TERUNGKAP, Sebelum Dibunuh, Indria Marah karena Abdul Malik Ngajak Anaknya ke Bar saat Malam Idul Adha

Kamis, 07 September 2017 | 19:37:21 WIB

BOGOR (RIAUSKY.COM) - Banyak misteri yang menyelimuti peristiwa kematian Pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN), Indria Kameswari, yang dibunuh oleh suaminya sendiri.

Pengakuan dari berbagai pihak semakin menguatkan adanya kejanggalan soal sifat asli Indria Kameswari yang dibilang kasar oleh keluarga suaminya.

Banyak pemberitaan menyebutkan dibunuhnya Indria yang diduga kuat oleh suaminya, Abdul Malik Aziz (AM) alias Akbar itu ditengarai cekcok rumah tangga.

Indria disebut sebagai sosok yang matrealistis, arogan, dan berani memukul suaminya sendiri. Informasi tersebut berasal dari kakak kandung Abdul Aziz, Sitti Nuraeni.

Sitti sempat mendatangi Mapolres Bogor sembari membawa bukti yang menyudutkan almarhumah Indria kameswari.

Bukti tersebut berupa hasil visum Abdul Aziz yang diduga telah mendapatkan perlakuan kasar dari Indria.

Sitti Nuraeni juga membawa rekaman pertengkaran antara Indria dan Abdul Aziz.

Dalam transkrip rekaman, tergambar sekali Indria merupakan sosok yang kasar. Terbukti dari bahasa yang keluar dari mulutnya.

Pengakuan Kakak Kandung Abdul Aziz Dianggap Janggal. 

Saat pihak keluarga Abdul Aziz menganggap Indria banyak maunya, pengakuan warga justru bersebrangan.

Warga menjelaskan Indria Kameswari sehari-hari naik angkot untuk berangkat ke kantor. Sedangkan Abdul Aziz kerap terlihat bergonta-ganti mobil.

Hal tersebut bersebrangan dengan keterangan yang menyebutkan Indria merasa malu karena suaminya punya mobil butut.

"Kalau si bapaknya (tersangka) mah bisa dibilang kurang ramah lah, etika secara sopan aja kurang lah sama keamanan, beda sama istrinya (korban) dia ramah," kata Maulana, Kepala Keamanan Perum River Valley, seperti dikutip dari Tribun Bogor.

Pengakuan beberapa warga diperkuat oleh penuturan atasan Indria.
Kepala Balai Diklat BNN, Sindhu Setiatmoko menganggap segala pemberitaan mengenai sifat Indria yang buruk itu tidak benar.

Pasalnya semenjak bergabung dengan Balai Diklat BNN di Lido, Bogor, Indria dikenal sebagai pegawai yang ramah dan tak pernah terlibat masalah.

"Dia tidak pernah ribut. Orangnya cukup sopan dengan atasan," kata Sindhu.

"Yang jelas, pribadinya menyenangkan, humoris. Ribut enggak pernah. Bicaranya sopan, bicaranya logat Sundanya kental. Tapi, enggak judes," tambahnya.

Selain itu ternyata perilaku Abdul Aziz terhadap B, putra pertama Indria bisa dibilang keterlaluan.

Anak tirinya yang baru duduk di kelas dua SMA itu diajak pergi ke bar saat malam Idul adha atau semalam sebelum terjadinya pembunuhan.
Untunglah B menolak dan memilih pergi ke Bekasi.

"Tambahan dari B, malam Idul adha B pergi ke Bekasi ternyata gara-gara diajak ke bar sama akbar. B nggak mau," ungkap seorang kerabat Indria Kameswari kepada Tribun, Kamis (9/8/2017).

Kerabat Indria yang tak ingin disebutkan identitasnya ini juga menjelaskan bahwa B pergi ke Bekasi tengah malam menggunakan angkutan transportasi berbasis online. (*)

Terkini