Riau Menyapa Dunia

Ciptakan 350 Jenis Makanan, Festival Sagu Riau Pecahkan Rekor MURI

Ciptakan 350 Jenis Makanan, Festival Sagu Riau Pecahkan Rekor MURI
Gubri didampingi Ketua TP PKK Prov Riau menerima Sertifikat Rekor Muri 350 Menu Sagu pada Sagu Riau Menyapa Dunia saat acara Riau Food Festival & Rekor Muri Kuliner Berbahan dasar Sagu di Halaman Kantor Gubernur
 
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Festival Sagu Riau Menyapa Dunia dengan menyajikan 350 jenis makanan yang terbuat dari sagu mampu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) 2016.
 
Setelah dua ivent bertaraf internasional sukses di gelar yakni Pacu Jalur di Kabupaten Kuansing dan Tour de Siak (TdS) 2016 di Kabupaten Siak Sri Indrapura yang menyedot perhatian dunia.
 
Usai TdS digelar, kini Riau kembali menggelar festival kuliner Riau yang bertajuk "Sagu Menyapa Dunia", dimana acara ini dilaksanakan di halaman kantor gubernur Riau, Pekanbaru. 
 
Pada acara itu, Riau berhasil memecagkan Museum Rekor Indonesia (MURI) Riau sebagai jenis makanan terbanyak dengan bahan dasar sagu yaitu sebanyak 369 jenis makanan.
 
Penghargaan MURI diserahkan langsung oleh Awan Raharjo selaku Senior Manejer MURI kepada Pemprov Riau yang juga diterima langsung oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman. 
 
Awan mengatakan, di Riau masakan olahan berbahan dasar sagu telah disulap jadi berbagai olahan jenis.
 
MURI mencatat suatu karya yang luar biasa dalam kategori Kuliner. Sagu yang umumnya biasa dikenal berada di Indonesia bagian timur ternyata potensi sagu juga begitu besar dan kaya berada di Provinsi Riau.
 
“Merupakan suatu kehormatan bagi MURI yang telah diberikan kesempatan menjadi saksi sekaligus mencatat perhelatan superlatif yang terjadi di Nusantara. Kami yakin semangat kebanggaan bangsa yang berkobar yang terjadi pada hari ini tidak kalah oleh bangsa-bangsa lainya, dan pada hari ini telah ditunjukan oleh warga masyarakat bangsa Indonesia di  Riau yang kita banggakan bersama,” kata Awan.
 
Sementara itu, Gubri menjelaskan, sektor pariwisata kaitannya erat sekali dengan kuliner, bidang ekonomi kreatif, penginapan dan transportasi. 
 
Dan Sagu merupakan bagian dari kuliner khas dari Kepulauan Meranti, Riau.
 
“Kalau ikan Patin, ikan Baung dan lempuk durian, semua tamu yang pernah datang ke Riau pasti sudah kenal. Jadi saat ini kita memperkenalkan sagu agar lebih dikenal dan dapat mendorong sektor ekonomi kreatif masyarakat Riau,” ujar pria yang karib disapa Andi Rachman itu.
 
Kegiatan “Sagu Riau Menyapa Dunia” ini yang telah memecahkan rekor tersebut diprakarsai dan diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf), Badan Ketahanan Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan, serta bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dan Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI). 
 
“‎Kali ini Muri baru saja mencatat 369 menu makanan berbahan dasar sagu. Ini kegiatan luar biasa dalam kategori kuliner berbahan dasar sagu. Dimana sebelumnya rekor dipecahkan oleh Kabupaten Buru Provinsi Muluku dengan 308 menu makanan berbahan dasar sagu,” ujar Awan.
 
Awan menjelaskan Muri merupakan lembaga yang mencatat kegiatan superlatif yang terjadi di Indonesia. ‎
 
Superlatif dimaksud, kegiatan yang terukur objeknya, baik kecil besarnya dan waktu tercepatnya, serta kejadian-kejadian unik sesuai kategori Muri.
 
“Kegiatan Sagu Riau Menyapa Dunia merupakan festival budaya yang wajib dilestarikan ini merupakan rekor Dunia,” pungkasnya.
 
Tak hanya raihan sagu saja, MURI juga memberikan penghargaan kepada Masyarakat dan Pemkab Kepulauan Meranti yang diterima oleh Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Said Hasyim. 
 
Selain Kabupaten Kepulauan Meranti piagam MURI juga diberikan kepada Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Pusat dan DPD Provinsi Riau.
 
Gubri Menyerahkan Piala Juara I kepada Bupati Pembina Ketahanan Pangan Kab Kep Meranti saat Sagu Riau Menyapa Dunia pada Riau Food Festival & Rekor Muri Kuliner Berbahan dasar Sagu di Halaman Kantor Gubernur
 
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan Riau memperkenalkan sagu kepada dunia sebagai makanan khas untuk menunjang pariwisata. 
 
"Sagu dijadikan kuliner unggulan untuk menunjang potensi pariwisata. Sagu dinilai banyak peminat wisatawan lokal dan wisatawan asing," katanya.
 
Selain itu, Riau juga akan meningkat produksi sagu untuk meningkatkan ekspor dan penyelematan gambut. Arsyadjuliandi Rachman mempromosikan sagu ke universitas ternama dari Jepang, Kyoto University dan National Institute of The Humanies (NIHU). 
 
Pemerintah Provinsi Riau tengah mengupayakan komoditi sagu agar diekspor ke luar negeri untuk meningkatkan ekspor bahan pangan. 
 
Darmansyah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau mengatakan, Riau adalah salah satu daerah sentra produksi sagu dengan total produksi mencapai 246.000 ton per tahun. 
 
"Pemprov tengah mengupayakan ekspor sagu keluar negeri untuk meningkatkan perekonomian dan menunjang produksi pangan. Selain Papua, Riau juga merupakan salah satu daerah sentra sagu," katanya.
 
Menurut Darmansyah, sagu hanya ada di Riau dan di Papua. Daerah sentra produksi sagu di Riau berada di bagian pesisir. Kabupaten yang merupakan sentra yaitu Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Indragiri Hilir. Permintaan sagu di dunia dinilai akan tinggi dan berpotensi dijual di wilayah Eropa dan Asia Timur. 
 
Pemerintah akan bekerja sama dengan pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk memasarkan makanan yang mengandung karbohidrat itu.Perkebunan sagu yang menjadi komoditas andalan di Kabupaten Kepulauan Meranti dari hasil penelitian merupakan varietas terbaik dengan produksi sekitar 276 ribu ton per tahun.
 
Selain untuk memenuhi kebutuhan sagu dalam negeri secara nasional, sagu dari Kepulauan Meranti juga baru telah tembus pasar di negara Asia Timur dan Asia Barat.
 
Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir sebelumnya mengatakan, pihaknya masih memerlukan perhatian serius dari pemangku kepentingan terutama dalam pembiayaan dan berbagai hasil olahan sagu.
 
"Kami berharap pemerintah baik di provinsi dan pusat, agar dapat lebih perhatikan potensi sagu di Meranti ini," ungkapnya.
 
Gubri didampingi Ketua TP PKK Prov Riau meninjau stan Menu Sagu pada Sagu Riau Menyapa Dunia saat acara Riau Food Festival & Rekor Muri Kuliner Berbahan dasar Sagu di Halaman Kantor Gubernur 
 
Dorong Pengembangan Industri Pengolahan Sagu Riau
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto mendorong Provinsi Riau untuk mengembangkan industri pengolahan komoditas sagu karena memiliki produksi yang luar biasa dalam segi kuantitas namun masih belum banyak diberdayakan.
 
"Pengolahan sagu perlu dibuat di Papua, Maluku, dan Riau. Karena hanya sagu kekuatan pangan kita, selebihnya berbasis impor seperti beras, gula, dan tepung. Tapi sagu melimpah dan di Riau itu luar biasa," kata Airlangga saat membuka kegiatan Riau Expo di Pekanbaru, Senin malam.
 
Dia mencontohkan tepung sagu di Serawak Malaysia yang sudah lama dikembangkan. Tidak harus industri skala besar, namun bisa juga dalam bentuk Industri Kecil dan Menengah. Oleh karena itu dia mengapresiasi adanya kegiatan menampilkan 350 makanan sagu di Riau.
 
"Mudah-mudahan ini tidak hanya sekedar memecahkan rekor, tapi terus disosialisasikan. Industri ini tang harus didorong di Riau," ungkapnya.
 
Dikatakannya bahwa pemerintah setempat bisa bekerja sama dengan Asisiasi Pengusaha Jasa Boga yang hadir juga di Riau Expo. Terlebih lagi berdasarkan statistik, industri bahan makanan ini tumbuh 9 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional.
 
"Tapi bagusnya didorong dengan pemain yang banyak, tidak didominasi satu dua pemain saja," tambahnya.
 
Hal tersebut tentunya bisa dilihat pada produk masyarakat yang kaya berlimpah. Pemerintah bisa mengembangkan produk tersebut sehingga bisa menjadi industri. Pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota diminta membuat perencanaan program sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
 
Indonesia memiliki lebih dari 90% luasan sagu di dunia, dengan 85%-nya terdapat di Provinsi Papua dan Papua Barat. 
 
Dengan fakta tersebut, Pemerintah seharusnya dapat melihat kesempatan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen sagu terbesar di dunia dan komponen utama untuk menyejahterakan rakyat di Indonesia bagian timur.
 
"Pohon sagu atau sago palm (Metroxylon sagu) adalah tanaman asli Indonesia yang menjadi sumber karbohidrat utama," ujar Bambang Hariyanto, Peneliti Utama di Pusat Teknologi Agroindustri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
 
Sagu juga dapat digunakan sebagai makanan sehat (rendah kadar glikemik), selain dapat dipakai untuk  bioethanol, gula untuk industri makanan dan minuman, pakan ternak, industri kertas, farmasi dan lainnya.
 
Di Indonesia, selain dikenal hidup dan berkembang di Papua, pohon sagu juga terdapat di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Riau dan Kepulauan Mentawai. Namun, sebagian besar pohon sagu terdapat di Papua dengan luasan lahan 1,20 juta hektar (ha).
 
Dalam peta sebaran sagu menurut situs resmi Kementerian Pertanian, disebutkan bahwa pohon sagu yang hidup di hutan alam mencapai 1,25 juta ha, dengan rincian 1,20 juta di Papua dan Papua Barat dan 50.000 ha di Maluku.
 
Sedangkan pohon sagu yang merupakan hasil semi budidaya (sengaja ditanam/semi cultivation) mencapai 158.000 ha, dengan rincian 34.000 ha di Papua dan Papua Barat, di Maluku 10.000 ha, di Sulawesi 30.000 ha, di Kalimantan 20.000 ha, di Sumatera 30.000 ha, di Riau dan Kepulauan Riau 20.000 ha, dan di Kepulauan Mentawai 10.000 ha. (R02/Advertorial)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index