Tewas dengan Tulang Leher Zulaiha Patah, Sukri: Istri Saya Dikarate...

Kamis, 28 Maret 2019 | 16:40:55 WIB

RIAUSKY.COM - Suami Sitti Zulaiha, Sukri Tenri Gau mengungkapkan, istrinya yang lemah, tewas akibat kemampuan ilmu bela diri Wahyu Jayadi.

Penuturan suami korban, Sukri Tenri Gau, pelaku memiliki keahlian bela diri, sehingga memudahkan dirinya untuk membunuh orang lain tanpa menggunakan alat apapun.

"Pelaku ini memiliki kemampuan bela diri Karate. Dengan kemampuannya, dia mampu membunuh seketika dengan tangan kosong. Apalagi luka yang saya lihat pada jenazah istri saya, luka tersebut dilakukan oleh orang yang profesional," ucap Sukri, Rabu (27/3/2019).

Sementara itu, Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga terkait hal tersebut, dirinya tidak mengarah pada ilmu bela diri yang dimiliki pelaku, sehingga memudahkan dirinya mematahkan leher korbannya dengan tangan kanannya.

"Sepertinya itu di luar konteks penyidikan," singkat AKBP Shinto seperti dikutip dari Rakyatku.com.

Diketahui, hasil sementara autopsi yang ditemukan oleh tim Kedokteran Forensik Polda Sulsel terhadap jenazah korban, selain bekas luka pukulan benda tumpul pada kepala bagian tengah belakang, juga ditemukan patahnya tulang leher yang mengakibatkan terhambatnya saluran pernapasan korban.

Selain itu, juga ditemukan luka tekan dan memar pada pipi korban sebelah kiri, dan memar pada paha sebelah kanan. 

Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga menjelaskan, pada saat kejadian, memang korban tidak bisa melakukan perlawanan banyak, dikarenakan kekuatan pelaku sangat kuat dibanding korban. Korban telah meninggal pada Kamis (21/3/2019) sekitar pukul 20.05 Wita.

"Pelaku emosi dan melakukan kekerasan fisik berkali-kali terhadap korban, hingga meninggal dunia dan kemudian menghentikan kendaraan yang ia kendarai di Jalan STPP Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa," terang Shinto kepada media, Minggu (24/3/2019).

Shinto menambahkan, pada hasil sementara autopsi pada leher jenazah, diukurlah kuku jari milik pelaku dan jejak yang berada pada leher tersebut, yang diyakini itu diidentik.

"Jadi ada beberapa cetakan yang disebut marking pada tubuh korban, yang telah kita cocokkan secara scientific. Ukuran maupun bentuk lingkaran kuku jari pelaku, diyakini polanya yang sama," tutup Shinto. (R02)

Terkini