikcom di gubuk itu, Senin (4/12/2017).

Fadil hanya tinggal bertiga bersama Heni dan Lela. Ayahnya Udin meninggal saat ia berusia dua tahun. Sedangkan ayah tirinya Asep Kurnia (50) merantau ke Jambi sejak sebulan lalu.

Dilihat detikcom, Gubuk itu dibangun dengan kayu seadanya tanpa dinding. Atapnya hanya ditutupi ranting pohon kering dan terpal bekas. Di beberapa bagian samping hanya ditutupi karung.

"Ini bukan punya saya, hanya dipinjemin sama pak Asep yang punya sawah," katanya.

Heni mengaku telah terbiasa tinggal di gubuk ini. Meskipun setiap hujan turun ia dan anaknya basah kuyup karena atap gubuk bocor.

Parahnya lagi, di sebelah barat gubuk itu terdapat kandang domba yang mengeluarkan bau tak sedap karena banyak terdapat kotoran ternak. Kandang itu hanya berjarak sekitar 5 meter dari lokasi gubuk.

Fadil sendiri berjualan kerupuk keliling sejak setahun lalu. Sebelumnya Fadil pernah bersekolah di SDN Karangtengah 2 Kadungora, namun Fadil dikeluarkan dari sekolah.

"Katanya karena kelebihan murid. Sebelum ujian anak saya dikeluarkan. Sejak saat itu, anak saya lebih milih jualan kerupuk meskipun sudah saya larang. Ya mau bagaimana lagi kita butuh uang. Kondisi saya juga sedang hamil lima bulan," tuturnya.

Setiap hari Heni dan dua anaknya hanya makan seadanya. Terkadang ia juga mengaku tak makan karena tidak memiliki kayu bakar untuk memasak.

"Kadang sama tahu, sama garam apa aja," pungkas Heni.(R04/detik)
 

Terkini