RIAUSKY.COM - Tak ada habisnya, lagi-lagi berita perselingkuhan kembali terkuak ke publik dan parahnya ini melibatkan seorang dosen dengan mahasiswinya.
Korban dari pelakor dan perselingkuhan suami itu bernama Lioni. Namun kali ini yang menyebarkan cerita bukanlah istri yang tersakiti, melainkan sebuah akun yang perkumpulan perempuan-perempuan yang turut geram menyaksikan aksi pelakor berinisial W tersebut.
Seperti dilansir Tribun Jateng, menurut akun @antiwidiipasaribu, W diceritakan berselingkuh dengan seorang laki-laki yang masih berstatus suami orang dengan inisial Y. Perselingkuhan Y dan W sudah berlangsung sejak tahun 2016.
Y adalah seorang dokter dan seorang dosen, sedangkan W adalah mahasiswi sekaligus coas dari Y.
Padahal saat itu, istri Y sedang hamil muda anak kedua saat perselingkuhan itu dimulai.
Ia berusaha bersabar dan mencoba banyak cara agar suaminya dapat kembali menjalankan peran sebagai suami dan ayah yang baik bagi kedua putranya yang masih kecil-kecil.
Namun, usahanya seolah sia-sia karena keluarga dari Y mendukung kedekatannya dengan W.
Mulai dari adik hingga ibu Y seolah tak mempermasalahkan jika Y dekat dengan W walaupun belum bercerai dengan istri sahnya.
Bukannya mengerti perasaan sesama wanita, W malah sering membicarakan Lioni melalui live instagram. Ia menuturkan bahwa orang lain yang menghakiminya tidak mengetahui apapun tentang kehidupannya.
Ia tertawa saat seorang netizen menyebut Y tidak mau lagi dengan Lioni karena Lioni merupakan sosok istri yang kasar dan suka memukuli suami.
W juga mengatakan tak peduli dengan apa yang dikatakan Lioni dan orang-orang mengenai dirinya.
Yang paling membuat geram adalah saat W dengan terang-terangan ingin mendekati putra pertama dari Y. Hal ini menurut Lioni yang membuatnya paling pedih.
Ia rela jika cinta suaminya diambil, keluarga suaminya diambil, namun ia tak akan membiarkan putranya diambil oleh sosok W.
Lioni sekarang hanya ingin fokus mengurus kedua putranya. Ia mengaku akhirnya sudah melupakan dan merelakan suaminya.
Menurutnya, ada banyak hal yang dapat dilakukan daripada mengharapkan suaminya kembali dan menyalahkan dirinya sendiri. (*)