Megawati-Puan-Prabowo Bertemu di Istana, Jadi Sinyal Koalisi Gerindra-PDI P untuk Pilpres 2024?

Senin, 22 November 2021 | 09:38:20 WIB
Megawati Soekarnoputri-Puan Maharani bertemu Prabowo Subianto./ SUmber Foto: rmol

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Pertemuan antara Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan Prabowo Subianto di Istana Negara pada Rabu (17/11/2021) hingga kini masih diperbincangkan. 

Pertemuan itu kali pertama diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis, saat mereka bertemu dalam pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. 

Hasto mengatakan, pertemuan antara ketiga tokoh partai politik itu berlangsung di sebuah ruangan VVIP dan berjalan dengan hangat. 

Namun, Hasto tidak menjelaskan secara detail dalam kapasitas apa mereka bertemu, sebagai pejabat negara atau petinggi partai politik. 

Megawati yang merupakan Presiden kelima RI dan Ketua Dewan Pengarah BPIP merupakan Ketua Umum PDI-P. Puan yang juga merupakan putri Megawati adalah Ketua DPR dan Ketua DPP PDI-P. 

Sedangkan Menteri Pertahanan Prabowo diketahui sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. 

Hasto membeberkan detail bagaimana pertemuan ketiga tokoh itu bisa terjadi. 

Awalnya, kata dia, Prabowo sampai berjalan cepat untuk menghampiri Megawati. 

"Lalu saya sampaikan ke Ibu, ada Pak Prabowo. Ibu Mega lalu menunggu, bersalam sapa dengan hangat, dan kemudian masuk ke ruangan VVIP bersama, dengan Mas Pramono Anung dan saya dampingi," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (18/11/2021). 

Menurut dia, banyak hal yang didiskusikan ketiganya. Hasto mengatakan bahwa pertemuan itu membahas seputar politik kebangsaan dan berbagai dinamika politik nasional. 

Lantas, banyak pihak mencoba menafsirkan makna dari pertemuan antara Megawati, Puan dan Prabowo tersebut dikaitkan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Koalisi sangat terbuka 

Tidak hanya publik, petinggi Partai Gerindra menganggap pertemuan itu sebagai sinyal semakin terbukanya koalisi dengan PDI-P untuk 2024. 

"Soal kemungkinan koalisi di 2024 sangat terbuka sekali, PDI-P dan Gerindra punya sejarah pertemanan yang panjang," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman saat dihubungi, Minggu (21/11/2021). 

Anggota Komisi III DPR itu mengatakan, Prabowo sudah akrab dengan Megawati maupun Puan sejak lama. 

Terkait politik, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR itu mencontohkan bagaimana Gerindra dan PDI-P sempat bekerja sama dalam kontestasi Pemilu. 

"Kami pernah kerja sama di (Pemilu) 2009 dan pernah berbeda pilihan di 2014 dan 2019, tetapi kami tidak pernah bermusuhan secara ideologi dengan mereka," ucapnya.


Silaturahmi yang terjaga baik 

Sementara itu, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak enggan menyebut bahwa pertemuan ketiga tokoh itu sebagai pembuka sinyal koalisi untuk 2024. 

Dahnil menilai, pertemuan itu harus dimaknai sebagai ajang silaturahmi antar tokoh partai politik. 

Menurut dia, pertemuan itu menandakan bahwa komunikasi antara PDI-P dan Gerindra tetap terjaga dengan baik. 

"Politik kita terlalu banyak membaca memproduksi teks dari simbol-simbol, lalu jadi ramai. Sebenarnya ini hal yang biasa saja," kata Dahnil saat dihubungi Kompas.com, Minggu. 

"Apalagi Bu Mega dan Mbak Puan, dengan Pak Prabowo komunikasinya selama ini sangat cair dan bahkan ketika berkontestasi silaturahminya tetap baik, dan itu tetap dijaga." 

Lebih lanjut, Dahnil berharap pertemuan itu dimaknai sebagai bahan pembelajaran positif kepada semua pihak soal dinamika politik, antara Megawati dan Prabowo yang sempat berbeda pandangan. 

"Bahwasanya, politik kita harus tetap guyub, harus tetap berkomunikasi atau tanda kutip kalau kata anak muda sekarang 'sering sering ngopi'," kata dia. 

Peluang usung Prabowo bersama PDI-P Jauh-jauh hari sebelum pertemuan itu, suara-suara koalisi antara PDI-P dan Gerindra sudah mengemuka. Pada 27 Mei 2021, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani membuka sinyal koalisi dengan narasi bahwa Prabowo akan diusung bersama dengan PDI-P. 

"Hubungan kita yang baik dengan PDI-P, saudara-saudara semua tahu. Sejak beliau belum ditetapkan Menhan sampai sekarang, baik, tidak ada masalah," kata Muzani. 

"Itu jadi kemungkinan adanya peluang untuk dimungkinkannya Pak Prabowo maju bersama PDI Perjuangan," kata dia.

Sementara itu, Hasto memberi lampu hijau atas kemungkinan koalisi PDI-P dan Gerindra. 

"Kami membuka diri, pernyataan dari Mas Muzani mungkin karena melihat bagaimana kedekatan hubungan antara Pak Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto dalam sebuah diskusi yang digelar PARA Syndicate, sehari setelah pernyataan Muzani. (R02)

Sumber Berita: kompas.com

Terkini