Ini Keterangan Kepala Sekolah SMKN 1 Soal Dikeluarkannya Siswa Miskin Dari Sekolah

Ahad, 14 Februari 2016 | 22:59:31 WIB
Molly Prasasti

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Hanya karena beban moril yang diderita oleh siswa SMK Negeri 1 Pekanbaru, Molly Prasasti, terpaksa dikeluarkan dari sekolah karena dianggap melanggar peraturan sekolah.

Hal itu terungkap dari pernyataan dari Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kota Pekanbaru, Dra Hj Geni Wilyarti, kepada riausky.com, saat dikonfirmasi, Ahad (14/2).

“Sekolah tidak ada mengeluarkan Molly, melainkan dipindahkan ke sekolah lain berdasarkan permintaan orangnya sendiri. Ada beban moril yang dipikulnya, karena melanggar peraturan sekolah” kata Geni.

Sekolah menuding Molly melanggar peraturan sekolah dengan dengan menyebut Molly masuk wisma bersama-sama teman perempuan dan laki-laki tanpa apa yang dilakukan oleh siswanya tersebut.

Namun saat ditanya, apakah sekolah punya bukti bahwa anak didiknya pergi ke wisma dan melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya? Geni berdalih dan menyebut bahwa persoalan itu diketahui dari pengakuan Molly saat orang tua dari teman satu sekolahnya bernama Wulan tidak pulang ke rumah selama 4 hari.

“Ada bapaknya itu kehilangan anaknya, dan tahu Molly temannya. Makanya bertanya ke Molly, karena Molly tak mau bicara diancam oleh orang tua temannya akan dilapor Polisi, begitulah ceritanya,” ucapnya.

Geni membantah bahwa persoalan anak belum bayar sisa uang baju Rp1.350.000 dan uang komite Rp1.800.000 itu tidak ada ditagih ke orang tuanya. “Tak ada hubungan dengan uang baju sama komite,lebih kepada persoalan moral anak, makanya orang tuanya minta pindah,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, orang tua Molly, Sukardi mengungkapkan bahwa buntut dikeluarkan sekolah anaknya tersebut terjadi saat tidak masuk sekolah, Selasa (2/2/2016) hingga Kamis (4/2/2016).

Usut punya usut, tidak masuknya anak tersebut karena sering tidak masuk sekolah. Sukardi juga mengungkapkan bahwa selama di sekolah, anaknya kerap mendapat tekanan dari guru-guru.

“Psikologis anak saya terganggu, lalu salah seorang temannya mengajaknya untuk tidak sekolah. Jadi anak saya ini korban yang terseret arus temannya” terang Sukaradi.

Kasus yang menimpa anaknya itu, berujung pemanggilan ke sekolah. Istri Sukardi, Susi diminta melakukan penandatanganan surat pindah sekolah karena anaknya melanggar peraturan. Istrinya bahkan sudah menangis agar anaknya tidak dikeluarkan, sebab, dua bulan lagi siswa akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Namun, sekolah tetap pada keputusan mengeluarkan siswa bernama Molly Prasasti.

Dari surat keterangan bernomor 421.5/KM.I/SMKN.I/2016/070 surat pindah sekolah ditandatangani oleh Kepala SMKN 1 Pekanbaru, Dra Hj Geni Wilyarti. Molly Prasasti, siswi SMK Negeri I kelas X Jurusan administrasi perkantoran tercatat memiliki Nomor Induk Siswa (NIS) 145865.

Bahkan, menurut menurut Sukardi, guru di SMK N 1 mengajarkan cara yang tidak baik kepada anak didiknya. Sehingga anaknya hingga saat ini mendapatkan tekanan psikologis dari guru-guru yang menghujatnya.

“Sampai sekarang anak saya itu tidak mau keluar rumah. Dia mendapat tekanan psikologis yang hebat karena ulah guru-guru yang sudah mencela dirinya dan memaki-maki dirinya,” ucap Sukardi yang berprofesi sebagai penarik becak odong-odong anak-anak tersebut. (R04)

Terkini