TEGAS...Ustadz Abdul Somad Ditolak di Bali, PBNU: Dakwah Tak Boleh Dilarang!

Senin, 11 Desember 2017 | 01:44:43 WIB
Ustadz Abdul Somad

JAKARTA (RIAUSKY.COM) – Penolakan terhadap Ustad Abdul Somad oleh sejumlah massa dari ormas tertentu di Bali menuai kecaman dari berbagai pihak.

Terbaru, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pun angkat bicara terkait sejumlah massa yang merangsek masuk ke dalam hotel yang menjadi lokasi ceramah Ubdul Somad.

Ketua PBNU Robikin Emhas menyatakan, seharusnya tidak diperkenankan untuk kalangan apa pun menghentikan aktivitas dakwah seseorang. “Tidak boleh ada masyarakat atau kelompok-kelompok melarang orang untuk melakukan aktivitas dakwah,” ungkap Robikin, Minggu (10/12).

Lebih jauh dia menuturkan, selain UU, konstitusi juga menjamin kemerdekaan seseorang untuk melakukan aktivitasnya, termasuk melakukan dakwah. Akan tetapi, perlindungan hanya berlaku pada ceramah yang tidak menebarkan kebencian dan menyebarkan paham radikalisme.

Robikin mengklaim, pada saat kejadian itu, PBNU Bali mengawal langsung Abdul Somad dalam rangkaian pengamanan.

“Ini artinya NU berpegang pada prinsip dalam mengikuti konstitusi. Hal itu membuktikan diri bahwa NU mengawal hal tersebut (ceramah Abdul Somad) agar bisa terlaksana dengan baik,” tegas Robikin seperti dimuat Pojok Satu.

Sebelumnya, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak pun juga mengecam tindakan yang dianggapnya intoleran itu.

“Kami termasuk yang menyesalkan cara-cara anarkistis yang memaksakan kehendak seperti itu. Justru cara-cara seperti itu menurut saya merusak toleransi.” ujar Dahnil.

Menurut Dahnil, jika memang tidak menghendaki kedatangan Ustad Abdul Somad, tidak musti melakukan aksi kekerasan. Jika kemudian tidak bersepakat, bisa dilakukan dengan datang dan berdialog, bukannya melakukan tindakan intimidasi.

“Terus kemudian berusaha untuk membubarkan. Cara-cara seperti itu justru memprovokasi,” tegas Dahnil.

Dahnil khawatir, saat terjadi tindakan tindakan provokasi intoleransi di satu daerah, maka akan dapat menjalar ke tempat lain. Oleh karena itu, tindakan dan cara-cara seperti yang menimpa Ustad Abdul Somad di Bali itu tak boleh terulang lagi.

“Jadi mohon stop tindakan provokasi seperti itu. Mari sama-sama kita rawat toleransi yang autentik. Yang mana watak utamanya adalah dialog bukan intimidasi dan provokasi ” imbau Dahnil.

Untuk diketahui, insiden itu berawal dari isu yang tersebar di media sosial yagn menyebutkan GP Anshor dan Banser menolak kedatangan ustad asal Pekanbaru, Riau itu.

Akan tetapi, kedua ormas itu menegaskan bahwa pihak yang menyerang Abdul Somad di Bali tidak dikenal yang kemudian sempat viral di media sosial (medsos).

Dari sejumlah rekaman video yang diunggah di berbagai aplikasi medsos, ada tayangan yang menunjukkan massa yang membawa senjata tajam seperti parang meminta agar ustad Somad diusir dari Bali.

Massa awalnya hanya diperbolehkan berunjuk rasa di depan hotel, tetapi kemudian merangsek masuk. Polisi terpaksa memediasi perwakilan massa dengan pihak panitia.

Namun mediasi tidak membuahkan hasil. Demonstran meminta ustad Somad mengikrarkan janji sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di bawah Alquran yang akhirnya dipenuhi. (*)

Terkini