Lempar Batu, Peluru Tembus Dada, Warga Teluk Binjai Dumai Tewas Ditembak Mati

Rabu, 23 Agustus 2017 | 11:31:59 WIB
Jenazah Junaidi Sapurta saat berada di kamar mayat selepas otopsi.

RIAUSKY.COM-  Junaidi Saputra (33), Warga Jalan Terikat, Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur Kota Dumai, Riau terpaksa ditembak mati oleh aparat kepolisian Jawa Timur. Dia berusaha menyerang aparat yang mengawalnya saat rencana penggerebekan bandar narkotika jenis sabu besar di wilayah Gresik, Jawa Timur. 

Junaidi   ditembak mati Polisi di daerah Bunder Gresik, Selasa (22/8) pukul 08.15 WIB saat menyerang petugas menggunakan batu paving blok. Dua letusan tembakan  peringatan tak menghentikan amuk pria Dumai Timur ini, bahkan dia melempari petugas yang mengawalnya sehingga sebuah peluru tajam  dilepas dan menembus tubuhnya.

Sebelum ditembak mati, tersangka ditangkap Subdit I Ditreskoba Polda Jatim di Hotel Bidakara Tegalsari, Selasa (22/8/2017) pukul 06.30 WIB. 

Junaidi ditangkap setelah dibuntuti sejak turun dari Kereta Api (KA) di Stasun Pasar Turi Surabaya. 

Tersangka dicurigai membawa sabu jumlah besar dari Jakarta dan akan diedarkan ke Jawa Timur dan wilayah Indonesia Timur.

Barang bukti yang diamankan dari penangkapan Junaidi Saputra.

Begitu berada di kamar hotel, Polisi melakukan penggerebekan dan menemukan sabu seberat 5 Kg. Sabu sebanyak itu ditemukan di dalam tas dan dibungkus plastik sebanyak tiga bungkus yang disembunyikan di dalam selimut. Dua bungkus masing-masing berisi 2 Kg dan 1 Kg.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin menjelaskan, modus yang dilakukan tersangka itu untuk mengelabui petugas dengan memanfaatkan jalur naik kereta api, kemudian naik mobil, tidak terdeteksi oleh petugas.

“Karena lewat jalur bandara sangat ketat. Semua penumpang harus menjalani pemeriksaan X-ray, screening body dan pemeriksaan secara manual jika ada benda mencurigakan. Akhirnya, tersangka lebih memilih naik kereta api, karena lebih aman agar narkoba yang dibawanya disimpan dalam selimut itu terdeteksi oleh petugas,” kata Irjen Pol Machfud Arifin.

Setelah penangkapan di hotel Bidakarya Surabaya, Polisi membawa tersangka ke daerah Bunder Gresik lantaran tersangka sudah ada janji dengan penerima barang sabu.

Ketika dibawa ke Bunder Gresik, tersangka membuat ulah melakukan perlawanan dan akhirnya dilakukan tembakan peringatan dua kali. Tapi, tersangka masih membabi buta dan tetap melawan sehingga mengancam jiwa petugas.

“Karena terus melawan dan berusaha melarikan diri, aparat mengeluarkan tembakan peringatan, dia menyerang memakai batu paving yang hendak dipukulkan ke anggota, kami akhirnya sikat (tembak). Tindakan ini sudah benar dan sesuai prosedur. Kami tidak akan segan-segan menyikat mati pelaku kejahatan narkoba,” sebutnya.

Dalam peristiwa tersebut, Junaidi tewas dengan peluru tembus pada bagian dada.

Menurut Machfud, peredaran ataupun penyelundupan narkoba yang melalui jalur darat ini masih banyak. Langkah yang dilakukan pihaknya akan terus memantau dan menggelar operasi, terutama kendaraan pribadi ataupun umum, seperti angkutan umum atau kota dan bus, serta kereta api.

“Ini yang akan dilakukan lagi pihaknya akan bekerjasama dengan petugas kereta api. Supaya setiap orang yang masuk atau naik kereta api itu lebih diperketat dalam pemeriksaan terhadap calon penumpangnya,” ujarnya.

Mantan Kepala Divisi TI Mabes Polri itu seperti dilaporkan duta co juga mengungkapkan, selain menangkap tersangka Junaidi, polisi sebelumnya juga menangkap Yiska, seorang kurir sekaligus bandar narkoba di daerah Gresik.

Dari penangkapan tersangka Yiska, polisi menemukan barang bukti sabu-sabu seberat 4 kilogram. Maka total dari hasil ungkap kasus antara tersangka Junaidi dengan Yiska sebanyak 9 kilogram. “Tersangka satu ini (Yiska, red) ditangkap pada 10 Agustus lalu. Sekarang dalam penyelidikan dan pengembangan,” katanya.

Saat disinggung, mengenai hubungan tersangka Yiska dengan Junaidi (ditembak mati) apakah satu jaringan? Jenderal asli Surabaya itu mengaku masih dalam penyelidikan dan pengembangan. “Kalau melihat modus penyelundupan yang dilakukannya itu sama. Tapi, ini masih dalam pengembangan dan penyelidikan,” ujarnya.(R04/dut)

Terkini