Kini Jadi Dubes RI untuk Myanmar, Ini Penjelasan Mantan Kapolda Riau Ito Sumardi Soal Krisis Rohingya

Kini Jadi Dubes RI untuk Myanmar, Ini Penjelasan Mantan Kapolda Riau Ito Sumardi Soal Krisis Rohingya

JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Terjadinya krisis etnis Rohingnya di Myanmar menjadi perhatian dunia dan jadi keprihatinan serius di Indonesia.

Bahkan, Duta Besar (Dubes) RI untuk Myanmar Ito Sumardi memberikan penjelasan utuh mengenai latar belakang krisis ini.

Mantan Kapolda Riau ini menulis panjang mengenai krisis Rohingnya ini. Berikut tulisan mantan Kabareskrim ini seperti dimuat detikcom, Jumat (8/9/2017).

Beberapa hari ini berita soal Rohingnya sangat mengemuka di berita Regional dan Internasional, tapi lebih ramai lagi di berita nasional dan telah berdampak banyaknya pertanyaan teman-teman di tanah air tentang Myanmar dan Rohingnya. 

Untuk itu saya sangat ingin berbagi sudut pandang dan beberapa fakta peristiwa terkait isu Rohingnya sebagai orang yang sekarang tinggal di Yangon dan pernah secara langsung mengunjungi tempat kejadian peristiwa 9 oktober 2016 termasuk pemukiman etnis Rohingnya, melakukan wawancana bersama beberapa duta besar dan Kepala perwakilan PBB di Myanmar. 

Tulisan ini merupakan highlight saja dan akan saya susun juga pembahasan per-topik selanjutnya sebagai bagian penjelasan dari tulisan pertama ini.

Sejak tahun lalu sebenarnya konflik Rohingnya di Rakhine State sudah mengemuka dan menjadi perhatian dunia internasional, ASEAN dan Negara-negara Islam (OKI). Sejak awal Tahun ini bahkan Pemerintah Myanmar telah membentuk Advisory Commission yang dipimpin oleh mantan Sekjen PBB Kofi Anan. Bahkan beberapa tahun sebelumnya (2012) juga sudah ada persoalan tentang Rohingnya sehingga Indonesia kebanjiran pengungsinya. 

Isu Rohingnya memang memang persoalan yang menahun di Myanmar yang belum terselesaikan hingga saat ini karena masalahnya sangat komplek dan tidak sesederhana yang dibayangkan masy ditanah air. Sejak persoalan kewarganegaraan dari etnis ini tidak dapat terakomodasi dengan baik dalam UU Kewarganegaraan Myanmar (Burma), Etnis Rohingnya juga terjerembab pada konflik horizontal dengan etnis Arakan yang menjadi suku mayoritas di Rakhine State, yang kemudian memuncak pada saat terjadinya kasus pemerkosaan dan pembunuhan antar dua kelompok etnis tersebut pada tahun 2012. Bahkan dalam konflik itu melibatkan tokoh agama, namun konflik itu sebenarnya juga berakar pada soal social economy, poverty dan etnisitas.

Listrik Indonesia

#Aung San Suu Kyi # Rohingya

Index

Berita Lainnya

Index