Aktivis Greenpeace Panjat Tanker Pembawa Minyak Sawit Wilmar dari Kilang Dumai di Perairan Teluk Cadiz

Ahad, 18 November 2018 | 12:14:42 WIB
Aksi nekat aktivis Greenpeace memanjat kapal brmuatan minyak sawit dari kilang Wilmar Internasional di Dumai.

RIAUSKY.COM- Enam aktivis Greenpeace melakukan aksi nekat memanjat kapal tanker raksasa Stolt Tenacity di perairan di Perairan Teluk Cadiz di dekat Spanyol, sabtu (17/11/2018).

Aksi ini mereka lakukan sebagai bentuk protes dengan tuduhan produksi sawit kotor milik Wilmar Internasional yang dibawa menggunakan kapal sepanjang 185 meter tersebut dengan tujuan Eropa.

Sempat terjadi perdebatan di atas kapal tersebut hingga akhirnya, enam aktivis tersebut kemudian diamankan  oleh awak kapal.

Namun, sebagaimana dilansir dari website resmi greenpeace, greenpeace.org, sebelum dilakukan penahanan, para aktivis  lingkungan tersebut masih sempat memasang sebuah spanduk besar berwarna merah dengan tulisan putih dengan kalimat ''Drop Dirty Palm Oil'' dengan gambar makanan kegemaran anak-anak, roti Oreo.

Kapten kapal tersebut telah diberitahu melalui saluran radio VHF tentang protes damai dan tanpa kekerasan ini. Namun, ia telah menahan para relawan di salah satu kabin kapal kargo. 

Sementara itu, Kiki Taufik, Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Asia Tenggara berada di atas kapal Greenpeace Esperanza. Dihubungi Mongabay via Whatsapp dia mengatakan, Kapal Stolt Tenacity, membawa muatan minyak sawit Wilmar dari Indonesia ke Eropa.

Salah seorang aktivis Greenpeace memanjat kapal tanker Stolt Tenacity di perairan di Perairan Teluk Cadiz di dekat Spanyol, sabtu (17/11/2018). Foto: Greenpeace

Sejumlah aktivis Greenpeace dari Indonesia, Jerman, Inggris, Perancis, Kanada dan Amerika Serikat, melakukan aksi damai menaiki kapal  sebagai bentuk protes atas perusakan hutan di Indonesia oleh perkebunan sawit.

Kapal itu membawa minyak sawit dari kilang penyulingan Wilmar di Dumai, Riau. Kilang di Dumai, menampung pasokan minyak sawit dari para perusahaan sawit termasuk Bumitama, Djarum, keluarga Fangiono dan Gama. Fasilitas Wilmar lain memasok satu atau dua dari dua kilang, termasuk kilang PT Multi Nabati Sulawesi milik Wilmar, yang diduduki Greenpeace pada September lalu.

“Aksi ini terjadi di Perairan Teluk Cadiz di dekat Spanyol, sampai sekarang aktivis masih ditahan” kata Kiki Taufik dari kapal Esperanza Greenpeace.

Sebelum ditahan, mereka berhasil membentangkan spanduk bertuliskan “Save our Rainforest” (selamatkan hutan hujan kita) dan “Drop Dirty Palm Oil” (hentikan minyak sawit kotor).

Sebelum aksi mulai, kapten kapal telah diberitahu melalui saluran radio VHF tentang protes damai dan tanpa kekerasan. “Pemberitahuan aksi damai kami diacuhkan, dan menahan para relawan di salah satu kabin kapal kargo,” katanya.

Hannah Martin, Jurukampanye di kapal Greenpeace Esperanza mengatakan, mereka memiliki keterbatasan kontak radio dengan sukarelawan dan meminta kapten kapal membebaskan mereka.

Dalam rilis investigasi Greenpeace terbaru menyebutkan, Wilmar merupakan pemasok utama minyak sawit untuk perusahaan raksasa makanan ringan, Mondelez . Produk-produk terkenal Mondelez antara lain biskuit Oreo, cokelat Cadbury, dan biskuit Ritz.

Investigasi itu menemukan, pemasok minyak sawit Wilmar telah menghancurkan 70.000 hektar hutan di seluruh Asia Tenggara dalam dua tahun dan bukti terkait kebakaran hutan, pekerja anak, eksploitasi pekerja, penebangan ilegal hingga perampasan tanah.

“Minyak sawit dapat diproduksi tanpa merusak hutan. Lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia menuntut tindakan nyata. Saatnya bagi Mondelez dan merek rumah tangga lain mendengarkan seruan menjauhi Wilmar hingga terbukti minyak sawit bersih, ” ?? kata Martin.

Dari rilis Greenpeace, Waya Maweru, pemanjat asal Sulawesi Utara mengatakan, telah menyaksikan dampak deforestasi dari ulah perusahaan perkebunan sawit nakal yang menyebabkan kota-kota tercekik kabut asap kebakaran hutan.

Hingga kini, Greenpeace terus berkomunikasi dengan kapten kapal meminta pembebasan para aktivis.(R02/greenpeace/mongabay)

Terkini