Kinerja Sektor Migas Terus Membaik

Jadi Tujuan Investasi Utama, Sektor Ekonomi Mampu Pacu Pembangunan di Riau

Jadi Tujuan Investasi Utama, Sektor Ekonomi Mampu Pacu Pembangunan di Riau
Sekda Riau Ahmad Hijazi menyerahkan penghargaan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Siak T Said Hamzah. Kabupaten Siak sebagak kabupaten terbaik Riau Investment Award 2016
 
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Ekonomi yang tumbuh dengan baik tentunya akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat, namun perlu ada upaya nyata baik oleh pemerintah maupun untuk mendorong sektor ekonomi bisa tumbuh dengan signifikan.
 
Riau merupakan salah satu provinsi yang pertumbuhan ekonominya sangat diperhitungkan di Indonesia, khususnya di pulau Sumatera, dengan kekuatan sektor minyak dan gas bumi (migas) dan juga perkebunan kelapa sawit menjadikan daerah ini mampu tumbuh dengan baik meskipun dalam kondisi ekonomi global yang belum stabil.
 
Sebagai gambaran, berdasarkan data BKPM RI tentang Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Provinsi Riau masuk dalam peringkat 9 tujuan investasi terbaik di Indonesia.
 
"Riau posisi ke-9 dengan capaian sudah Rp 16,2 triliun atau sudah 80 persen di 2016. Peluang mencapai target dan melebihi target masih besar di Riau, yakni Rp 18 triliunan," ujar Deputi Bidang Promosi dan Penanaman Modal Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Himawan Hariyoga.
 
Menurut Himawan, Riau nomor dua setelah Sumsel sebagai tujuan investasi di Sumatera. "Riau akan mampu, paling tidak nomor satu di Sumatera dan lima besar nasional. Dari segi peluang sangat besar, karena kekayaan alam melimpah di Riau daratan dan bahari belum tergarap dengan baik," papar Himawan.
 
Menurut Himawan, sebagaimana amanat Presiden Jokowi, yang harus dilakukan daerah dalam mendukung investasi ada dua faktor penentu. Pertama diferensiasi, selanjutnya branding.
 
"Diferensiasi sejauh mana keuanggulan daerah harus diukur, selanjutnya branding menciptakan citra positif bagi investor," terang dia.
Sementara itu, Sekda Provinsi Riau Ahmad Hijazi mengatakan, pemberian penghargaan ini merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan semangat untuk peningkatan investasi di Riau. Anugerah ini merupakan bentuk penghargaan kepada pemerintah kabupaten dan kota yang telah sungguh-sungguh dalam penciptaan iklim investasi yang kondusif.
 
"Kemudian kepada investor juga diberikan apresiasi, karena telah menciptakan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat dengan cara menciptakan lapangan kerja. Di tengah kondisi sumber daya alam Riau yang melimpah, perlu diolah sehingga harus ada kerjasama dengan investor," ujarnya.
 
Lebih lanjut dikatakannya, Pemprov Riau akan terus melakukan promosi dan menjalin kerjasama dengan daerah lain yang akan berpengaruh kepada peningkatkan daya saing. Dimana tantangan bagi Riau adalah menjaga kepercayaan investor agar terus berinvestasi di Bumi Lancang Kuning.
 
"Di sisi pelayanan, Riau juga harus terus berbenah dan ditingkatkan. Sementara salah satu upaya peningkatan infrastruktur, Insya Allah tahun depan akan dibangun jalan tol di Riau yang terkoneksi dengan jalur Trans Sumatera. Untuk itu kami mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam membangun infrastuktur guna mendukung investasi," ajaknya.
 
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau mencatat, kinerja sektor minyak bumi di daerah itu terus menunjukkan peningkatan selama lima tahun terakhir, meski harga minyak bumi sempat anjlok ke level terendah.
 
Gubri bicara pada salah satu forum ekonomi yang ditaja beberapa waktu lalu
 
Dominasi sektor migas terhadap perekonomian daerah sesuai dengan produk domestik regional bruto (PDRB) daerah itu tercatat mencapai 24,73 persen pada 2011 dan terus meningkat pada 2012 mencapai 25,46 persen.
 
Adapun pada 2013 mencapai 26,57 persen, 2014 mencapai 27,53 persen, dan 2015 mencapai 28,26 persen. Pada tahun ini, pertumbuhan diprediksi menyentuh 29 persen meski pemerintah belum merilisnya secara resmi.
 
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan kinerja migas menunjukkan tren positif hingga tahun ini meski harga gas sempat jatuh ke level terendah. Sejumlah perusahaan juga belum melakukan eksplorasi dengan memaksimalkan sumur-sumur yang ada.
 
“Tahun ini, dominasi migas akan tercatat meningkat menjadi sekitar 29 persen. Tahun depan akan meningkat mencapai 30 persen,” kata Andi Rachman, Rabu, 21 Desember 2016.
 
Riau merupakan daerah sentra minyak bumi dan gas dengan persentase mencapai 40 persen dari produksi migas nasional. Riau memiliki 8 blok migas dengan beberapa kontraktor kontrak kerja sama dari beberapa perusahaan luar negeri dan dalam negeri.
 
Beberapa perusahaan itu adalah PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina, PT Energi Mega Persada, juga perusahaan daerah, seperti PT Bumi Siak Pusako dan PT Sarana Pembangunan Riau Langgak.
 
Pemprov Riau mencatat total produksi migas di Riau mencapai 133 juta barel selama satu tahun.
 
Andi Rachman mengatakan perusahaan migas di Riau harus proaktif kepada pemerintah agar pencapaian produksi bisa tercapai sesuai dengan target lifting yang ditetapkan SKK Migas. Lifting migas nasional ditargetkan meningkat pada tahun depan dibanding tahun ini yang hanya 825 ribu BPH.
 
Namun Riau yang masih bergantung pada minyak bumi harus mampu mengurangi ketergantungannya pada sektor tersebut. Sebab, harga minyak masih fluktuatif dan masih bergantung pada pasar internasional. (R02/Bis)
 
Disisi lain, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Riau memperkirakan, perekonomian Riau akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,5 persen pada tahun ini.
 
"Kami mengindikasikan ekonomi Riau akan tumbuh 2,04 persen plus minus 0,5 persen, pada tahun 2016," kata Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Ismet Inono.
 
Pertumbuhan Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir
 
Memasuki Triwulan IV, kata Ismet, ekonomi Riau mengindikasikan perbaikan, dengan membaiknya kinerja berbagai indikator ekonomi setempat. Ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tersebut akan bertendensi ke arah atas, dan cenderung membaik.
 
Menurut Ismet, sumber pertumbuhan dari sisi penggunaan berasal dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta investasi yang meningkat dibandingkan Triwulan III 2016, akan mendorong capaian pertumbuhan hingga akhir tahun 2,5 persen.
 
"Kegiatan konsumsi diindikasikan mengalami perbaikan meski masih terbatas, seiring dengan terjaganya daya beli. Dan membaiknya ekspektasi konsumen, disertai meningkatnya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru 2017," kata Ismet.
 
Selain itu, juga ada harapan didorongnya percepatan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), menjelang akhir tahun penutupan buku.
 
Sementara itu, aktivitas investasi juga diperkirakan akan membaik setelah diterbitkannya beberapa ke bijakan pemerintah. Kemudian dilanjutkannya progres proyek infrastruktur strategis, yang pembangunannya dipercepat.
 
"Pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan meningkat, seiring dengan adanya pergeseran musim panen, gencarnya program pemerintah bidang intensifikasi, perluasan areal, dan sebagainya," katanya.
 
Dari sisi eksternal kinerja ekspor pada Triwulan IV 2016, dia memprediksi, akan mengalami kontraksi sebagai dampak dari ketidakpastian ekonomi global, terutama perbaikan mitra dagang yang masih terbatas, serta fluktuasi harga komoditas dunia.
 
Menurunnya kinerja industri pengilangan minyak dan gas (migas) dan batu bara, menurut dia, menjadi faktor yang menahan pertumbuhan. Antara lain dengan adanya mandatori campuran 20 persen biodiesel ke dalam bahan bakar, yang berpotensi meningkatkan penyerapan produk industri pengolahan sawit.
 
Selain itu, adanya kebijakan relaksasi loan to value ratio (LTV) atau rasio pinjaman/kredit terhadap nilai aset/properti, diharapkan mampu meningkatkan kredit perumahan rakyat, dan mendorong pertumbuhan sektor real estate. (R02/Advertorial)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index