Ini Nih, Penjelasan Ketua PWI Meranti Terkait Kapolsek Tebing Tinggi

Ahad, 17 Januari 2016 | 23:26:45 WIB
Ahmad Yuliar, Ketua PWI Kepulauan Meranti

SELATPANJANG (RIAUSKY.COM) - Sikap tidak pantas kembali ditunjukkan Kapolsek Tebingtinggi Barat, Ipda Asril, buntut dari aksi boikot berita oleh Pengurus Wartawan Indonesia (PWI) dan sejumlah wartawan di Kepulauan Meranti. Kali ini giliran Ketua PWI Kepulauan Meranti, Ahmad Yuliar, yang merasa kurang senang atas sikap Kapolsek tersebut.

Ahmad yang juga wartawan Riau Pos itu mengaku beberapa kali ditelepon oleh nomor tidak dikenal pada hari Sabtu (16/1), namun tidak dijawab karena sedang beristirahat. Baru kemudian siangnya dia menghubungi kembali, dan ternyata yang menjawab adalah Ipda Asril, Kapolsek Tebingttinggi Barat.

"Lantas dia bertanya terkait berita pemboikotan terhadap dirinya. Sekaligus yang mengatakan dirinya arogan," cerita lelaki yang akrab disapa Amek itu.

Dia menjelaskan penyebab aksi tersebut atas sikapnya terhadap profesi wartawan Metro Riau, Ali Imroen. Keputusan itupun diambil atas hasil rapat bersama pengurus, anggota dan sejumlah wartawan lain mengatasnamakan institusi dan bukan atas alasan pribadi.

"Saya juga aneh kenapa nada bicaranya keras dengan saya. Bahkan sempat ngajak saya bertemu 4 mata dan menyelesaikan masalah secara adat," sebutnya.

Amek juga sempat merekam seluruh pembicaraan yang kurang lebih 42 menit 51 detik itu. Terdengar Ipda Asril beberapa kali membantah tuduhan yang menyudutkan wartawan Metro Riau, Ali Imron. Meskipun dia mengaku mengatakan rasa ingin muntah baca berita, tapi bukan pada berita Ali. Kemudian dia juga tidak terima Polsek yang dipimpinnya ada Polsek Persiapan, padahal statemen tersebut disampaikan oleh Kapolres dan Wakapolres sebelumnya dalam berbagai kesempatan.

"Maunya apa amek ni sekarang ni. Saya tawari sekarang ni, gimana maunya, saya turuti ?. Berdua aja kita ketemunya, Apa maunya kamu sekarang ni? Mau main apa kita sekarang ni, saya pun kalau gini ga senang saya ni. Saya di Selatpanjang sekarang ni," ucap Asril bernada keras.

Setelah sekian lama berdebat, pembicaraan antara Ketua PWI Meranti bersama Kapolsek Tebingtinggi Barat tersebut tiba-tiba terputus.

Sekretaris PWI Kepulauan Meranti, Syafrizal, menambahkan rekaman yang sudah diperdengarkan ke sejumlah wartawan itu juga akan diteruskan ke Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad.

"Kita (insan pers) minta Pak Pandra bisa mengambil sikap secepatnya. Ini demi hubungan baik kita yang sudah terjalin selama ini," tambahnya.

Wakil Ketua PWI Kepulauan Meranti, Taufik Hidayat, mengutuk keras sikap yang kembali ditunjukkan oleh Kapolsek Tebingtinggi Barat itu. Menurutnya tidak sepantasnya seorang pimpinan menyelesaikan masalah dengan cara seperti itu.

"Apalagi jika maksud ngajak main itu adalah berduel atau berkelahi. Lebih baik tidak usah diladeni, bukan karena takut, tapi karena kita (wartawan) adalah kaum intelektual," ucapnya.

Pemimpin Redaksi (Pimred), Meranti Ekspres itu juga, mengatakan pihaknya akan coba mengadvokasi permasalahan tersebut ke Pengurus PWI Provinsi Riau. Karena menurutnya sebagian awak media di Kepulauan Meranti ada yang merasa terintimidasi atas sikap itu sehingga mengurangi kenyamanan dalam bertugas di lapangan.

"Hal ini tidak bisa didiamkan. Kami akan minta petunjuk pengurus provinsi. Kalau perlu minta mereka teruskan ke Polda Riau," kata lelaki yang akrab disapa Atan Lasak itu. (R16)

Terkini