DOR DOR...Nekat Tiduri Istri Tetangga, Dua Peluru Bersarang di Tubuh Nyoman Antara

Selasa, 13 Maret 2018 | 08:15:11 WIB
Kondisi korban Nyoman Antara saat dirawat di RS Kerta Usada dan pelaku Nengah Sudiawan saat ditemui di Mapolsek Kubutambahan.

RIAUSKY.COM - Peringatan nih buat yang suka ganggu istri orang, apalagi sampai menidurinya, akibatnya bisa fatal.

Seperti yang dialami Nyoman Antara, 47 yang harus merasakan tembakan di bagian leher dan dada kirinya. Dia ditembak tetangganya sendiri, Nengah Sudiawan yang tak lain suami perempuan yang ditidurinya, Minggu petang (11/3). 

Korban dan pelaku adalah warga Dusun Mengandang, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Sudiawan nekat menembak korban Nyoman Antara dengan senapan angin. Usut punya usut, motif ini didasari lantaran Sudiawan mengaku cemburu karena istrinya disebut menjalin hubungan asmara dengan korban.

Praktis, dua buah peluru senapan angin bersarang di leher dan dada kiri korban Antara. Korban dilarikan ke RS Kertha Usada Singaraja untuk mendapat penanganan medis. Sedangkan Nengah Sudiawan berhasil diamankan Unit Reskrim Polsek Kubutambahan.

Informasi yang digali dari pihak kepolisian menyebutkan peristiwa ini terjadi pada Minggu (11/3) sekitar pukul 18.00. Kala itu korban Antara hendak pulang setelah bekerja di kebunnya di Banjar Dinas Mengandang, Desa Pakisan.

Bahkan, keduanya sempat berpapasan sebelum aksi penembakan itu dilakukan. Namun setelah posisinya korban menjauh berjarak enam meter, tiba-tiba terbesit dipikiran pelaku jika korban Antara pernah menyelingkuhi istrinya. Spontan, pelaku langsung mengarahkan senapan angin yang kebetulan dibawanya.

Pelaku yang terbakar api cemburu langsung menarik pelatuk dan menembakkan senapan angin ke arah korban sebanyak dua kali. Tembakan itu tepat mengenai leher dan dada kiri korban. Peluru pun bersarang di tubuh korban.

Warga dan keluarganya yang melihat kejadian itu, langsung melarikan korban ke Rumah Sakit Kerta Usada Singaraja untuk menjalani perawatan medis, akibat luka tembak. Sedangkan aksi tersebut langsung dilaporkan ke Mapolsek Kubutambahan.

Akhirnya berselang dua jam pasca dilaporkan, pelaku Nengah Sudiawan langsung ditangkap oleh pihak kepolisian. Ia dibekuk tanpa perlawanan di rumahnya, Banjar Dinas Mengandang, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan sekitar pukul 22.30 Wita di hari yang sama.

“Dari keterangan pelaku kejadiannya bermula saat pelaku merasa sakit hati karena istrinya sempat disetubuhi oleh korban. Kejadiannya (persetubuhan, Red) sekitar pertengahan Februari di kebun milik korban. Istri pelaku disetubuhi dua kali oleh korban. Mereka suka sama suka karena sering bertemu saat mencari makanan babi. Dari jalinan asmara itu sehingga pelaku sakit hati,” ujar Plt Kapolsek Kubutambahan, AKP Made Mustiada seperti dilansir BaliExpress.com

Meski demikian, AKP Mustiada mengaku tetap melakukan pendalaman terhadap kasus bermotif asmara ini. Hingga Senin (12/3) siang, pelaku Nengah Sudiawan masih ditahan di Mapolsek Kubutambahan untuk menjalani pemeriksaan.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Medic RSU Kertha Usada, dr. Luh Suniari menjelaskan jika kondisi korban sudah stabil. Hanya saja masih mengalami sesak nafas akibat bersarangnya dua butir peluru di bagian leher dan paru-paru sebelah kiri. Saat ini korban masih dirawat di ICU RS Kertha Usada.

Dari hasil Rontgen, korban mengalami luka tembak sebanyak dua buah. Posisi lukanya di bawah telinga dan di leher. Sedangkan peluru yang bersarang juga berjumlah dua. Diantaranya di bagian leher dan satunya lagi di paru-pari sebelah kiri.

"Kondisi terakhir korban Antara setelah pemasangan Water Shield Drainase (WSD) kondisinya lumayan stabil. Tapi masih sesak. Pasien posisinya harus setengah duduk. Kalau dari hasil rontgen ada dua peluru yang bersarang di leher dan di dada sebelah kiri,” papar dr.Luh Suniari.

Menurut dr. Suniari, memang sudah seharusnya peluru yang bersarang di paru-paru kirinya dikeluarkan. Sebab, jika dibiarkan akan membuat paru-parunya kolaps. Namun karena keterbatasan dokter bedah akhirnya pasien dirujuk ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Kami sudah menyarankan agar pasien dirujuk ke center yang lebih lengkap pelayanannya ke RSUP Sanglah. Di sana (RSUP, Red) ada bedah torak kardiovaskuler, jadi beliau lah yang lebih kompeten menangani masalah ini. Hanya saja dari pihak keluarga yang belum bersedia, karena kemungkinan masalah biaya,” bebernya.

Meski demikian, pihak RS Kertha Usada menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk membawa korban ke RSUP Sanglah kepada pihak keluarga. Sebab, pihak keluarga terkendala masalah biaya sehingga belum memutuskan untuk dilarikan ke RSUP Sanglah.

“Kami sudah merujuk. Tapi sekarang kembali kepada pihak keluarga. Karena jika tidak dilakukan operasi di RSUP Sanglah itu dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan komplikasi,” tututpnya. (*)

Terkini