TRACKING MAUT...Tak Bisa Berenang, Dua Siswi SMK Tewas Tenggelam di Objek Wisata Air Terjun

Selasa, 12 Desember 2017 | 13:42:20 WIB
Dua siswi SMK yang tewas tenggelam saat dievakuasi

SUKASADA (RIAUSKY.COM) - Nasib malang menimpa dua orang siswi SMK, keduanya tewas tenggelam saat mengikuti kegiatan di sebuah objek wisata.

Keduanya merupakan siswi SMK Widya Dharma Bali Sukasada. Kegiatan tracking untuk bersenang-senang mengisi jeda semester pun menjadi maut bagi Luh Devi Cahyani, 16 siswi kelas X dan Kadek Dwi Asmarani, 17 siswi kelas XI. 

Keduanya meregang nyawa setelah tenggelam di air terjun Tembok Barak, di Banjar Dinas Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Senin (11/12) kemarin.

Kegiatan tracking ini diikuti sebanyak 22 orang siswa. Mereka didampingi oleh 4 orang guru dengan berangkat dari SMK Widya Dharma Bali Sukasada. Setelah berjalan menyusuri jalan, mereka pun sampai di Air Terjun Tembok Barak, di Banjar Dinas Babakan, Desa Sambangan.

Sesampainya di lokasi, para siswa menggelar persembahyangan bersama di Pura Taman Suci yang masih dekat lokasi air terjun. Usai sembahyang, rombongan langsung menuju lokasi air terjun.

Selanjutnya, para siswa diberikan arahan oleh seorang guru pendamping bernama Gusti Ngurah Agus Deni untuk tidak mandi di areal air terjun.

Rupanya arahan guru pendamping tersebut malah diabaikan oleh beberapa siswa-siswi. Selang beberapa menit, terlihat beberapa para siswa-siswi melakukan kegiatan mandi. 

Rupanya korban Ni Luh Devi Cahyani nekat berenang hingga ke tengah kubangan. Karena kondisi kubangan yang dalam, Devi pun berusaha meminta pertolongan. Apalagi Ia memang tidak bisa berenang.

Melihat Devi mau tenggelam, teman korban pun berusaha menolongnya. Namun tidak berhasil. Saat bersamaan, korban lainnya Kadek Dwi Asmarani juga terlihat berada di tengah kubangan. Dwi pun berusaha meminta pertolongan temannya. Meskipun Dwi bisa berenang, namun karena kuatnya arus sungai, keduanya pun tenggelam ke dasar kubangan.

“Sekitar jam 9 kejadiannya, saya gak tahu bagaimana Devi bisa ada di tengah, padahal dia gak bisa berenang. Semua teman-teman juga mandi di pinggir. Saat teman saya Dek Ama berusaha menolong, tapi tidak bisa. Untung dia gak ikut tenggelam. Tiba-tiba Dwi juga terlihat tenggelam. Tidak ada yang berhasil menolong Pak,” ujar teman korban sepert dimuat Bali Express.

Atas situasi itu, rombongan pun berusaha meminta bantuan warga setempat. Warga berkoordinasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tanjung Mekar Desa Sambangan.

Dengan bantuan tim BPBD Buleleng, Tim Basarnas, dan aparat Kepolisian, serta beberapa warga, proses evakuasi dilakukan. Diperlukan waktu 1 jam mencari kedua korban. Kadek Dwi Asmarani asal Desa Tukad Sumaga Kecamatan Gerokgak berhasil dievakuasi sekitar pukul 11.30 wita. Sedangkan Ni Luh Devi Cahyani asal dengan Pegadungan Kecamatan Sukasada berhasil dievakuasi sekitar pukul 11.45 wita.

“Saat kejadian saya lagi di pos pantau Air Terjun Aling-Aling, Sambangan. Setelah dengar kabar ada orang tenggelam, saya langsung manggil anggota, saya ambil kaca mata renang, dan langsung menuju ke Air Terjun Batu Barak. Saat dievakuasi, posisi kedua korban itu dalam keadaan telungkup. Kedalaman kubangan kira-kira mencapai 6 sampai dengan 7 meter,” jelas Balawista Pokdarwis Tunjung Mekar Desa Sambangan, Tedy Satra Wirawan.

Dikonfirmasi terkait kejadian ini, Kepala Sekolah SMK Kesehatan Widharba Singaraja, Gusti Putu Arsil mengaku tidak mengetahui jika anak-anak didiknya itu dibawa oleh empat orang guru pendamping, untuk melakukan kegiatan tracking dalam rangka jeda semester sekolah.

Arsil juga berkilah jika kegiatan tracking itu adalah niat dari para peserta didiknya sendiri, untuk mengisi waktu jeda semester. Dia pun mengaku sudah melarang dan tidak menyetujui kegiatan tersebut, mengingat padatnya jadwal sekolah.

"Mereka pergi tanpa ada pemberitahuan sama sekali. Tahu-tahu sudah berangkat. Tadi pagi memang saya tidak ada di sekolah.  Ini memang sudah direncanakan oleh guru pendamping, tapi saya tunda. Yang ikut tracking itu hanya beberapa siswa dari kelas X, XI dam XII," jelasnya.

Arsil juga mengaku bahwa dirinya masih berkoordinasi dengan ketua yayasan Widharba, terkait langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya kepada kedua korban tersebut.

"Dari kami sudah menghubungi keluarga korban. Baru sebatas itu saja. Masih dikoordinasikan dengan ketua yayasan untuk langkah menjumpai keluarg korban," katanya.

Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP Suartika mengatakan, hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap empat orang guru pendaping korban, yang masing-masing bernama Ketut Purnamantari, Putu Subiantari, Puti Supartini, dan Gusti Ngurah Agus Deni.

"Korban meninggal karena tenggelam. Sedangkan pasca kejadian tersebut keempat guru masih diperiksa di Mapolsek Sukasada," jelasnya.

Sementara itu Kasubag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara mengatakan, jenazah kedua korban diterima dalam waktu yang berbeda. Untuk jenazah Kadek Dwi Asmarani diterima pukul 11.15, sedangkan untuk jenazah Luh Devi Cahyani diterima pada pukul 11.25 wita.

“Dari hasil pemeriksaan luar, pihak medis menemukan adanya pendarahan pada bagian lubang telinga, serta ada luka lebam, luka lecet dan kemerahan pada bagian pinggang dan punggung kedua korban. Hasil pemeriksaan menyimpulkan kedua korban murni meninggal akibat tenggelam," ungkap Budiantara. (*)

Terkini