MASIH BANYAK! Harta Karun Minyak di Blok Rokan Bisa Digarap untuk 30 Tahun Lagi!

Rabu, 04 Agustus 2021 | 15:24:30 WIB
Ilustrasi/net

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Kontrak bagi hasil produksi minyak dan gas bumi (Production Sharing Contract/ PSC) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, Riau dalam hitungan hari segera berakhir, tepatnya pada 8 Agustus 2021.

Mulai 9 Agustus 2021, blok minyak terbesar kedua di Indonesia ini akan diambil alih oleh PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Meski Blok Rokan sudah beroperasi selama 70 tahun, tepatnya sejak 1951, namun ternyata "harta karun" minyak yang tersimpan di dalamnya masih bisa diproduksi hingga 30 tahun ke depan.

Hal tersebut disampaikan oleh Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Dia mengatakan, cadangan minyak di Blok Rokan masih besar dan menjanjikan.

"Cadangan minyak pada Wilayah Kerja (WK) Rokan masih besar dan menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut sampai lebih dari 20-30 tahun ke depan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (02/08/2021).

Melihat potensi yang masih besar ini, menurutnya SKK Migas bersama dengan PHR akan memaksimalkan potensi produksi dan cadangan yang ada di Blok Rokan.

"Oleh karena itu, SKK Migas & PHR sebagai operator baru akan memaksimumkan potensi produksi & cadangan WK Rokan sesuai dengan strategi yang ada baik jangka pendek, menengah, dan panjang," jelasnya.

Berdasarkan data SKK Migas, produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan pada semester I 2021 ini rata-rata mencapai 160.646 barel per hari (bph) atau 97,4% dari target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 165.000 bph.

SKK Migas mencatat, sejak pertama beroperasi pada 1951 sampai Agustus 2021, minyak yang diproduksi dari Blok Rokan ini mencapai sekitar 11,69 miliar barel.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, produksi WK Rokan mencapai hampir separuh produksi nasional, tepatnya 46% dari produksi nasional. 

Artinya, tanpa adanya Blok Rokan, maka akan semakin besar lagi impor minyak mentah yang dilakukan RI.

"Profil produksi nasional dibandingkan Rokan, Rokan tuh separuhnya, mati Rokan separuh hilang kita, maka impor. Dari 1951 sampai hari ini sudah hampir 12 miliar barel keluar dari Rokan," paparnya dalam sebuah diskusi daring, Kamis (22/07/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, mengenai sisa cadangan minyak di Blok Rokan, belum ada angka pastinya. Menurutnya, ada yang menyebut tersisa 1 miliar barel, ada yang bilang 0,5 miliar, dan ada yang bilang 1,5 miliar barel.

"Ada yang bilang 1 miliar, 0,5 miliar, dan 1,5 miliar. Tapi terus decline ya wajar, di sana lapangan besar," tuturnya.(R04)

Sumber Berita: cnbcindonesia.com

Terkini