Egy Maulana Vikri: Kisah 'Messi' Indonesia yang Nyaris tak Jadi Pemain Bola

Sabtu, 23 September 2017 | 12:51:36 WIB
Egy Maulana Vikri

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Namanya kini sedang berkibar.Tak hanya grup-grup sepak bola ternama nusantara, grup besar dunia pun mulai meliriknya.

Kemampuannya mengocek bola di depan lawan, memberikan umpan-umpan akurat  juga kepiawaian sebagai jendral lapangan membuat banyak mata berdecak kagum.

Ada yang menyamakannya dengan Lionel Messi yang melegenda, atau bahkan Arjen Robben. 

Tapi, apapun itu, para pemain besar menciptakan sejarahnya sendiri. Merintis dari lapangan kecil di sudut-sudut kampung, hingga kemudian menjadi bintang, bahkan maha bintang yang dielu-elukan jutaan pasang mata.

Begitu pun dengan Egy Maulana Vikri, bintang terdepan Timnas Indonesia U-19. Siapa sangka, Egy yang hanya punya talenta sepak bola semenjak kecil nyaris tak akan pernah menjadi pesepak bola karena situasi yang sempat tak mendukungnya.

Tangan-tangan dingin yang membidik dan melatihnya menjadikan Egy Maulana Vikri menjadi harapan dari masa depan sepak bola Indonesia. Seperti apa kisahnya?

Kini, Egy Maulana Vikri tengah jadi sorotan tajam di Tanah Air. Performa briliannya di Piala AFF U-18 2017, jadi alasan utama mengapa kepopulerannya terus menanjak. 

Apalagi ditambah wajah tampannya, yang membuat kaum hawa tergila-gila.

Nama Egy mulai dikenal ketika dirinya membawa ASIOP Apacinti jadi kampiun di Gothia Cup 2016 lalu. Tak hanya membawa timnya juara, pemain yang miliki darah Arab ini juga keluar sebagai top skor lewat torehan 28 gol dan pemain terbaik turnamen.

Egy Maulana Vikri

Sejak saat itu Egy mulai mendapat banyak perhatian, apalagi setelah sukses menembus skuat utama Timnas U-19.  Berposisi natural sebagai gelandang serang, dia cepat, skillfull, dan punya insting tajam di depan gawang lawan. 

Atribut yang membuatnya dijuluki "Egy Messi", mengacu pada gaya bermain pesepakbola favoritnya Lionel Messi.

Banyak yang mengira bakat luar biasa Egy ditemukan oleh pelatihnya di Timnas U-19 kini, Indra Sjafri. 

Anggapan itu diperkuat dengan banyak beredarnya foto Indra bersama Egy yang saat itu masih kecil.

Namun seperti dijelaskan sang pemain dalam wawancaranya dengan Goal Indonesa, coach Indra ternyata bukan sosok yang menemukannya. 

Egy mengungkapkan jika pria bernama Subagja, merupakan orang yang paling berjasa dalam kariernya.

"Hubungan saya dahulu lebih kepada pak Bagja. Beliau adalah sosok yang selama ini membawa saya kemana-mana. Beliau yang menemukan saya, lalu beliau merekomendasikan saya ke coach Indra," terang Egy, kepada Goal Indonesia.

Setelah melakukan penelusuran, kami pun berhasil menemukan sosok Subagja Suhian yang mengorbitkan Egy. Dia merupakan seorang pengusaha yang memiliki kepedulian besar terhadap sepakbola nasional. Namanya memang tak populer, karena kurang suka mendapat sorotan media.

Egy Maulana Vikri dimata pelatih Thailand

Subagja sebenarnya bukan orang baru dalam pencarian bibit sepakbola Tanah Air. Dia pernah menemukan eks kapten Timnas Indonesia, Firman Utina. Dalam penuturannya saat dihubungi Goal Indonesia, Subagja mengungkap terjalnya perjalanan untuk mewujudkan cita-cita Egy jadi pesepakbola profesional.

Semuanya berawal dari rasa putus asa orang tua Egy pada mimpi mereka menjadikan sang anak sebagai pesepakbola profesional. Egy memang jadi primadona para pencari bakat. Namun karena keterbatasan ekonomi, mereka tak kuasa memenuhi permintaan uang para pencari bakat untuk membuat Egy menembus Timnas Indonesia junior.

Orang tua Egy bahkan sempat memutuskan untuk mengubur dalam-dalam impian sang anak jadi pesepakbola. Mereka tak bisa lagi percaya dengan janji para pencari bakat untuk mengorbitkan Egy, dengan syarat membayar sejumlah uang.

"Saya hadir di lapangan Taman Setiabudi Indah (Tasbih), untuk melihat Egy yang waktu itu masih berusia 11 tahun. Saya langsung tahu kalau dia memang punya bakat yang luar biasa!" kisah Subagja.

Tanpa pikir panjang, Subagja langsung berinisiatif membawa Egy ke Jakarta untuk dibina jadi pesepakbola profesional. Pelatih Egy kala itu, coach Mayang, langsung menerima permintaan Subagja dengan senang hati, tapi mengharuskannya untuk meminta izin dahulu pada orang tua sang calon bintang.

"Ketika saya bertemu dengan orang tuanya [Egy], saya malah dimarahi. Mereka menduga saya hanya menginginkan uang, seperti yang kerap mereka alami sebelumnya. Saya pun berusaha keras meyakinkannya," tutur Subagja.

Guna meyakinkan orang tua Egy, Subagja langsung menelepon Raden Isnanta, yang saat itu menjabat sebagai asisten deputi Usia Muda di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dia meminta temannya itu untuk merekomendasikan Egy masuk Diklat Ragunan.

Isnanta memberikan respons yang sangat baik bahkan meminta Subagja untuk segera membawa Egy ke Jakarta, tentunya setelah administrasi kepindahan selesai diurus. Untuk lebih meyakinkan, Subagja sampai menelepon anak didiknya yang kini jadi legenda sepakbola Indonesia, Firman Utina.

"Supaya orang tua Egy semakin yakin, saya sampai menelepon Firman Utina dan suaranya saya loudspeaker," kenang Subagja.

Akhirnya, orang tua Egy berhasil diyakinkan dan mengizinkan Subagja untuk membawa anak kesayangannya itu ke Ibu Kota.

Subagja kemudian membuat perjanjian lisan dengan orang tua Egy. Dia ingin jadi bapak angkat Egy selama dibina. 

"Ketika nanti Egy sudah sukses masuk televisi dan menjadi profesional serta nasional, saya akan mengembalikan Egy ke orang tuanya. Kami pun sepakat," terang Subagja.

Pada perjalanannya, Subagja memang benar-benar membina Egy, dengan mendidiknya di Cirebon dan membawanya masuk Sekolah Olahraga Ragunan. Potensi Egy pun terasah maksimal dengan kemudian menembus Timnas U-14, U-16, hingga kini jadi andalan di U-19.

Andai saja tidak ada sosok yang mau total membina bakat besar sepakbola nasional seperti yang dilakukan Subagja, mungkin kita takkan pernah dibuat takjub oleh pesona "Egy Messi" di atas lapangan.(R04)

 

Sumber: Bola.com

Terkini