Bila Tatap Muka Terbatas di Pekanbaru Dilaksanakan, Ke Sekolah Wajib Antar Jemput, Jangankan Bermain, ke Toilet Anak Diawasi...

Sabtu, 16 Januari 2021 | 06:49:34 WIB
Ilustrasi sekolah tatap muka./ Sumber Foto: suarapekanbaru

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Banyak orang tua yang masih mengkhawatirkan rencana pemerintah akan melaksanakan sekolah tatap muka terbatas dalam waktu dekat. 

Sikap tersebut, dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Dr Ismardi Ilyas adalah keputusan yang tetap dihormati pemerintah dalam merancang rencana kegiatan belajar di masa pandemi. 

''Pemerintah tidak bisa memaksakan dan tetap menghormati keputusan  bila memang orang tua tidak membenarkan anak-anaknya ikut belajar secara tatap muka. Karena itu juga, proses belajar daring (online) juga tetap dilaksanakan,'' kata dia, Jumat (15/1/2021) selepas mengikuti Rapat Tindak Lanjut Lanjut Pembahasan Rancangan Program Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) Semester Genap Tahun Ajaran 2020-2021 yang dilaksanakan di Kantor Gubernur Riau.

Dikatakan Ismardi, pilihan untuk melaksanakan belajar tatap muka dilakukan karena pertimbangan perlu penguatan lewat pertemuan langsung untuk  beberapa mata pelajaran, juga mengantisipasi dampak dari terbatasnya akses murid dan siswa terhadap infrastruktur.

''Ada beberapa mata pelajaran itu yang memang perlu penguatan. Karena pertimbangan murid dan siswa kesulitan memahami. Disamping itu, kita juga harus akui, ada beberapa daerah itu memang infrastruktur telekomunikasinya masih terbatas. Jangankan daerah-daerah di kabupaten dan kota lain, kita di Pekanbaru yang masih ada  yang belum tersentuh jaringan telekomunikasi. Banyak murid yang tidak bisa belajar,'' kata dia. 

Karena itulah, sebut Ismardi, banyak Dinas Pendidikan di daerah juga menyetujui untuk melaksanakan pertemuan tatap muka, khususnya secara terbatas. 

''Jangan dianggap tatap muka itu lantas kondisi belajar normal. Tidak seperti itu. Ada standar yang wajib dipatuhi sekolah-sekolah untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah,'' imbuh Ismardi. 

Misalnya, sebut dia, harus memiliki sarana yang mendukung untuk penerapan protokol kesehatan. ''Kalau kita di Pekanbaru, untuk sekolah negeri, hampir sebagian besar prasarana untuk penerapan protokol kesehatan sudah tersedia semenjak bulan Maret lalu. Karena itulah, ketika melakukan uji coba beberapa waktu lalu, dari sekolah-sekolah di Pekanbaru sudah siap,'' papar dia.

Bahkan, sebut Ismardi, Standar operasional prosedur yang diterapkan tergolong lebih ketat dibandingkan SOP yang diberikan pemerintah provinsi. 

Dia mencontohkan mulai dari kedatangan murid ke sekolah, Dinas Pendidikan Pekanbaru punya SOP, anak diantar jemput ke sekolah oleh orang tua. ''Kita tidak rekomendasikan menggunakan angkutan umum, guna memperkecil risiko kontak dengan orang lain,'' ungkap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pekanbaru itu.

Selain itu, dalam setiap pertemuan ada dua orang guru, satu guru kelas, dan satunya lagi adalah guru pengawas. 

''Tujuannya supaya memastikan tidak ada  celah anak-anak untuk melakukan kontak langsung dengan bermain-main di dalam atai di luar kelas. Misalnya, ketika guru keluar kelas, supaya anak tidak bermain seperti halnya dalam situasi normal, maka guru pengawas akan mengawasi,'' papar dia.

''Atau misalnya, siswa hendak buang air. karena protokol kesehatan diberlakukan, akan diawasi dari masuk toilet sampai kembali ke dalam kelas, seketat itu gambaran tatap muka bila diberlakukan,'' kata Ismardi. 

Disamping itu, dia juga menjelaskan bila tatap muka diberlakukan, per kelas hanya diisi setelah dari kapasitasnya. 

''Kita terapkan belajar pagi sore,'' imbuh dia lagi.

Karena itulah, dalam penerapannya, murid-murid didata ulang dan dikomunikasikan sesuai dengan alamat orang tuanya untuk memastikan berada di kelas yang memungkinkan orang tua bisa langsung melakukan antar jemput anak saat pergi dan pulang sekolah. 

Ismardi juga menjelaskan, tidak semua mata pelajaran yang akan dilaksanakan pada belajar tatap muka terbatas nantinya. 

''Kita sudah tentukan, hanya 3 atau 4 mata pelajaran penting saja yang diperkirakan tingkat kesulitannya tinggi yang akan dilakukan penguatan di sekolah pada saat  tatap muka,'' lanjutnya.

Mata pelajaran tersebut, dijelaskan Ismardi adalah Matematika, Fisika dan kimia, juga bahasa inggris. ''Jadi tidak semua pelajaran ya, hanya pelajaran-pelajaran yang sulit atau disepakati bersama untuk dilakukan penguatan secara tatap muka. Yang lainnya, bila cukup dipahami secara daring, tidak lagi dilaksanakan di sekolah tatap muka terbatas,'' imbuhnya.

''Sejauh ini, Pekanbaru Siap. Tapi untuk di Kota Pekanbaru itu, settingnya kita hanya tiga kali seminggu, itu pun kita buka secara bertahap. Kita lihat mana yang paling siap dahulu. Kalau itu berhasil, baru kita buka lagi yang lain,'' ungkap Ismardi.

Tentang sekolah-sekolah yang siap, dikatakan Ismardi, untuk negeri sudah siap semua, adapun swasta sudah  sebagian besar siap. Nah, untuk sekolah yang tidak sesuai dengan SOP, itu tidak akan kita bolehkan buka, sampai benar-benar siap.(R02)

Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru menyatakan pihaknya siap untuk melaksanakan proses pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Kesiapan tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Dr Ismardi Ilyas selepas mengikuti Rapat Tindak Lanjut Rapat Rapat Tindak Lanjut Pembahasan Rancangan Program Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) Semester Genap Tahun Ajaran 2020-2021 yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kenanga Kantor Gubernur Riau, Jumat (15/1/2021).

''Pekanbaru Siap. Tapi untuk di Kota Pekanbaru itu, settingnya kita hanya tiga kali seminggu, itu pun kita buka secara bertahap. Kita lihat mana yang paling siap dahulu. Kalau itu berhasil, baru kita buka lagi yang lain,'' ungkap Ismardi.

Tentang sekolah-sekolah yang siap, dikatakan Ismardi, untuk negeri sudah siap semua, adapun swasta sudah  sebagian besar siap. Nah, untuk sekolah yang tidak sesuai dengan SOP, itu tidak akan kita bolehkan buka, sampai benar-benar siap.

Sejauh ini, dikatakan Ismardi, untuk Pekanbaru, tidak ada permasalahan. 

Dia bahkan mencontohkan saat melakukan uji coba beberapa waktu lalu, Pekanbaru tidak ada permasalahan. ''Itu kita hanya buka setengah saja, dan ternyata standar penerapan belajar tatap muka terbatas yang kita lakukan melebihi standar yang ditetapkan oleh provinsi,'' ungkap dia.

''Banyak hal-hal yang tidak ada dalam SOP itu bahkan kita lakukan. Misalnya, mengantar dan menjemput anak sekolah, itu kita wajibkan orang tua. Jadi anak-anak tidak naik angkutan umum,'' sebut Ismardi.

Selain itu, dia juga menyebutkan, Pekanbaru juga sudah menerapkan guru pendamping. Jadi tiap kelas itu, tidak hanya satu guru, tapi ada pendamping guru. 

''Tugasnya untuk mamastikan kelas tidak ditinggalkan tanpa guru, dan anak-anak yang hendak misalnya buang air, itu terawasi dan tidak melakukan kontak dengan murid-murid lain sebagaimana dalam situasi normal. Jadi penerapan protokol kesehatan di sekolah kita sudah sampai sejauh itu,'' sebut Ismardi. 

Karena itulah, dia sangat optimis, bila memang kebijakan belajar tatap muka terbatas ini dimulai, Pekanbaru sangat siap untuk memulainya.

Sejauh ini, baik pemerintah kota maupun kabupaten di Riau belum memastikan kapan pelaksanaan belajar tatap muka akan mulai diberlakukan. Begitupun dengan format pelaksanaannya, apakah secara terbatas atau murni.

''Belum-belum...belum...kita tetap seperti itu tadi kan Pak Wakil Gubernur juga sudah menyampaikan, kita akan sampaikan laporan dulu dan kebijakan itu nanti akan menjadi penting dan itu nanti akan diambil oleh kepala daerah,'' sebut Zul Ikram selepas rapat bersama pimpinan Dinas Pendidikan 12 kabupaten dan kota di Riau.

Disinggung tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas tingkat SMA, Zul Ikram juga menyebutkan sama. 

''Semuanya berbasis kewenangan. Sekolah kita kan ada di kabupaten kan, nanti Pak Gubernur yang akan memilih, tentu beliau yang lebih memahami, berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh tim gugus dan lain-lain,'' sebut Zul Ikram. 

Dalam kesempatan itu, Zul Ikram juga menjelaskan bahwa sejauh ini, pihaknya juga sudah menurunkan tim untuk memantau sejauh apa kesiapan dari pelaksanaan proses belajar secara tatap muka. Dan dia yakin, andai kata nanti kebijakannya siap untuk dilaksanakan, sekolah-sekolah yang ada juga sudah siap.

''Andai kata nanti, kebijakannya dimulai kegiatan belajar tatap muka terbatas, katakanlah pada  minggu depan atau pada bulan depan, insya Allah, Dinas Pendidikan Provinsi Riau juga  dinas kabupaten dan kota tadi sudah menyatakan kesiapan,'' lugas dia. (R04)

 

Terkini