Bezuk Mantan Wali Kota Herman Abdullah, Ribuan Kerabat Terus Banjiri RS Awal Bross

Senin, 31 Oktober 2016 | 02:03:18 WIB
Herman Abdullah, mantan Wali kota Pekanbaru dua periode

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Sampai saat ini, upaya pemulihan mantan Wali Kota Pekanbaru dua periode, Herman Abdullah masih terus dilakukan. 

Doa pun terus digulirkan untuk kesembuhan sosok Herman Abdullah yang dikenal dekat dan sangat bersahabat dengan semua masyarakat, khususnya warga Kota Pekanbaru.
 
Dari pihak keluarga, sejauh ini menjelaskan kalau Herman Abdullah dilarikan ke rumah sakit Awal Bros karena tidak sadarkan diri.Herman Abdullah pingsan selepas mandi pagi.
 
''Iya, Bapak pingsan selepas mandi. Oleh keluarga beliau langsung dilarikan ke rumah sakit. Kalau informasinya, bapak mengalami pecah pembuluh darah di kepala,'' ungkap Khairani yang tak lain keponakan kandung Herman Abdullah.
 
''Mohon doanya ya bang, semoga Bapak bisa pulih kembali,'' ungkap Khairani yang juga Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru.
 
Herman Abdullah dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 07.30 wib, Ahad, 30 Oktober 2016 dalam kondisi tidak sadarkan diri. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, diketahui Herman Abdullah dilaporkan mengalami pecah pembuluh darah pada bagian kepala. 
 
Sekitar pukul 13.00 wib siang tadi, Herman Abdullah langsung mendapatkan tindakan medis dengan melakukan operasi dan upaya pemulihan. 
 
Hingga sekitar pukul 18.00 wib sore tadi, dari pantauan di lapangan, Herman Abdullah belum sadarkan.
 
''kalau dokter menyebutkan, paling cepat delapan jam, sama-sama kita doakan semoga Bapak bisa segera pulih ya bang,'' ungkap Irvan Herman, putra sulung Herman Abdullah. 
 
Ribuan Warga tak Henti Bezuk Herman Abdullah
 
Sementara itu, dari pantauan riausky di RS Awal Bros Pekanbaru, tampak ribuan warga maupun karib kerabat Herman Abdullah datang membezuk. 
 
Semenjak pagi ketika Herman dilarikan ke rumah sakit yang terletak di  Jalan Sudirman Pekanbaru, keluarga, karib kerabat maupun warga terus berdatangan silih berganti. 
 
Karena begitu banyaknya yang ingin membezuk dan melihat secara langsung kondisi kesehatan tokoh penting pembangunan Kota Pekanbaru itu, akhirnya, petugas keamanan rumah sakit membatasi pengunjung yang hendak masuk hanya dua-dua orang saja untuk tiap kali masuk.
 
''Maaf Pak, kita harus batasi beberapa orang saja dulu, nanti bergantian, karena semenjak pagi, sudah ribuan orang yang datang. Kita takut mengganggu proses pemulihan pasien,'' ungkap salah seorang petugas yang berjaga di depan ruang ICU lantai 3 RS Awal Bros.
 
Dari pantauan Riausky, sejumlah tokoh pemuka masyarakat hadir membezuk di rumah sakit, pagi menjelang siang, tampak sudah hadir di rumah sakit, Plt. Wali Kota Pekanbaru, Edwar Sanger. 
 
Kedatangan Edwar sanger langsung disambut pihak keluarga, istri Herman Abdullah, Hj Evi Meiroza, Irvan Herman juga keluarga dekat Herman. 
 
Selanjutnya, selepas zuhur, tampak membezuk, Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT dan wakil Wali Kota Ayat Cahyadi, serta sejumlah pejabat Pemko di zaman kepemimpinan Herman Abdullah.
 
Tampak diantaranya, mantan Kadisperindag, Kastalani Rahman, camat di lingkungan Pemko Pekanbaru, juga sejumlah pejabat yang selama ini ikut mengiringi masa tugas Herman Abdullah. 
 
Tampak juga beberapa pejabat lainnya seperti Dastrayani Bibra, Herman Nazar, Ketua PAN Pekanbaru, Nofrizal, Ketua PKB Riau, Abdul Wahid, mantan legislator Riau, Hj Rosnaniar, mantan ketua KPU Pekanbaru, Yusri Munaf, Zulher, HM Yunus,  Ketua Askar Theking Pekanbaru, Boy Sabirin, juga banyak lagi karib kerabat Herman Abdullah.
 
Banyak diantara mereka mengaku terkejut mendengar kabar Herman Abdullah dilarikan ke rumah sakit. Karena, sejauh ini, Herman terlihat sehat-sehat saja dan tidak ada gejala mengalami sakit. 
 
''Kita baru duduk dengan Pak Herman kemarin, sambil makan malam. Biasalah, beliau kan memang begitu, kalau sama masyarakat itu tak pernah menolak, selalu saja datang. Makanya kita terkejut, pagi tadi dapat kabar beliau dilarikan ke rumah sakit. Kita doakan beliau segera pulih kembali. Karena, banyak pemikiran dan sumbang sarannya yang diperlukan untuk Pekanbaru dan Riau ke depan,'' ungkap seorang warga bernama Ahmadi.
 
Sosok Pemimpin Dicintai Rakyat
 
Nama Herman Abdullah memang begitu dekat di hati warga Pekanbaru. Khususnya bagi mereka yang sudah berada dan menetap di Pekanbaru di era 1990-an.
 
Dia memulai perjalanan karirnya di pemerintahan dengan menjadi salah seorang staf di kantor Bupati Indragiri Hilir, di Tembilahan. Selanjutnya, dia mulai menepaki karirnya sebagai pamong di Kota Pekanbaru dengan merintis dari bawah.
 
Karirnya mulai menanjak semenjak menakhodai Partai Golkar Pekanbaru, selanjutnya dia mulai memegang sejumlah posisi penting, mulai dari Kepala Bappeda, Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru hingga kemudian dipercaya menjadi Wali Kota Pekanbaru selama dua periode.
 
Jamaluddin, salah seorang petani di Rumbai, beberapa waktu lalu sempat menyebutkan kalau dia begitu mengingat peran Herman Abdullah baik selaku kepala daerah maupun sebagai tokoh.
 
''Beliau itu orangnya sangat sederhana. Beliau tak pernah sungkan untuk menelpon kita, sekedar menanyakan kabar atau menanyakan panen buah-buahan,'' ungkap petani yang sudah mulai uzur ini.
 
''Beliau itu teladan, pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Beliau itu kadang tak kenal waktu. Bila ada kesempatan, beliau datang sendiri. Kadang kita pula yang segan, jadi, sesekali, saya yang antarkan langsung ke rumah beliau. Awak ini apolah, rakyatnyo, beliau itu pemimpin kita, wajarlah saya yang antarkan kalau dia meminta,'' ungkap Jamal.
 
Begitu pun Nofrizal, ketua PAN Pekanbaru yang mengaku sangat  terkesan dengan Herman Abdullah. ''Ya, itu dia, beliau itu yang ikut membesarkan kita, ungkap Nofrizal yang saat itu sempat menjadi Ketua Lembaga Supporter Riau (LSR) yang menjadi salah satu dari barisan pendukung PSPS Pekanbaru yang saat itu dikomandoi Herman Abdullah sebagai Ketua Umum.
 
Hal yang sama juga diamini Boy Sabirin yang saat itu dipercaya menjadi Ketua Umum Asykar Theking Pekanbaru, salah satu dari tim supporter pendukung  PSPS Pekanbaru. 
 
''Zaman beliau, PSPS pernah besar, kita tak bisa lupakan itu,'' ungkap Boy Sabirin. 
 
Sementara di kalangan pegawai di lingkungan Pemko Pekanbaru, Herman Abdullah juga dikenal sebagai pamong yang sangat menguasai detail persoalan pembangunan Kota Pekanbaru di eranya. Dia juga tak segan-segan mengingatkan bawahannya untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan masyarakat.
 
Salah satunya terkait pengelolaan sampah yang dilaksanakan dengan memberdayakan potensi pemuda dan warga tempatan dalam pengelolaannya. Di zaman Herman Abdullah juga, Pekanbaru pernah 7 kali menerima piala Adipura dan 8 kali Wahana Tata Nugraha.
 
Di masa kepemimpinan Herman Abdullah juga, awal mula kebangkitan ekonomi Pekanbaru melejit dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi seperti pasar, mal dan pusat perbelanjaan, perbankan serta terbukanya beberapa kawasan yang kini tumbuh pesat yang idtandai dengan pemekaran sejumlah kecamatan di Kota Pekanbaru.
 
Beberapa kawasan tersebut diantaranya adalah Kecamatan Tampan yang kemudian dipecah menjadi dua kecamatan, yakni Tampan dan Payung Sekaki, selanjutnya Bukitraya yang dipecah menjadi 3 kecamatan, yakni : Bukitraya, Tenayan Raya dan Marpoyan Damai, Rumbai menjadi Rumbai dan Rumbai Pesisir. 
 
Akan halnya beberapa tokoh lainnya, juga mengaku sedih mendengar kondisi Herman Abdullah yang harus dilarikan ke rumah sakit. ''Kita doakan semoga Pak Herman bisa kembali sehat dan pulih,'' ungkap Zulher, yang hadir membezuk. (R01)

Terkini