Warga Marah, Kondisi Udara Pekanbaru Masih BERBAHAYA

Warga Marah, Kondisi Udara Pekanbaru Masih BERBAHAYA
Karlahut

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Kabut asap tidak bosan-bosannya menyelimuti Kota Pekanbaru, hingga hari, Kamis (22/10) status Indeks Pencemaran Udara (ISPU) Kota Pekanbaru menyatakan udara kota pekanbaru dengan kondisi yang BERBAHAYA dengan tingkat PM 10 yang mencapai 500.03 u gram/m3.

Dengan angka tersebut merupakan angka di atas tingkat maksimal PM10 yang hanya mencapai 300 u gram/m3.

Seperti data yang didapat dari Posko Satgas Siaga Darurat Karlahut Provinsi Riau yang dipantau oleh riausky.com, Kamis (22/10), bahwa lahan yang terbakar sejak tanggal 24 Juni hingga 21 Oktber 2015 lahan terbakar telah mencapai 5.473.75 Hektar.

Kabupaten Pelalawan merupakan penyumbang dengan jumlah lahan terbakar yang terbesar di Riau seluas lebih kurang mencapai 1.139.75 hektar.

Namun dengan kerja keras para angkatan yang tergabung dalam Satgas Siaga Darurat Karlahut, mereka telah berhasil memadamkan api yang ada di daerah Riau dengan luas pemadaman hingga 5.374.75 Hektar.

Warga Bosan dan Geram
Sementara itu warga kota pekanbaru ini merasa bosan dan geram, karena mereka menilaipemerintah kurang serius dalam menangani masalah kabut asap ini.

"Rasanya kita harus pergi meninggalkan Kota Pekanbaru ini, mencari kota yang memiliki udara yang bersih dan nyaman, yang tentunya memiliki listrik dan transpostasi udara, dan juga pemerintah yang bisa memeluk masyarakatnya atau dengan kata lain pemerintah yang bisa mencarikan solusi yang terbaik demi masyarakat yang dipimpinnya", jelas Tya (25) salah seorang karyawan Telkomsel.

Kemudian tanggapan lain datang dari Purwanto (30) salah seorang warga Marpoyan Pekanbaru, juga ikut memberikan tanggapan dan komentar yang tegas.

Asap semakin tebal tentu sangat meresahkan. Keresahan saya bukan tanpa alasan, pasalnya sudah tiga bulan lebih asap ini tidak kunjung teratasi dengan baik. Kita tau pemerintah telah berusaha menangani masalah asap ini. Namun kami warga pekanbaru merasa kinerja pemerintah masih kurang memuaskan. Solusi pemadaman api dirasa tidak tepat sasaran, hal itu dikarenakan titik api yang terparah berada di Sumsel dan sekitarnya," tegasnya.

Ditambahkan lagi oleh purwanto "Kalau kepala negara sudah tidak mampu mengurus asap ini, katakan saja kepada masyarakat agar mereka bisa memilik pemimpin yang baru, yang lebih siap menghadapi semua masalah yang timbul dan memberikan solusi yang terbaik", jelasnya.

Sementara itu, Doni (25) warga kulim juga menilai asap ini memang sudah sangat meresahkan, bencana asap ini menjadi bencana asap yang terlama penanganannya selama yang pernah ada.

"Sudah banyak warga kita yang menderita penyakit ISPA bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Semestinya presiden itu kalau tidak bisa ataupun tidak sanggup mengurus masalah di negaranya sendiri, lebih baik mundur saja dari jabatannya dan berikan kepada yang lebih baik dan mampu agar masyarakatnya tidak sengsara. Jika dilihat dari awal, masalah asap ini belum banyak perubahan yang terjadi", ucapnya.

"Untuk pelaku pembakaran lahan dan perusahaan-perusahaan yang sengaja membakar lahannya tidak pernah di tampilkan ke media seperti kasus lainnya. Ketika di Jakarta ada final piala Presiden, membuat siaga satu tetapi untuk Riau siaga berapa sekarang ini," tambahnya. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index