Jadi Korban Jambret Sadis, Mahasiswi Cantik Retina Ratri Koma dan Meninggal Dunia

Sabtu, 28 Oktober 2017 | 17:19:46 WIB
Kedua orang tua Retina Ratri. Insert: Retina Ratri

BANDAR LAMPUNG (RIAUSKY.COM) - Retina Ratri (19), warga jalan Hi. M. Salim, Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang, yang menjadi mengalami kecelakaan lalu lintas, pada Rabu (25/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB di jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras.

Ia menghembuskan nafas terakhir setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek. 

Diduga korban meninggal usai dijambret oleh orang yang belum diketahui identitasnya, mengingat jalan tersebut minim penerangan, dan diduga kuat rawan jambret, beberapa warga sekitar juga menyebutkan hal tersebut. 

Informasi tersebut juga bertebaran di wall facebook korban bernama Retina Ratri, banyak pesan yang ditujukan ke profil Reinta, dengan ucapan bela sungkawa, dan juga komentar netizen yang menyebutkan diduga ia menjadi korban jambret.

Seperti dimiat Lampost.co, ayah korban, Eko Suhardianto (53) mengatakan sebelum meninggal anaknya sempat mengalami koma, ketika dirawat di Rumah Sakit BUmi Waras, dan dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek. 

Mahasiswi semester III Prodi Manajemen UBL tersebut menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (26/10) sekitar pukul 04.00.

"Anak saya dimakamkan pada Kamis kemarin di pemakaman setempat deket rumah, sempet dirawat di RSUDAM karena koma, jam 4 pagi baru meninggal," kata Eko yang bekerja sebagai penjaga sekolah SDN 2 Way Lunik itu.

Ia mengetahui anaknya mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri, usai petugas dari Polsek Teluk Betung Selatan, memberitahukan kalau Retina tak sadarkan diri usai mengalmai kecelakaan. 

Menurut Eko, polisi sempat kebingungan mencari identitas anaknya, mengingat ketika ditemukan terbaring tak sadarkan diri dibawah pohon beringin dekat Novotel. 

Polisi mengetahui alamat korban usai melihat, ada stiker UBL di motornya dan menemukan binder bernama Reinta Ratri, kemudian petugas menelpon pihak UBL.

"Jadi saya dapet info dari Marekting UBL, kalau anak saya kecelakaan terus ada anggota Polsek yang juga datang ke rumah, Polisi mencari identitas anak saya, kemudian saya bergegas ke rumah sakit," katanya saat disambangi di kediamannya yang juga berada di dalam SDN 2 Way Lunik.

Saat ini juga ia belum bisa memastikan penyeban kematian putri bungsunya tersebut, namun ia menduga Retina Ratri menjadi korban jambret, dan ia sering mendengar kejadian tersebut di sekitar jalan Jendral Gatot Subroto. 

Dugaan itu ia perkuat, dengan luka memar yang dialami wajah sebelah kiri anaknya yang diduga terbentur, dan jugaa luka parah dibagian punggung dan bekas knalpot dipunggung, serta adanya bekas jeratan dibagian lehernya yang diduga akibat pelaku yang menarik tas anaknya. 

"Saya berharap polisi bisa mengungkap perakra ini, kalau memang ini jambret cukup anak saya yang terakhir,dan saya minta kepada Walikota tolong jalan sekitar situ, diberi penerangan, saya khawatir bakal banyak korban entah kecelakaan atau memang dijambret," katanya.

Siti Mutarifah (53), ibu korban mengatakan anaknya baru saja pulang usai mengiktui perkuliahan. Biasanya terkadang anak gadisnya tersebut pulang hingga pukul 21.00 dikarenakan banyaknya jam kuliah, dan tugas yang menumpuk, serta Retina juga aktif dalam Organisasi Mahasiswa AntiNarkoba (OMAN) yang ada di UBL. 

Saat itu memang anaknya pulang lebih awal, mengingat hendak belajar untuk mempersiapkan diri pada ujian tengah semester (UTS).

"Ada yang aneh emang,biasnaya dia pamitan sama saya dan bapak sekalian minta ongkos pas mau kuliah, waktu itu nyelonong aja. Pas dapet kabar kecelakaan saya shock." 

Kapolsek Telukbetung Selatan, Komisaris Listiyono Dwi Nugroho membenarkan kejadian tersebut, namun belum bisa memberikan keterangan apakah korban mengalami jambret, begal, atau murni kecelakaan lalu lintas. 

Retina diketahui tergeletak tak sadarkan diri di dekat gudang PT CTLM depan jalan Jendral Gatot Subroto sekitar pukul 18.30 WIB, kemudian dievakuasi petugas, dan petugas juga berusaha mencari alamat korban.

"Jadi belum bisa kita simpulkan penyebabnya, awalnya kita duga lakalantas, karena saksi mata satpam di sekitar lokasi tidak melihat adanya penjambretan, ia hanya mendengar suara seperti kendaran yang jatuh dan melihat korban sudah tergeletak," kata Listiyono.

Listiyono juga sudah menerjukan petugasnya untuk melakukan penyelidikan guna mengungkap, motif dan penyebab kematian korban. Proses hunting untuk mengungkap fakta, berdasarkan keterangan saksi, dan olah kejadian juga sudah dijalankan, dan hunting daerah sekitar untuk pengamanan juga terus dijalankan.

Namun minimnya penerangan di sepanjang jalan tersebut, diakui Listiyono berpotensi menjadi tempat yang empuk bagi para pelaku jambret.

Lela (47), warga sekitar mengatakan memang sepanjang jalan Gatot Subroto rawan jambret. Dalam dua bulan terakhir ia mengetahui ada dua tindakan penjambretan, yang  pertama ia mendengar adan karawyan swasta wanita terkena jambret, kemudian sekitar September lalu, malah ia melihat wanita mengalami kecelakaan, dan sempat ditolong oleh para rider touring sepeda motor untuk diantarkan ke alamat korban. (*)

Terkini