PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Asian Agri memberikan apresiasi kepada petani plasma binaannya melalui pembagian premi hasil penjualan minyak sawit bersertifikasi atau premium sharing tahun 2023,dengan total mencapai lebih dari Rp3,8 milyar.
Pembagian premi dibagikan kepada 38 KUD yang memiliki anggota kurang lebih 15.000 petani dalam acara yang dilaksanakan di Grand Jatra Hotel Pekanbaru, Kamis (12/12/2024).
Program premium sharing ini merupakan bentuk apresiasi Perusahaan kepada petani plasma yang telah konsisten menerapkan praktik perkebunan berkelanjutan sesuai dengan stardar sertifikasi.
Regional Head Asian Agri Provinsi Riau, Pengarapen Gurusinga mengatakan “Tujuan dari pemberian apresiasi ini adalah untuk memotivasi petani plasma agar terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil perkebunan mereka, serta menjaga keberlanjutan sertifikasi yang telah diperoleh, yaitu Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).”
Pengarapen juga menambahkan bahwa dengan sertifikat RSPO yang dimiliki oleh para petani, mereka dapat mendukung industri kelapa sawit yang lestari di pasar internasional, khususnya di Eropa, yang hanya menerima produk kelapa sawit yang telah memenuhi asas-asas keberlanjutan.
Head of Partnership Asian Agri, Rudy Rismanto mengatakan Kemitraan merupakan salah satu strategi bisnis keberlanjutan perusahaan. Dengan adanya kemitraan, pasokan bahan baku perusahaan menjadi lebih terjamin, sekaligus menguntungkan petani.
''Hal ini karena kemitraan memungkinkan adanya pendampingan dalam pengelolaan kebun petani agar hasil produksinya optimal, serta memberikan jaminan pembelian buah sawit, sehingga memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.” ungkap Rudy juga menegaskan komitmen Asian Agri bahwa kesukseskan yang telah tercapai pada generasi pertama yang dapat dipertahankan untuk generasi selanjutnya.
Ketua KUD Jaya Makmur, Sudiyono, sebagai salah satu koperasi mitra yang meraih premi, menjelaskan bahwa ia telah bermitra dengan Asian Agri sejak tahun 1990, yang sudah memasuki tahun ke-35.
Selama kemitraan tersebut, ia bersama petani lainnya sebagai mitra perusahaan senantiasa mendapatkan bimbingan dan pengarahan terkait budidaya kelapa sawit yang baik, sehingga mereka dapat mengelola kebun mereka dengan optimal.
“Asian Agri juga telah membantu kami melengkapi semua kebutuhan administrasi untuk sertifikasi. Dengan kerjasama yang baik, kami mendapatkan premium sharing pertama kali pada tahun 2013, dan secara rutin hingga tahun ini kami juga terus menerima premi tersebut,” ujar Sudiyono.
Ia juga menjelaskan dari premi yang diterima akan digunakan untuk kegiatan penguatan kelompok dan juga untuk persiapan untuk pendapatan alternatif selama proses peremajaan kebun kelapa sawit.
Salah satu petani plasma generasi kedua Asian Agri yang juga menerima premi, Sekretaris KUD Sawit Subur, Anton Suhartono.
Dia menjelaskan bahwa kemitraan dengan perusahaan memberikan banyak kemudahan, seperti proses administrasi pengajuan permohonan dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) hingga pengelolaan kebun yang berkelanjutan.
“Dalam kemitraan ini, kami merasa nyaman karena perusahaan juga menjadi avalist/penjamin dalam pengajuan kredit bank,” ujar Anton.
Ia juga menekankan pentingnya menggunakan bibit unggul Topaz dari Asian Agri saat melakukan replanting, yang terbukti dapat meningkatkan produktivitas hingga 28 ton/ha pada tahun ketiga tanaman menghasilkan.
Selain itu, panen perdana juga dimulai pada umur tanaman 30 bulan, lebih cepat dibanding dengan bibit lain yang umumnya membutuhkan waktu kurang lebih 36 bulan.
“Saya bersama anggota KUD Sawit Subur juga tidak ragu melakukan replanting pada tahun 2019 di lahan seluas 538 hektar, dan tahap kedua pada tahun 2024 ini dengan luas 144 hektar,” ujarnya.
Menurut Anton, ia tidak khawatir kehilangan pendapatannya selama masa replanting, karena berbagai kemudahan telah diberikan, baik dari pemerintah, yaitu dana BPDPKS, maupun dari Asian Agri, berupa pemanfaatan dana premium sharing untuk persiapan pendapatan alternatif, seperti beternak ayam kampung organic, sehingga petani tetap memiliki penghasilan selama masa tunggu.
Kemudian, salah satu petani plasma generasi pertama Asian Agri yang juga menerima premi, Ketua KUD Bukit Makmur, Irwan Ritonga mengatakan, "Pada generasi pertama, Perusahaan juga telah memberikan pendampingan teknis pengelolaan kebun yang berkelanjutan. Saya bersyukur bermitra dengan Asian Agri yang telah memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, sehingga tidak ragu lagi untuk melanjutkan kembali kemitraan dengan perusahaan. Memasuki generasi kedua, kami tetap mempercayakan pembangunan kebun (fase replanting) kepada Perusahaan sebagai ahlinya. Seperti petani mitra Asian Agri lainnya, saya juga dibantu untuk proses pengurusan dana bantuan BPDPKS melalui program PSR. Selain bermitra dengan perusahaan, kami mengetahui pentingnya penggunaan bibit sawit unggul Topaz, yang sudah teruji dan terbukti keunggulannya untuk hasil kebun yang maksimal.” ungkap dia.(R02)